Hai Dee..
Kali pertama saya membaca novel Supernova : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, saya langsung suka dengan gaya penulisanmu. Beberapa orang mungkin tidak suka dengan caramu bercerita, namun itu kebebasan mereka kan? Manusia bebas memilih apa yang mereka sukai, dan saya memilih untuk menyukai karya-karyamu. Sama seperti ceritamu yang selalu membuat pembaca bebas menjelajahi alam imajinasi mereka.
Sebelumnya saya bertanya-tanya, akankah Dee selalu menelurkan cerita-cerita berbobot? Seperti dalam Supernova Satu, Dua dan Tiga serta pada Filosofi Kopi, kamu selalu mampu menyisipkan seuntai benang merah yang tersembunyi namun terjalin apik di dalamnya. Kamu mampu menceritakan perjalanan manusia, filosofi kehidupan dan makna berat pemahaman tujuan hidup dengan kata-kata yang sederhana dan indah. Tidak seperti banyak buku motivasi atau fiksi yang terkadang membawa angan dan impian pembaca terlalu tinggi.
Gaya ceritamu itu yang saya suka, saya anggap “membumi”.
Kemudian hadir buku berikutnya, RectoVerso, yang playlistnya masih sering saya putar sampai sekarang. Sejujurnya saya kurang puas dengan buku ini, sepertinya kamu sedang mencoba memperhalus dan menerjemahkan filosofi yang biasanya ada itu menjadi spectrum yang lebih sederhana . Tapi bagi saya penerjemahan itu kurang pas. Namun toh saya tetap suka dengan gebrakan Buku dan musik yang kamu buat menjadi satu kesatuan tersebut.
Perahu kertas adalah karyamu yang paling saya suka. Idenya sederhana, namun kamu pandai mengemas ide tersebut menjadi cerita hidup yang rumit. Karena memang hidup tidak pernah terlalu mudah bagi kita manusia. Kamu masih tetap menyisipkan filosofi kehidupan di dalamnya, namun ceritanya masih mengalun ringan dan menyenangkan. Juga tidak membosankan untuk dinikmati. Saya masih suka kutipan di dalamnya, “Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih”.
Selanjutnya, Madre, kehebohan lahirnya buku ini banyak diperbincangkan di socmed. Banyak kritik, namun banyak juga yang memuji. Namun itulah hidup, pilihannya hanya dipuji atau dicaci. Kalau saya, sejujurnya tidak puas dengan buku tipis ini. Apakah kehadirannya terlalu dipaksakan, Dee? Sebagian besar porsi halamannya diambil oleh Madre. Kenapa tidak satu buku bercerita tentang Madre? Meski saya cukup suka dengan beberapa cerpenmu yang lain, yang sebenarnya saya tahu masih berpotensi untuk kamu kembangkan lebih banyak.
Surat ini hanyalah surat biasa dari seorang pembaca karyamu. Kehadiran Partikel, kelak, saya harap akan sama berbobotnya dengan seri supernova lainnya. Tapi mungkin kamu akan lebih pandai mengemas ceritanya menjadi jalan yang tidak terlalu berat untuk dinikmati. Semoga karier dan keluargamu kedepannya senantiasa dilimpahi keberkahan, dan kebaikan. Semoga hasil karyamu kelak akan lebih banyak dinikmati orang.
Salam.
Alvina.
Dari : Alvina Kusuma Ayunintyas
Untuk : Mizan.com
Wah...ternyata ikut lomba NULIS SURAT UNTUK DEWI dee LESTARI ini aku seperti masuk kesarang harimau ya...ternyata yang Ngikut Lomba semuanya sudah kenal ama mbak dee Lestari lewat karyanya,sedang aku sendiri bingung mau nulis apa....Wahhh Tulisan ini berpotensi untuk tampil sebagai juara lho... Sukses buat adik, saya cuman angka ngikut doank....
BalasHapusterima kasiiihh... siapa tau kita sama sama Menang, Mas. kan pemenangnya lebih dari satu.. :)
BalasHapus