Rabu, 30 September 2009

-mIMpi Buki-

Aku ingin keliling dunia..

Aku pingin ke Swiss..
Mendaki Alpen hingga ke puncaknya
Membuat malaikat salju di jelajah dinginnya
Menikmati secangkir cokelat hangat di kala senja

Aku pingin ke Inggris..
Bertemu Ratu dan seisi kerajaannya
Mengikuti tradisi minum teh di sore hari
Berjalan di pinggir jembatan London
Naik ke puncak Bigbennya..
^^

Aku pingin ke Perancis
Shopping habis-habisan di sana
Dinner di bawah kaki menara Eiffel
Dan makan di kafe sudut jalan kotanya

Aku pingin ke Belanda
Panen tulip disana
Melihat bentuk damnya
Poto-poto di bawah menara kincir anginnya..
^^

Aku pingin ke Thailand
Liat Angkor Wat (duh..nuLisnya bener ga ya?)
Ketemu para biksunya
Yang katanya kaya di Tibet sana
(Oh ya, aku juga pingin ke Tibet..)

Aku pingin ke Jerman..
Ngeliat sisa puing tembok pemisahnya
Tapi yang penting..
Ketemu Klose ama si Ballack…
Hahahahhh..


Aku pingin ke Cina..
Make kimononya..
Ama Ketemu pandanya

Aku pingin ke Singapura, Jepang, Korea, India, Mesir..
Aku pingin keliling dunia..

Aku juga pingin ke Mekah-Madinah sana
Untuk menunaikan kewajibanku
Nanti..
Pada waktunya..

Aku yakin..
Kita pasti bisa keliling dunia..
Bahkan jadi astronot ke bulan sana

Hehehehhh…

-Solo-

Saat pagi-pagi Buki bermimpi
(siapa mau ikut keliling duniaaa…??)
Hahahahhh..

Selasa, 29 September 2009

-selfish4-

Angin..
Aku hanya ingin bercerita
Tentang dia, yang tak kan pernah bisa kumiliki
Tentang dia, yang bayangnya seLaLu menemani hari
Tentang dia, yang hadir di setiap mimpi


Angin..
Aku hanya ingin bercerita
Tentang dia yang tak bisa pergi
Dari sudut terdalam hati
Tentang dia, yang harusnya kurelakan kini
Karena dia telah memilih lain mimpi


Angin..
Aku ingin menangis
Aku ingin berteriak
Marah, kecewa, aku terluka
Tapi aku tak mampu berkata
Karena dia dan mimpi barunya adalah
Mereka yang sama-sama kucinta
Maka mana mungkin aku melukainya?


Angin..
Dengarkan keluh kesahku
Karena kini kau tak mungkin lagi menyampaikan rinduku
Lewat semilir angin yang menyapu keningnya
Lewat badai kecil yang singgah di kotanya
Lewat udara yang ia masukkan ke rongga dadanya

Angin..
Aku tak tahu apa lagi kini
Yang harus kukatakan..
Yang harus kulakukan..
Yang harus kuimpikan..
Yang harus kusenandungkan..
Yang harus kubayangkan..
Yang harus menerima kenyataan..

Aku tak pernah bisa membiarkannya pergi
Aku tak mau mengijinkannya pergi
Aku ingin ia tetap disini
Di sudut ruang hati ini
karena aku telah mencintainya sepenuh hati
dan ia membawa separuh jiwaku pergi



-Solo-
Dalam keremanganku, sendiri

Senin, 28 September 2009

-VMJ-

Masalah yang paling umum dihadapi manusia seusia kita adalah masalah cinta. Haduh, asli, ga ada habisnya mbahas masalah ini. Tapi aku cuman mau mbagi pengalaman aja, moga bisa jadi pelajaran tambahan bagi kamu yang lagi baca atau bagiku sendiri agar tidak jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.

Dulu, setelah sesaat aku hijrah, aku termasuk yang anti sama pacaran sebelum nikah. Pokoknya kalo mau pacaran ya nikah dulu, kalo belum siap nikah ya jangan pacaran. Begitu prinsipku. Hahahh, gak tau kenapa, mungkin karena aku kebanyakan baca buku tentang nikah dini. Jadi di kompor-komporin gitu deh..

Alkisah, (cieee..) seorang teman dekatku (cowok) temen beneran, ga lebih dan ga kurang, pacaran. Jadilah, aku dan seorang sahabat perempuanku, sepakat untuk mencoba memutuskan hubungan pacaran mereka. Hahaha, dinasihatin..ga mempan.. dikasih saran, ga mempan.. diomelin..juga ga mempan.. Disindir, sama sekali ga kena. Duh, ni cowok Bengal banget, and tebel banget deh kupingnya. Nah, gantian, kita coba dari si ceweknya, duh ternyata lebih sulit, lha wong si cewek penyanyi Band, jadinya gaul gitu deh. So..usaha kita kandas di tengah jalan. Padahal dari dua arah (cewe ama cowo) udah di nasihatin, baik sama-sama ikhwan ataupun sama akhwat majelis.

Akhirnya… timbul ide “GILA” dari kepalaku, ah..Kalo gitu, aku deketin aja tu temen cowokku biar dia putus sama ceweknya. Berhasilkah sodara-sodara??? Ternyataaaa….tidak. hahahahahahh. Jadinya malah berabe, aku ini termasuk orang yang susah jaga hati, jadinya hampir jatuh lagi ke lubang “ pacaran” diam-diam. Untungnyaaaa..Ada temen-temen yang mengingatkan, menegur, memperingatkan, sampai memarahi segala..

Masa sih kamu kaya gitu? Kamu itu kan udah tau mana yang benar dan mana yang salah, masa masih dilanggar juga??? Terus gunanya kamu ikut pengajian apa kalo kamu ga berubah???
JGEEEERRR… jadilah..naik keLas 3, saya jarang komunikasi lagi sama dia, sampai saya benar-benar menghilangkan VMJ itu dari hati saya. Dan sekarang kami sobatan Lagi…free dari virus pinky-pinky itu, hahahahh..Alhamdulillah..

Sedikit info, dia waktu itu sempet brantem sama pacarnya gara-gara aku, tapi ga putus. Eh, sekarang ternyata mereka udah putus..lama..hahahah.. Begitulah, jika Tuhan berkehendak, tak ada yang tak mungkin..

Sekarang? Saya biasa saja terhadap mereka yang pacaran sebelum menikah, maksudnya saya mengingatkan, tapi jika kemudian mereka ga mau tahu, ya sudahlah.. Saya gak akan memaksa mereka harus putus, karena biar bagaimanapun, mereka sudah tau mana yang benar dan salah. Kalo sudah begitu, mengapa harus dipikir lagi?

Ingatlah, janji Tuhan seLaLu ditepati..

“ Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas ( pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS.24:32)


-Solo-
Untuk Al..maap yaaa…saia ga sebut merk kok..^^V

Sabtu, 26 September 2009

-dunia baru-

Aku memiliki dua dunia dalam hari-hariku.

Sebuah dunia besar lengkap dengan pernak-pernik kecil dan kerumitan kehidupannya, dan satu lagi sebuah dunia mungil tempat aku menghadirkan berjuta perca kenangan dalam kehidupanku.

Aku memiliki dua dunia dalam kehidupanku, yang satu adalah dunia dimana peredaran siang dan malam, terang dan gelap telah teratur dalam pembagian waktunya, sedangkan dunia yang lainnya kegelapan dan cahaya tak pernah hadir teratur sebagaimana seharusnya.

Aku memiliki dua dunia, dimana dunia yang satu megah dengan fatamorgananya dan dunia yang lainnya adalah dunia polos sebagaimana mestinya.

Aku memiliki dua dunia, dimana dunia yang satu penuh dengan berbagai rasa yang menyelimutinya, dan dunia yang lainnya seringkali terasa hampa.

Aku memiliki dua dunia, dimana dunia yang satu penuh dengan cinta, bahagia dan rasa suka, dan dunia yang lainnya terpuruk terbenam dalam samudera air mata.

Aku memiliki dua dunia, dimana keduanya sama-sama mengisi keseharian dalam hidupku, dan keduanya adalah bagian dari rutinitas kegiatanku. Dua dunia yang seringkali berbeda, namun pada dasarnya adalah satu, sama-sama berada dalam dunia nyataku.

-Solo-
Saat aku berjalan di batas dua dunia

-pelajaran itu-

Tuhan, Kau ajarkan begitu banyak pelajaran untukku melalui mereka orang-orang terdekatku.

Kau ajarkan keikhlasan melalui sosok wanita yang melahirkanku. Kau ajarkan padaku melaluinya bagaimana caranya mengikhlaskan semua kebahagiaan yang ia punya. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana caranya mengikhlaskan semua penyakit yang dideritanya. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana caranya mempertaruhkan nyawa dengan memberikan satu kebahagiaan baru untukku dan ayahku. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana caranya mencinta tanpa perlu meminta. Mencinta tanpa perlu memaksa, mencinta dengan ikhlas menerima.

Tuhan, Kau ajarkan padaku arti kesabaran melalui ia, sosok Ayahku tersayang. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana caranya bersabar dengan kehilangan separuh jiwa miliknya untuk selamanya. Kau ajarkan padaku melaluinya bagaimana caranya bersabar ketika tanduk keluarga seluruhnya tertumpu padanya. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana caranya berkorban demi membahagiakan orang-orang terkasihnya. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana tegarnya ia, saat seluruh keluarga besar mengucilkannya. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana pahit manis sesungguhnya jalan kehidupan yang sesungguhya.

Tuhan, Kau ajarkan padaku arti kesetiaan melalui ia, sosok Mamaku. Kau ajarkan padaku melaluinya bagaimana caranya tetap setia pada ayahku, saat berbagai ujian menerpa kehidupannya. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana caranya tetap mencinta, saat banyak godaan mulai menerpa. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana besar pengorbanannya untuk setia menjaga ayahku yang sendirian di sana. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana caranya agar tetap bermimpi, tak begitu saja menyerah pada takdir dunia. Kau ajarkan padaku melaluinya, bagaimana tetap mengabdi, tulus mengabdi, walau samudera peluh senantiasa memeluknya.

Tuhan, Kau ajarkan padaku tentang pentingnya berharap dan bermimpi yang tinggi melalui garis-garis kecil liku kehidupanku. Kau ajarkan padaku bagaimana caranya untuk tidak menyerah pada kenyataan dan tetap terus berharap sesuatu yang baik akan terjadi. Kau ajarkan padaku, bagaimana caranya menghadapi sejumlah kekecewaan hati dan aku masih mampu tetap tegar berdiri. Kau ajarkan padaku bagaimana arti persahabatan itu, melalui mereka, yang datang satu demi satu ke dalam ruang kosong dalam hatiku. Kau ajarkan padaku untuk tetap menerima dengan tulus hati, sepahit apapun keadaan yang terjadi.

Dan kini Kau ajarkan kembali padaku, tentang bagaimana seharusnya menempatkan hati, tentang bagaimana sebaiknya menata ruang hati, tentang bagaimana seharusnya aku jatuh hati. Kau ajarkan padaku, kini, tentang pelajaran-pelajaran yang kau berikan melalui mereka, Bunda, Ayah, dan Mama. Dan aku tahu, jika mereka mampu melalui pelajaran itu, maka aku juga mampu melaluinya, dengan bekal tulus Cinta dan Ridlo dari-Mu, Tuhan.

Tuhan, terima kasih atas pelajaran yang sangat besar ini…

-Solo-
Saat Aku mengingat mereka, sosok indah dalam hidupku

Jumat, 25 September 2009

-Stress-

Emang sodara sodara..kalo lagi stress, maka menulis adalah hal simple yang bisa aku lakukan. Dulu aku punya diary yang setiap tahun ganti. Sekadar mencatat kejadian-kejadian penting hari itu. Tapi sekarang, jangankan menulis diary, ngejar deadline tugas aja belum selese selese..browsing jurnal malah ndownloadin lagu lagu terbaru buat nampang di MP4 ku.


Kesimpulannya, saya lagi stress


Entah kenapa, mungkin karena tugas kuliah yang banyak, ato proposal yang masih revisi melulu, atau jurnal yang susah banget dicarinya, atau deadline KD yang menggila, atau mungkin karena satu dua tiga masalah hati yang lagi mengoyak seluruh syaraf kesabaranku..Astaghfirullah..


Capeekk.. pengennya nangis, bersandar pada bahu seseorangdan menceritakan semua perasaanku. Tapi entah mengapa, aku gak bisa. Duh, repotnya punya hati, punya rasa, punya cinta…tapi kaalo ga punya itu semua ya bukan manusia. Haduh…

Pokoknya, saya lagi mau cerita, kalo saya bener bener lagi stress. Great, perasaan ini datang saat saya bener bener ga butuh. Harusnya saya konsentrasi ke tugas kuliah, dan habis sudah perkara. Tapi ternyata TIDAAAAKKKK… aku bahkan masih belum bisa menutup luka yang menganga dalam jiwa. Ada sebidang tanah di sana yang gersang, karena apa aku juga tak tahu.
Karena bencikah, rindukah, marahkah, senangkah, atau entah mengapa. Aku lelah.

LELAAAAAAAAAHHHH….

Aku hanya ingin jadi wanita biasa saja, yang hidupnya tak perlu mengalami banyak luka karena cinta. Hanya itu, lalu mengapa sulit sekali terlaksana???


-Solo-
Saat bersndar di depan jendela melihat bintang itu, membuatku teringat padamu, LAGIII..

-terima kasih, Tuhan-

Tuhan, terima kasih
Atas segala nikmat yang Kau beri padaku
Atas banyak cinta yang Kau limpahkan padaku
Air, udara, pepohonan
Langit, bintang, bulan, mentari


Tuhan, terima kasih
Telah begitu banyak yang Kau curahkan kepadaku
Tapi aku masih saja terus meminta
Aku masih saja terus memaksa
Padahal aku tahu
Kau lebih Mengetahui yang terbaik untukku


Tuhan, maaf
Atas perasaanku saat ini
Atas salahku pada mereka kini
Atas keegoisanku, atas emosiku, atas tangisku

Tuhan, bantu aku
Memilih jalan yang terbaik untuk hidupku
Karena aku tahu
Tak pernah sedetikpun Kau tinggalkanku


-Solo-
Tuhan..bantu aku, menemukan jalan yang terbaik untukku…

-belajar mengikhlaskan-

Berawal dari Rabu pagi, saat aku meminta Tuhan untuk belajar mengikhlaskan sesuatu.
Sesuatu hal yang sedemikian berartinya dalam hidupku. Dan tanpa kusadari, Tuhan mendengar doaku, dan pelajaran mengikhlaskan itu pun dimulai…

Pagi itu, jam 10.30, aku sekeluarga berniat ngumpul di tempatnya Budhe, acara silaturahmi keluarga besar dari suami. Kami memang berniat mampir dulu di tempat Ibu, sekedar makan siang dan shalat dzuhur sebelum meluncur ke Gemolong tempat acara itu diselenggarakan. Setelah Shalat Dzuhur, aku, ayah dan Oryz naik motor meluncur ke lokasi. Sebelumnya, kami berniat mampir dulu sebentar ke Toko Buah buat mbeli oleh-oleh ke sana. Jadilah niat beli semangka, setelah tawar menawar, disepakatilah tuh harga 25 ribu. Tuing, tuing, cari uang di saku kok ga ada ya. Perasaan tadi aku masukin uang 50 ribuan ke saku, lha kok yang ada malah Cuma 15 ribu..haduh..mbayar make apa nihh…terus si Ayah ngasih uang 10 ribu, jadinya pas buat mbayar tu semangka. Padahal uang di dompetnya ayah juga cuman ada 10 ribu tadi itu. Jadilah kami bertiga tak membawa uang sepeserpun.. okeh, ada receh sekitar 2 ribuan sih di kantong baju. Tapi 2 ribu mungkin ga bisa buat apa apa..ya…pembelajaran pertama : untuk mengikhlaskan uang 50 ribu yang ga tau dimana tempatnya itu…

Singkatnya, sore kita pulang dari tempat Eyang setelah silaturahmi itu usai, Oryz disanguin sepuluh ribu. Alhamdulillah, seenggaknya punya uang jaga jaga kalo ada apa apa di tengah jalan. Waduh, sampe perbatasan Karanganyar Solo, bannya bocor..haduhhh, nungguin nambal ampe satu jam-an, gek masih khawatir kalo kalo ga cukup uangnya buat mbayar tambal ban. Lhah sobeknya panjang kata si Abang tukang tambal. Pembelajaran kedua, mengikhlaskan lagi kalo kalo uangnya kurang, Allah pasti ngasih jalan…Alhamdulillah lagi, uangnya cukup buat mbayar tukang tambalnya itu. Terus, pulangnya berencana mampir dulu ke ATM buat ambil duit, lha mau beli sayur, padahal ga punya duit. Jadilah aku ambil duit dari tabungan, hehehh. Pembelajaran ketiga adalah, belajar mengikhlaskan uang tabungan yang terpaksa diambil banyak karena masih paceklik di rumah.. Tuhan Tahu, tapi menunggu…

Eh, begitu lewat depan warung makan. Ternyata udah tutup..hiks. terpaksa ga makan sayur lagi deh malam ini, Cuma bisa nggoreng tempe ama tahu di rumah nanti, pikirku ama si Ayah. Pembelajaran keempat, mengikhlaskan keadaan, lihatlah, ada banyak orang yang bahkan tak tahu harus makan dengan apa malam ini, kalo kita masih punya tahu tempe di rumah, tentu sudah jauh lebih bersyukur harusnya.

Nyampe rumah, legaa karena akhirnya bisa menikmati sebotol air es dan segera sholat Maghrib. Nggoreng-nggorengnya nanti dulu lah, Bunda mau mandi dulu, kataku sama si Ayah. Eh, begitu selese mandi, ada bungkusan gede di meja makan. Ada bancakan ternyata, haduh Alhamdulillah, sepiring nasi kuning muncung lengkap dengan lauk pauknya. Terus, karena masih penasaran, uang 50 ribuku aku cari, ternyata ketemuuu… di jaket yang satunya lagi di cantelan baju. Alhamdulillah…
Pembelajaran terbesar hari ini, mengikhlaskan sesuatu memang tak mudah, tapi selalu yakinlah bahwa dibalik itu semua ada nikmat besar yang menunggu..^^”

-Solo-
( Aku masih belajar lagi untuk dapat mengikhlaskanmu, pergi dari ruang kecil di hatiku)

Habis maem bancakan dari tetangga.

-jadi inget Surat Ar-Rahman yang batal jadi mahar nikahku..padahal dulu pingin banget di mahar-in ini-

“Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Kamis, 24 September 2009

-libur lebaran 2-

Lanjuuttt.. yaaa…

Senen paginya, Bunda bangun jam 4, packing baju sebentar, terus beres-beres rumah sambil nunggu Subuh dateng. Soalnya emang berencana berangkat pagi-pagi abis subuh. Lhah, ampe jam 6 ternyata Oryz baru bangun, jadilah kita berangkat ke Magetan jam 7 pagi. Baru 10 menit perjalanan, eh, plastic tempat oleh-olehnya Mbah Yut jatuh di jalan. Heheh, kebanyakan bawaan ni kayaknya. Lha bawa guling Moo sama Boneka Pisangnya Oryz segala siihh..^^”.

Nyampe Ngrambe dan seterusnya, mulai ngantuk ni Oryznya, akhirnya dia tertidur pulas sepanjang jalan kenangan. Perlu diketahui, ternyata gak Cuma Oryz yang terkantuk kantuk, si Bunda juga ikut ngantuk, hehehh. Jadi yaa, di kuat-kuatin deh sepanjang perjalanan sambil ngeliat Lawu dan pemandangan sawah.

Sampe Kendal, kita istirahat sebentar, leren boo, sambil minum and poto-poto. Hehehh. Terus kita berangkat lagi dan nyampe kota Magetan jam 10an. Ternyata eh ternyata, kotaku itu sudah berubaaahhh. Jalan utama yang biasanya dua arah, berubah jadi searah. Jadilah balik lagi alias muter lewat jalan laen, sampe tembusnya di sebelah Rumah sakit Magetan. Nah, ternyata ini rumah sakit juga udah di make up abis-abisan. Sekarang ada unit Gawat Darurat yang letaknya tersendiri, jadi mewah banget. Terus ngelewatin gedung DPRD yang dideket GOR itu, yang udah jadi cakep banget deh. (Dapat disimpulkan, kalo Magetanku udah tambah banyak gedung-gedung anyar plus jalannya yang bikin puyeng kepala).

Sampe di tempat Mbah Yut, kumat lagi lah si Oryz itu, nangis ga mau turundari motor. Jadinya kita jalan-jalan dulu ke area persawahan sampe mbablas ke SMP ku dulu, hehehh, bersua setelah sekian lama tak jumpa.sekaran udah cakep gedungnya, ada 2 gerbang yang menyambutku, dan ternyata digembok. Terpaksa gak bisa masuk deh, padahal dulu kayaknya terbuka untuk umum, hehehh. Udah gitu ada spanduknya bertuliskan, ‘ Rintisan Sekolah Standar Nasional’ duh, padahal yang lain udah RSBI ini masih RSSN, tapi seenggaknya ya udah ada peningkatan lah daripada dulu waktu aku masih disitu. Hehehh.

Abis itu, balik lagi ke rumah Mbah Yut, tapi terpaksa berhenti di mushola deket rumah, sambil maen sama Oryz, soalnya khawatir dia kejer lagi di rumah. Nah, singkat cerita dia diam and mau masuk rumah, terus maen di dalem rumah deh. Hehehhe..^^”. Sorenya..Oryz kebelet poopy tapi ga bisa, haduh seisi rumah ribut, akhirnya dibelikan Uty nya pepaya di kota, terus begitu disuguhin di depan Oryz tu papaya, eh, dia udah bisa poop, hehehh, aneh deh emang tu anak..Malemnya Oryz pilek, haduh, rewel, tapi jam 11 udah bisa bobok, nyenyak ampe jam 6.30 pagi. Legaaa, walau dirubung nyamuk sebagai santap malam mereka..^^”.

Besok paginya, Oryz happy banget ampe ga mauu pulang. Jadinya, jam 10 baru mau pulang deh, setelah packing beres dan pamitan ama seisi rumah. Tadinya mau mampir ke tempat Mbak Dhienta, tapi udah keburu siang, ntar kepanasan di jalan. Jadinya batal deh mampirnyah. Di jalanan, Oryz bobok nyenyak, lagi, sampe kemudian pingin leren sebentar buat poto-poto, Eh Oryz ga bangun-bangun, padahal pemandangannya bagus bangeett.. sampe jam 12, kita mampir dulu di Rumah makan Bandung yang penuhnya Bukan main, tapi untung masih dapet tempat, jadi makan siang dulu terus meneruskan perjalanan pulang ke rumaahh..hehehhh..

Sampe di Ring Road Mojosongo, 2 kiloan dari rumah. Ada rame-rame, kirain ada Razia polisi ato kecelakaan, ternyata oh ternyata.. ramenya karena banyak orang yang mau liat desa Kepuh sari. Tempat terjadinya insiden penembakan teroris nomer wahid di Indonesia, NMT.. haduuhhh, jadi tempat wisata rupanya, lha banyak mobil berderet dan ramenya minta ampuunn.. Aku ama ayah Cuma ketawa ngakak, bisa-bisanya tempat tragedy itu jadi tempat wisata..^^”.

Ga sampe 10 menit, udah nyampe rumah lagii..senengnyaa, bisa istirahat dan tidur dengan puass..

Buat makan malamnya, karena ga ada warung makan yang buka, kepaksa nggoreng gerih ama nugget, heheh, lha ga sempet masak sayur gitu dehh..

Rabu, 23 September 2009

Libur Lebaran 1

Kali ini mau cerita tentang libur Lebaran kemaren.

Dimulai hari Jum’at malem dua hari sebelum Idul Fitri, malem itu Oryz begadang sampe jam 1 malem. Karena khawatir bundanya gak bisa bangun sahur, jadilah Bunda bela-belain begadang nonton tipi ampe subuh datang. Setelah sholat subuh, Bunda terkapar tidur sampe jam 6.30 pagi. Abis itu, gak bobok lagi, beres-beres rumah sekalian packing baju sampai Oryz bangun, begitu Oryz bangun, eh, Bundanya gak boleh bobok juga, padahal nguantuk abiss…


Sabtu sore ba’da Ashar, kami pulang ke tempat Eyang di Sragen, nyampe sana, Oryz mau maen. Wah, kemajuan besar, soalnya biasanya nangis gitu deh. Happy happy ampe malem, sampe jam 10 lha kok ga ngantuk-ngantuk ni anak, jadilah jalan-jalan naek motor sampe Solo, sekalian isi bensin sebentar. Nah, sampe jam 12 dini hari kok ga bobok-bobok, jadilah kami pulang lagi ke tempat Eyang. Nah, sampe sana, si Oryz teh, mulai nangis ga diem-diem. Singkat cerita, karena kecapekan nangis, Oryz ketiduran jam 2 pagi. Dimana akhirnya Bunda lega, bisa TIDUR juga akhirnyaaaa…


Pagi-pagi jam 6an, Oryz bangun saat seisi rumah lagi siap-siap mau berangkat Sholat ‘Ied. Dengan mata sipit, karena bengkak nangis semalem. Heheh, kasian juga sih, tapi untungnya dia belum nangis lagi pagi itu. Nah, waktu pada berangkat Shalat ‘Ied, kumatlah kebiasaan Oryz yang satu itu, dia mulai nangis lagi ngeliat orang-orang yang pada mau berangkat Sholat. Akhirnya, Bunda gak bisa Sholat’Ied, lagi kali keempatnya. Hiks. Hiks..


Abis dari Sholat ‘Ied, Oryz mau main sama sepupu-sepupunya. Udah gak nangisan lagi lah, pokoknya. Ampe waktu maen ke rumah sodara, Oryz juga seneng banget. Main ama kucing, hehehh. Udah gitu, poto-poto lagi, sama tu kucing. Eh. Lagi hepi-hepinya maen, tu kucing molet terus nyakar jidatnya Oryz..hehehh.. Nangis lagi deh akhirnya si Oryz, lha ampe bedarah boo..^^”. Tapi terus ga ada 15 menit setelah berhenti nais, tu kucing melenggang kangkung di depannya Oryz, eh, bukannya trauma, Oryz malah girang..Nunjuk-nunjuk sambil tereak tereak.. Mioong..Mioong…Haduhhh, jadi pada ketawa ngakak..^_^


Lanjut yaa.. Pokoknya seharian itu, dihabiskan dengan ketawa ketiwinya Oryz, ampe jam 9 malem, kumat lagi nangisnya, kayaknya sih ngantuk. Jadilah Bundanya tata tata baju, kita go home deh.
Gak bobok tempat Eyang lagi lah, TRAUUMAAA…^^”.

Daripada dari..begadang lagi ampe jam 2, padahal besoknya itu berencana pulkam ke Magetan, motoran. Jadi harus siap betul fisiknya..hehehh..

-Solo-
hari yang melelahkan
-Lanjut episode 2 nya besok besok yaaa..-

Sabtu, 19 September 2009

-Selfish3-

Aku ingin menjadi anak kecil lagi, yang tak pernah berfikir tentang sulitnya mencintai. Yang selalu dilimpahi cinta kemanapun ia pergi, yang tak pernah tersakiti oleh satu kata bernama cinta. Yang ia tahu, cinta itu artinya bahagia, bukannya rasa duka.

Yang tak peduli bagaimana rasanya terkhianati cinta, yang tak tersakiti oleh berkali kali rasanya jatuh cinta.

Dulu, waktu Bunda masih ada, aku pernah menyukai seorang teman lelaki. Dasar emang anak kecil, kami selalu membahas cinta di tiap pembicaraan via telepon, kami berencana membangun sebuah pernikahan, bahkan tak peduli perbedaan yang jelas terpampang di hadapan kami. Ya, kami berbeda, sangat berbeda, bahkan dia juga sudah dijodohkan orangtuanya. Tapi dasar anak-anak, aku tak peduli perbedaan itu semua, yang aku tahu, aku dan dia saling mencinta. Sudah cukup.

Kami bahkan belum menginjak bangku SD kala itu, umur yang masih sangat belia, tapi aku sudah mengenal apa itu kata cinta. Ironis? Mungkin, tapi itu yang terjadi dalam hidupku, setidaknya Tuhan sudah memberi warning pada ku kala itu. Ingat, Nak, ada banyak macam Cinta di dunia yang akan kau lalui ini..

Kala itu bahkan aku sering cerita sama Bunda, bahwa aku ingin menikah dengan teman lelaki itu nanti ketika dewasa. Heranku waktu itu, Bunda hanya tersenyum sambil berkata, iyaa..nanti ya, kalo udah gede.

6 tahun berlalu, dan aku sempat berkomunikasi lagi dengannya, tak lama, hanya berbicara seperlunya saja. Masa-masa lalu itu juga tak berani aku ungkit lagi, walau masih sering mampir di ingatanku. Betapa polosnya kami waktu itu..hehehh..

Dan sekarang, aku kembali dihadapkan pada masalah yang biasa terjadi. Masalah cinta, lagi. Yang aku perlukan sebenernya berbenah hati, menata ruang yang masih ditempati someone special disana. Menatanya dan kemudian aku bingung, pintu ruang itu, haruskah ku tutup atau kubuka, sehingga ia bisa kembali kapan saja. Bahkan walau ia telah memiliki someone special lain di hatinya.

Bodoh? Mungkin..Lugu? ya, aku memang tak pernah bisa memahami apa itu cinta, bahkan sampai seumuran sekarang pun, aku masih tak paham sebenernya cinta itu apa. Kalo ia manis, mengapa sekarang aku merasa pahit sekali merasakannya? Kalo cinta itu setia, mengapa ternyata yang terjadi malah sebaliknya? Kalo ia menenangkan, mengapa yang ada sekarang hanya gundah gelisah yang tak kunjung pergi. Yang kurasakan hanya sakit yang tak tahu bagaimana cara terbaik mengobatinya. Yang aku tahu, aku terpuruk mencintainya. Dan ternyata ia perlahan beranjak meninggalkanku.

Seharusnya kalo aku mampu, aku lepaskan saja dia, lupakan dia, dan habis sudah perkara.

Tapi masalahnya, tidak..aku tak mampu melepasnya.

-keegoisan dan kebodohanku-
Solo
-Untuk teman lelakiku dulu, dimana kamu sekarang berada?-
-Dan Untuk seseorang yang kini nyata-nyata menyakitiku, sungguh, aku tak tau harus bagaimana mengahadapimu-

lebaraaannn

Waaahhh..Ramadhan hampir berlalu, besok udah Bulan baru lagi, sodara-sodara..

Cepet ya..Hmm, perlu evaluasi diri apa apa aja yang udah dilakukan di Bulan Ramadhan taun ini. Tapi bukan itu yang mau saya bahas, kalo untuk evaluasi diri, saya rasa emang penting banget, setidaknya biar tahu sudah sejauh mana persiapan kita meninggalkan Bulan yang suci ini besok.
Saya lagi mau bahas tentang fenomena mudik, hehehh.. (Maklum, orang perantauan). Kemaren sore sempet ngabuburit keliling Solo, ternyata beberapa jalan besar di Solo, banyak kendaraan luar kota, baik yang platnya H, N, L, B, kebanyakan juga AB. Kesimpulannya, ternyata emang kalo lebaran, banyak yang mudik ke Solo.hheehehh.

Beberapa temen di kampus juga banyak yang pulang ke kampuang halaman tercinta. Hehehh, ada yang nyuplik ke Sragen doank, ke Klaten, ada yang ke Wonosobo, ke Magetan (huaaahhh..aku juga pengen pulaaang..tapi bisa ga ya??..). Ada yang agak jauh dikit ke daerah Jawa Barat sana, ada yang ke Jakarta (termasuk adekku yang mudiknya malah ke ibukota..anehh..), ada yang ampe nyebrang pulo segala buat ke Lampung.

Tapi ada juga yang emang aslinya udah di Solo, jadi Lebaran nanti akan dihabiskan di Kota ini. Kalo aku? Paling-paling ga jauh banget, cuman pulang ke Sragen doank, kalo ke Magetannya, gak tau bisa apa enggak, soalnya si Ayah lagi sibuukk..hehehh.. tapi rencananya, Ortu dari Bekasi sana mau datang ke Solo habis lebaran nanti. Nganter adekku balik ke sini, skalian kangen-kangenan ama cucunya. Hehehh, (emang dasar aku ni attd..hehehhh, bukannyaa mudik ke sana, malah ortu yang maen ke sini). Lha piye noo. Lha jauh banget I, apalagi Oryznya belom tentu betah nae kereta 8 jam perjalanan..

Ya, pokoknya, buat yang mudik, ati-ati yaaa, jangan lupa buah tangannya..hehehhh.. terus buat yang ga mudik, selamat liburan yaaa…

-Solo-
Hari terakhir di Ramadhan 1430 H
JANGAN LUPAAA:
Buat yang ikut katalis, masuk pertama kita udah KD 1 lhooo..

-Oh ya, Oryz sekeluarga mengucapkan:
Taqabalallahu minna wa minkum
Maap lahir batin yaa….

Jumat, 18 September 2009

-selfish2-

Ternyata, dari dulu kau telah menyukainya
Kau ingin memilikinya
Entahlah..
Sedikit raguku di awalnya
Kini terjawab sudah dengan sempurna

Mulanya..
Aku selalu berharap kau setia
Walau aku tahu, kau hanya lelaki biasa
Yang tak cuma ingin mencinta
Yang tak hanya bisa mendamba

Mungkin aku terlalu naïf
Mungkin aku masih terlalu egois

Namun entah mengapa

Aku kini kecewa
Aku kini semakin terluka

Aku tahu, tak sepantasnya aku
Memperlakukanmu seperti ini
Menghakimimu seperti ini
Aku hanya ingin kau tahu..

Ada satu rasa yang kini berbeda

Rabu, 16 September 2009

aku

Hari ini, beberapa kejadian yang aku alami menyadarkanku, bahwa aku tak pernah bisa jadi sempurna. Jangankan sempurna, aku bahkan belum bisa menjadi sosok Alvina yang baik. Sosok Ibu yang baik, sosok Mahasiswa yang baik, dan sosok isteri yang baik.
Manusia memang tak ada yang sempurna, karena hanya Tuhan lah Yang Maha Sempurna.
Mungkin aku pernah secara tidak sengaja mendzalimi seseorang, menyakiti hati dan perasaan seseorang, baik ku sadari maupun yang ternyata luput dari pandanganku, yang terbatas karena aku juga manusia biasa. Mungkin ada beberapa pihak yang tersakiti karena keegoisanku, kesombonganku, kepribadianku, maupun perkataanku.
Tentu terbersit rasa sesal dalam hatiku, karena ternyata aku masih jauh dari pribadi Muslimah yang tangguh, yang tak pernah mengeluh, yang pribadinya selalu menyenangkan hati orang yang mengenalnya. Jauh, aku masih jauh dari kategori wanita idaman itu. Tapi toh tak ada gunanya terpuruk dalam penyesalan yang berkepanjangan. Karena ada detik-detik berikutnya yang masih harus kita jalani, masih ada kesalahan yang harus kita perbaiki, masih ada noktah yang harus disucikan.
Ampuni aku, Tuhan. Atas segala salah dan dosaku yang telah kubuat, kutoreh, kunodai hati suci yang dulu Kau berikan padaku.
Maafkan Bunda, Nak. Bunda masih belajar menjadi sosok Ibu yang sesungguhnya
Maafkan Bunda, Ayah. Bunda masih tertatih menjadi qurrota ‘ain untukmu
Maafkan aku, Sahabat. Karena aku masih belajar menjadi manusia, sama seperti kalian
Maafkan aku, Dik. Karena ternyata, Kakakmu ini masih jauh dari Kakak yang bisa kau jadikan pelabuhan sedihmu..
Dan untuk kalian, yang tanpa sengaja pernah kusakiti, yang mungkin sengaja kusakiti hati. Maaf yang sebesar-besarnya. Maafkan kebodohanku menyakiti kalian..

-Solo-
Saat ternyata kusadari, ada banyak hal yang perlu dikoreksi dari diri sendiri, sebelum kukoreksi pribadi orang lain.

Selasa, 15 September 2009

-astronot-

Udah lama ga upload tulisan lagi..hehehh..jadi kangen..

Kali ini mau bahas cita-citaku yang jadi astronot itu..

Hehehhh,,,..(jangan diketawain ya). Kalo kata seorang temen, ga boleh berangan-angan, tapi bercita-cita itu boleh. Terus ada lagi yang bilang, bercita-citalah setinggi langit. Ya, jadi cita-citaku itu ya setinggi langit juga, (kan astronot itu perginya ke langit, ga ke inti bumi).

Tadi waktu saur nonton space odyssey nya BBC. Huaa, jadi tambah pingin jadi astronot..
Bisa liat bumi, bisa menclok di planet, (kalo tadi di pilmnya, planet Pluto), bisa hinggap di komet ( yang bisa pecah sewaktu-waktu menjadi fragmen- fragmen kecil). Tapi petualangan ke angkas aluar, selalu menantang untuk dijelajahi.

Walau resiko tantangan itu terlalu ekstrim, seringnya. Sampe sampe, Cuma baru berani ngirim robot doank ke luar angkasa, kalo di dunia nyata sekarang. Resiko kematian, baik karena peluncuran dari bumi, atau saat mendarat di planet, atau saat kembali lagi ke bumi. Tentu saja semua ada resiko kematian itu, ( yang mungkin membuat memory agar kita selalu ingat mati), atau resiko pulang kembali ke bumi dengan penyakit yang aneh- aneh, mungkin kanker (karena radiasi), sampe ketidakfungsionalannya lagi otot2 tubuh, karena tidak pernah digunakan..(terutama mengecilnya kaki).

Tapi aku tetep pingin jadi astronot..

Melakukan perjalanan 2003 hari ke luar angkasa kaya di film itu, meneliti ganggang yang ditemukan di Mars, menyentuh permukaan bulan, dan aku paling pingin ke planet Venus..hehehh, padahal itu Planet panas juga, soalnya masih deket sama matahari. Yaa.. pokoknya aku pingin jadi astronot, merasakan Keagungan Tuhan dengan dapat melihat ciptaan-Nya, mencari kemunginan tempat kehidupan baru (walau ternyata ga ktemu juga ga pa pa), dengan begitu aku akan lebih dapat mensyukuri pemberian-Nya atas Bumi ini, dengan begitu aku akan lebih dapat mencintai bumi ini, yang sedang sakit, tapi terkadang aku terlalu egois untuk membantu mengobati sakitnya.


Solo
- Kapan ya, Indonesia ngirim awak ke luar angkasa...-
Hehehhh…

Senin, 14 September 2009

-Selfish-

Tuhan,
Aku tahu dia bukan milikku
Aku tahu, dia tidak tercipta untukku
Aku tahu ada haknya atas kebebasannya dariku

Tapi mengapa sulit sekali melepasnya, Tuhan?
Mengapa keikhlasan itu belum juga bisa kugenggam
Setelah bertahun-tahun mencobanya
Setelah sekian luka diakibatkannya

Aku tahu, Tuhan
Dia berhak menentukan harinya tanpa diriku
Dia berhak mencari pengganti hatiku
Dia berhak memilih yang lebih baik dariku

Tapi ketika ternyata,
Dia temukan hati yang lain itu
Dan hati itu adalah milik sahabatku
Mengapa aku masih juga terlalu egois, Tuhan?

Mengapa belum juga ku bisa merelakannya
Menutupi masa lalu itu dengan nurani yang baru
Merelakan hati itu yang telah tertambat
Di pelabuhan cinta yang lebih baik dariku

3 tahun kucoba merelakannya
3 tahun kucoba mengikhlaskannya
3 tahun kucoba melupakannya

Tapi aku masih memilikinya di hatiku
Aku masih egois mempertahankannya untuk
Menjadi belahan jiwaku

Maafkan aku Sahabat,
masih kucoba melupakannya
dan merelakan hati itu untuk kau miliki
untuk kau cintai sepenuh hati

aku masih belajar..
masih..
dan masih..
terus..
dan terus akan kucoba
mengikhlaskannya
memiliki cinta baru darimu

Jumat, 11 September 2009

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga"

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga"
-forward dari milis sebelah-

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan - alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar - benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan"

Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?"Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan coret - coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan. ...


"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari - jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."
"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang."
"Kamu suka jalan - jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi. saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. "

"Kamu selalu pegal - pegal pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."
"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."
"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna - warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".


"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."
"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. "
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu.Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu. "

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia."
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukanmengharapkan wujud tertentu.

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

Jumat, 04 September 2009

cuti

Kali ini, saya mau cuti dulu dari absent hadir di FB. Leren sebentar dari rutinitas mbersihin akuarium, manen sayur, nanem buah, miara hewan, jalan di catwalk dan nulis komentar di kiriman orang. Saya mau cuti, bukannya istirahat beneran. Gak usah sok-sokan, tapi saya mau cuti 3 hari dulu, terus seminggu, terus dua minggu, terus selanjutnya sesempetnya aja kalo online status..hehehhh. Soalnya ternyata masih ada tugas kuliah yang mulai memadati papan jadwal deadline saya di ruang keluarga.

Ada nyari jurnal, bikin makalah, presentasi, dan lain sebagainya yang hampir semua mata kuliah yang saya ambil semester ini menuntut untung segera diselesaikan. Belum lagi pembuatan proposal yang bahannya saja masih survey sana- sini, browsing ini itu, padahal ditargetkan bulan ini selesai.


Susah, tapi kata Dosen tadi pagi, ga boleh ngeluh. Sudah resiko, kalo berani nyemplung kolam air ya, harus berani basah. Padahal Cuma ambil 18 SKS, harusnya bisa lebih konsentrasi daripada temen- temen yang ambil SKS nya lumayan banyak. Harusnya bisa lebih baik dari semester kemaren, soalnya ini Cuma 18 SKS.


Bismillah, bagaimanapun juga, memang harus tetep dipenuhi kewajiban sebagai mahasiswa, sebagai Ibu, sebagai Isteri, sebagai manusia dan tentunya sebagai makhluk Tuhan.
Moga- moga aja kita diberi kemudahan di semester yang baru ini, di kurikulum yang gress ini.

Amiinn..


Solo
-Semangat....kita pasti bisaaaa-