Sabtu, 19 Juni 2010

Bintang itu..

Aku tahu malam ini tak kelabu
Karena sebuah bintang telah bertahan di langitku
Saat kegelapan menelan yang lainnya

Ketika kelam menampakkan kehebatannya
Tapi aku tahu malam ini tak kelabu

Biar bulan menyerah untuk berhenti menampakkan rautnya
Biar angin menderu dengan kencangnya
Aku tahu malam ini tetap tak kelabu

Karena malam ini ada satu bintangku di langit itu
Ada satu harapanku yang bertahan di hidupku
Ada satu rasa yang akan tetap di hatiku

Terimakasih karena kau mau bertahan bersamaku..

-Solo-
*I Love you, cinta..

Panggil saja , rasa

Sekelumit rasa, hilang

Berhenti berdetak
Berhenti bergerak

Hanyut tersapu gelombang pasang

Bersedekap di bibir pantai
Disirami bulan
Ditemani bintang

Tapi rasa itu tetap hilang

Tak mau bertahan
Tak ingin tertahan

Tergoyahkan, mungkin
Teragukan, mungkin

Dan lara yang mengajariku melepaskan
Dan luka yang menempaku menguatkan

Sebab satu rasa telah hilang
Dan kubebaskan ia pergi menghilang
Sebab dengan itu kutemukan kebebasan


-Solo-
*Temaram kota, temaram lampu, temaram malam

-Malam-

Sudah malam
Pekat merayap dalam kehampaan
Dan sepi mengheningkan dunia dalam genggaman

Sedang aku?

baiklah, aku mulai mengagumi malam
Kubiarkan dinginnya menusuk mematikan angan
Kupersilakan bintangnya menyinari menenangkan

Sedang aku perlahan mulai terpesona dengan malam

Saat di mana ada jeda antara aku dan rasa
Ada batas antara kata dan irama
Dan saat dimana aku bebas mendengarkan semesta

Ya, aku rasa malam telah menaklukan kesombonganku

Karena aku tahu, aku mulai mengharapkan malam hadir di tiap lelahku

-Solo-
*Kau diam dan akupun menikmati malam

Jumat, 04 Juni 2010

kuterjemahkan malam

Masih menggelayuti malam
Dengan sekeping pengharapan keadaan
Adakah akhirnya aku mampu memahami malam

Sedang tiap kerjap bintangnya membisikkan keraguan
Dalam tiap desiran anginnya menyampaikan ketidakpastian
Lewat sinar rembulannya mengisyaratkan kegalauan

Dan aku masih disini
Merangkai tiap isyarat yang disampaikan malam
Lewat jemari mimpi yang tak berhenti menata hati
Dengan asa yang menguatkanku akan semuanya

Adakah yang lebih berharga dari hati?
Sebab hanya dengan itu kuartikan sepi
Berjuang mematahkan ego diri
Menghapus keraguan mereka yang mungkin terlalu peduli

Yang aku butuhkan hanya malam yang terjemahkan hati
Bukan ragu atau luka yang kelak tertorehkan lagi

Oryz dan koin


Anak-anak memang kreatif, ya saya rasa setiap orang tua tahu itu. Mulai dari menciptakan permainan baru yang nyeleneh sampai berimajinasi seluas apapun kehendak mereka. Demikian pula dengan Oryz, bisa dikatakan selalu ada hal baru yang bisa dilakukan saat bermain berdua dengan dia. Jejingkrakan yang gak ada habisnya, berlarian kayak ga punya rasa lelah. ya, bgitulah, dunia anak-anak saya rasa.

Oryz sudah saya perkenalkan dengan uang koin sejak berumur 1 tahun-an, dan ada saja yang bisa dilakukan dengan uang logam itu. Untungnya dia tidak terlalu suka mengeksplore rasa sebuah barang baru alias dimakan, jadi saya tak terlalu khawatir saat dia bermain dengan koin, tapi tentu saja, selalu saya dampingi.

Biasanya itu koin dimasukkan ke celengan pribadi plus abadinya. kenapa abadi? Karena sebenarnya itu hanya celah dari lemari di ruang keluarga saya, karena muat dimasukkan dengan koin, biasanya setelah ia diberi koin, maka akan langsung dimasukkan di celah itu, dan sayangnya untuk bisa diambil lagi membutuhkan perjuangan yang cukup sulit. jadi ya dibiarkan saja daripada dikorek korek lagi. soalnya kalo dikasih celengan, sering diminta tolong untuk dibukakan lagi. Ya, itung belajar nabung, jadinya kbiasaan Oryz masukin itu koin ke lemari saya biarkan saja.

Tetapi kemarin malam, setelah saya berikan koin 500 yang besar, dia menangis keras sambil menunjuk nunjuk televisi. Awalnya saya kira dia minta saya mematikan televisi, eh begitu saya dekati itu tombol on-off tv, ternyata ada benda putih pas mengisi lubang tombolnya. Ternyata si Oryz menempatkan koin itu tepat di lubang tombol on off, dan dia mungkin agak ketakutan begitu koinnya nggak bisa diambil lagi.

Saya coba cungkil pakai peniti, gagal. Pakai jarum, lebih gagal, pakai pinset, nggak sukses. Pakai silet, nggak bisa masuk. Oke, saya menyerah, dan sampai sekarang itu koin masih bertengger dengan suksesnya di tombol on off televisi. Jadinya sekarang kalo mematikan hanya lewat remote, dan Oryz terkadang masih iseng nyungkil nyungkil itu koin, mungkin berharap bisa dikeluarin lagi.

-Solo-
*ada yang punya ide, diapain ya tu koin biar mau keluar?