Mereka bilang pagi itu menakjubkan
Saat kau tengadah
Dan langit menyapamu dengan jingga
Saat kau melangkah
Dan bumi membasuhmu dengan embun yang basah
Biar dijemput hingar bingar malam
Pagi selalu menenangkan
Seringnya selalu sepi
Hingga kau merasa pagi diperuntukkanmu sendiri
Pagi adalah tempat
Di mana kita mulai berlarian menggores hari
Di mana kita bangun dan menyandingi mimpi
Selalu ada yang istimewa pada pagi
Kelabu kabutnya
Putih awannya
Jingga langitnya
Dan kau, bagiku seperti pagi
Selalu memberikanku sesuatu untuk kudapati
Senin, 22 November 2010
indonesia
Ada yang sudah tau darimana kata indonesia itu berawal? Yaah, sejujurnya saya baru penasaran pagi ini.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, George Samuel Windsor Earl (1813-1865)l menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations . Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas,sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau").
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian.
Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia").
-wikipedia-
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, George Samuel Windsor Earl (1813-1865)l menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations . Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas,sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau").
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian.
Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia").
-wikipedia-
narcissus
Di kota Thebes hiduplah seorang peramal yang amat terkenal. Tiresias namanya. Ramalannya selalu tepat. Banyak orang datang kepadanya minta ramalan, petunjuk, dan nasihat.
Adalah peri, mempunyai anak laki-laki bernama Narsisus. Peri itu bertanya pada Tiresias, apakah anaknya dapat hidup sampai tua. Peramal itu menjawab, “Bisa, asal ia tidak pernah mengenal dirinya sendiri.”
Sampai lama sekali, ramalan itu seakan-akan tidak mempunyai arti apapun.
Ketika Narsisus berumur enam belas tahun, ia disukai oleh banyak anak muda dan dicintai oleh banyak gadis. Tetapi ia terlalu sombong, tidak mau memperhatikan orang lain.
Sekali peristiwa, ketika ia bersama teman-temannya sedang memburu seekor rusa, peri Ekho melihatnya. Ekho tidak dapat bercakap-cakap, tapi juga tidak dapat berdiam diri kalau ada orang sedang bercakap-cakap. Ia hanya dapat mengucapkan kata-kata terakhir kalimat yang diucapkan orang lain. Ini akibat kutukan Yuno. Konon Yuno sangat marah kepada Ekho, karena Ekho mengajak berbicara terlalu lama untuk mengorek keterangan apa yang sedang dilakukan oleh suami Yuno, Yupiter.
Ketika dilihatnya Narsisus berjalan-jalan di dalam rimba, Ekho jatuh cinta. Dengan sembunyi-sembunyi ia mengikuti jejak Narsisus. Betapa besar keinginannya hendak mengajak berbicara dan membisikkan kata-kata yang lembut ke telinga Narsisus. Tetapi hal itu tidak dapat dilakukannya. Ia tidak mampu berbicara terlebih dahulu. Ia hanya dapat menunggu sampai Narsisus berbicara, lalu mengikuti dengan kata-katanya sendiri.
Pada suatu ketika, Narsisus terpisah dari teman-temannya. Ia pun berseru, “Apakah ada orang di sini?”
Ekho menjawab, “Di sini!”
Narsisus melihat ke sekeliling dengan heran. “Datanglah kemari!” teriaknya.
Sahut Ekho, “Datanglah kemari!”
Sekali lagi Narsisus memandang ke sekeliling dan seorang pun tak ada yang muncul. Ia berseru lagi, “Mengapa engkau menghindari aku?” Sekali lagi kata-kata yang sama terdengar olehnya. Ia berdiri tegak dan berdiam diri, bertanya dalam hati, suara siapakah gerangan itu. Lalu ia berseru, “Mari kita bertemu di sini!”
“Bertemu di sini!” jawab Ekho, lalu keluar dari tempat persembunyiannya, menghampiri Narsisus. Ingin sekali ia berdampingan. Tetapi Narsisus lari, sambil berseru, “Jangan sentuh aku! Lebih baik aku mati sebelum engkau menyentuh aku!”
“Sebelum engkau menyentuh aku!” sahut Ekho. Dan Ekho pun tidak dapat berbicara lebih lanjut.
Cintanya ditolak. Hal itu dirasakannya sebagai penghinaan. Ia bersembunyi di hutan. Ditutupinya wajahnya yang kemerah-merahan karena malu dengan dedaunan. Kemudian ia hidup sendiri di gua-gua. Cintanya tak padam. Bahkan semakin menyala karena ditempa oleh kesedihan. Karena kurang tidur dan dirundung sedih, badannya semakin susut. Ia makin kurus. Semua zat yang mengandung air di dalam tubuhnya menguap ke udara. Hanya tinggal tulang-tulang dan suaranya. Suaranya masih tetap kedengaran. Tulang-tulangnya menurut cerita orang telah berubah menjadi batu. Ia tetap bersembunyi di hutan-hutan dan tidak pernah terlihat lagi di bukit-bukit. Namun semua orang dapat mendengar suaranya. Suaranyalah yang masih hidup.
Bukan Ekho saja yang telah dihina oleh Narsisus. Juga pemuda-pemuda temannya sendiri. Akhirnya salah seorang pemuda yang menderita karena perlakuan Narsisus, berdoa kepada dewa-dewa, “Semoga ia jatuh cinta seperti Ekho, tetapi terhadap dirinya sendiri. Dan semoga ia tidak dapat memperoleh apa yang dicintainya!” Doa itu rupanya didengar juga oleh Dewi Nemesis.
Di tengah-tengah rimba ada sebuah kolam dengan air jernih cemerlang. Tempat itu belum pernah dikunjungi oleh gembala atau ternak yang merumput di bukit-bukit. Tidak pernah ada burung yang datang ke sana. Bahkan ranting patah pun yang jatuh dari pepohonan di sekitarnya tidak pernah mengusik ketenangan permukaan air. Di sekitar kolam itu ada tanah datar berumput yang sejuk.
Datanglah Narsisus ke tempat itu. Ia senang melihat keteduhan di tempat itu, lalu berbaring di tepi kolam. Memandanglah mukanya ke permukaan air yang jernih. Tampak bayangan wajah di dalam air. Dipandangnya dengan penuh keheranan. Ia tertegun memandang mata yang cemerlang, pipi yang lembut, leher yang halus seperti gading, dan wajah yang cantik.
Ia tidak mengetahui bahwa yang dipandangnya itu bayangan wajahnya sendiri. Ia pun jatuh cinta kepada wajahnya yang rupawan itu. Dan wajah di dalam air itu pun memandang kepada Narsisus dengan sepenuh cinta kasih.
Tidak puas-puasnya ia memandang bayangan wajahnya sendiri.
Ia bangkit, merentangkan lengannya lalu berseru kepada pepohonan di sekelilingnya, “O, kalian rimba dan pepohonan! Kalian yang menyaksikan sekian banyak percintaan, adakah orang yang lebih celaka daripada aku? Aku dapat melihat, tetapi tidak dapat menyentuh apa yang aku inginkan. Seakan-akan ada lautan luas yang memisahkan kami berdua. Sebenarnya kami hanya dipisahkan oleh air kolam. Wajahnya selalu memandangku dengan cinta kasih, senantiasa membalas senyumku, bahkan ikut menangis jika aku menangis. Tetapi mengapa ia selalu menghindar dariku?”
Dipandangnya lagi bayangannya sendiri dalam air. Ketika air matanya terjatuh di air, bayangan itu tampak gemetar dan terpecah-pecah.
“Jangan tinggalkan aku!” teriak Narsisus.
Demikianlah ia merana di tepi kolam itu.
Ekho, walaupun marah kepada Narsisus, sangat sedih ketika melihatnya. Kalau Narsisus berseru, “Aduhai!”, Ekho pun mengulangi, “Aduhai!”
Sambil memandang ke permukaan air, Narsisus berkata mesra, “Selamat tinggal, wajah yang aku cintai dengan sia-sia!” Lalu Narsisus meletakkan kepalanya di atas rumput. Maut menutupi matanya yang mengagumi keindahan wajahnya sendiri.
Peri-peri di rimba dan di sungai-sungai berduka cita atas kematiannya, sedang Ekho selalu menjawab tangis peri-peri itu. Mereka menyiapkan penguburannya dengan obor-obor dan timbunan kayu bakar. Tetapi tubuh Narsisus tidak dapat ditemukan, walaupun dicari ke mana-mana. Di tempat tubuhnya terbaring, mereka mendapati sekuntum bunga. Warnanya kuning dikelilingi kelopak-kelopak berwarna putih.
Dikutip dari : Narsisus dan Cerita-Cerita Yunani Purba Lainnya II, Sunindyo, 1977, Pustaka Jaya.
Adalah peri, mempunyai anak laki-laki bernama Narsisus. Peri itu bertanya pada Tiresias, apakah anaknya dapat hidup sampai tua. Peramal itu menjawab, “Bisa, asal ia tidak pernah mengenal dirinya sendiri.”
Sampai lama sekali, ramalan itu seakan-akan tidak mempunyai arti apapun.
Ketika Narsisus berumur enam belas tahun, ia disukai oleh banyak anak muda dan dicintai oleh banyak gadis. Tetapi ia terlalu sombong, tidak mau memperhatikan orang lain.
Sekali peristiwa, ketika ia bersama teman-temannya sedang memburu seekor rusa, peri Ekho melihatnya. Ekho tidak dapat bercakap-cakap, tapi juga tidak dapat berdiam diri kalau ada orang sedang bercakap-cakap. Ia hanya dapat mengucapkan kata-kata terakhir kalimat yang diucapkan orang lain. Ini akibat kutukan Yuno. Konon Yuno sangat marah kepada Ekho, karena Ekho mengajak berbicara terlalu lama untuk mengorek keterangan apa yang sedang dilakukan oleh suami Yuno, Yupiter.
Ketika dilihatnya Narsisus berjalan-jalan di dalam rimba, Ekho jatuh cinta. Dengan sembunyi-sembunyi ia mengikuti jejak Narsisus. Betapa besar keinginannya hendak mengajak berbicara dan membisikkan kata-kata yang lembut ke telinga Narsisus. Tetapi hal itu tidak dapat dilakukannya. Ia tidak mampu berbicara terlebih dahulu. Ia hanya dapat menunggu sampai Narsisus berbicara, lalu mengikuti dengan kata-katanya sendiri.
Pada suatu ketika, Narsisus terpisah dari teman-temannya. Ia pun berseru, “Apakah ada orang di sini?”
Ekho menjawab, “Di sini!”
Narsisus melihat ke sekeliling dengan heran. “Datanglah kemari!” teriaknya.
Sahut Ekho, “Datanglah kemari!”
Sekali lagi Narsisus memandang ke sekeliling dan seorang pun tak ada yang muncul. Ia berseru lagi, “Mengapa engkau menghindari aku?” Sekali lagi kata-kata yang sama terdengar olehnya. Ia berdiri tegak dan berdiam diri, bertanya dalam hati, suara siapakah gerangan itu. Lalu ia berseru, “Mari kita bertemu di sini!”
“Bertemu di sini!” jawab Ekho, lalu keluar dari tempat persembunyiannya, menghampiri Narsisus. Ingin sekali ia berdampingan. Tetapi Narsisus lari, sambil berseru, “Jangan sentuh aku! Lebih baik aku mati sebelum engkau menyentuh aku!”
“Sebelum engkau menyentuh aku!” sahut Ekho. Dan Ekho pun tidak dapat berbicara lebih lanjut.
Cintanya ditolak. Hal itu dirasakannya sebagai penghinaan. Ia bersembunyi di hutan. Ditutupinya wajahnya yang kemerah-merahan karena malu dengan dedaunan. Kemudian ia hidup sendiri di gua-gua. Cintanya tak padam. Bahkan semakin menyala karena ditempa oleh kesedihan. Karena kurang tidur dan dirundung sedih, badannya semakin susut. Ia makin kurus. Semua zat yang mengandung air di dalam tubuhnya menguap ke udara. Hanya tinggal tulang-tulang dan suaranya. Suaranya masih tetap kedengaran. Tulang-tulangnya menurut cerita orang telah berubah menjadi batu. Ia tetap bersembunyi di hutan-hutan dan tidak pernah terlihat lagi di bukit-bukit. Namun semua orang dapat mendengar suaranya. Suaranyalah yang masih hidup.
Bukan Ekho saja yang telah dihina oleh Narsisus. Juga pemuda-pemuda temannya sendiri. Akhirnya salah seorang pemuda yang menderita karena perlakuan Narsisus, berdoa kepada dewa-dewa, “Semoga ia jatuh cinta seperti Ekho, tetapi terhadap dirinya sendiri. Dan semoga ia tidak dapat memperoleh apa yang dicintainya!” Doa itu rupanya didengar juga oleh Dewi Nemesis.
Di tengah-tengah rimba ada sebuah kolam dengan air jernih cemerlang. Tempat itu belum pernah dikunjungi oleh gembala atau ternak yang merumput di bukit-bukit. Tidak pernah ada burung yang datang ke sana. Bahkan ranting patah pun yang jatuh dari pepohonan di sekitarnya tidak pernah mengusik ketenangan permukaan air. Di sekitar kolam itu ada tanah datar berumput yang sejuk.
Datanglah Narsisus ke tempat itu. Ia senang melihat keteduhan di tempat itu, lalu berbaring di tepi kolam. Memandanglah mukanya ke permukaan air yang jernih. Tampak bayangan wajah di dalam air. Dipandangnya dengan penuh keheranan. Ia tertegun memandang mata yang cemerlang, pipi yang lembut, leher yang halus seperti gading, dan wajah yang cantik.
Ia tidak mengetahui bahwa yang dipandangnya itu bayangan wajahnya sendiri. Ia pun jatuh cinta kepada wajahnya yang rupawan itu. Dan wajah di dalam air itu pun memandang kepada Narsisus dengan sepenuh cinta kasih.
Tidak puas-puasnya ia memandang bayangan wajahnya sendiri.
Ia bangkit, merentangkan lengannya lalu berseru kepada pepohonan di sekelilingnya, “O, kalian rimba dan pepohonan! Kalian yang menyaksikan sekian banyak percintaan, adakah orang yang lebih celaka daripada aku? Aku dapat melihat, tetapi tidak dapat menyentuh apa yang aku inginkan. Seakan-akan ada lautan luas yang memisahkan kami berdua. Sebenarnya kami hanya dipisahkan oleh air kolam. Wajahnya selalu memandangku dengan cinta kasih, senantiasa membalas senyumku, bahkan ikut menangis jika aku menangis. Tetapi mengapa ia selalu menghindar dariku?”
Dipandangnya lagi bayangannya sendiri dalam air. Ketika air matanya terjatuh di air, bayangan itu tampak gemetar dan terpecah-pecah.
“Jangan tinggalkan aku!” teriak Narsisus.
Demikianlah ia merana di tepi kolam itu.
Ekho, walaupun marah kepada Narsisus, sangat sedih ketika melihatnya. Kalau Narsisus berseru, “Aduhai!”, Ekho pun mengulangi, “Aduhai!”
Sambil memandang ke permukaan air, Narsisus berkata mesra, “Selamat tinggal, wajah yang aku cintai dengan sia-sia!” Lalu Narsisus meletakkan kepalanya di atas rumput. Maut menutupi matanya yang mengagumi keindahan wajahnya sendiri.
Peri-peri di rimba dan di sungai-sungai berduka cita atas kematiannya, sedang Ekho selalu menjawab tangis peri-peri itu. Mereka menyiapkan penguburannya dengan obor-obor dan timbunan kayu bakar. Tetapi tubuh Narsisus tidak dapat ditemukan, walaupun dicari ke mana-mana. Di tempat tubuhnya terbaring, mereka mendapati sekuntum bunga. Warnanya kuning dikelilingi kelopak-kelopak berwarna putih.
Dikutip dari : Narsisus dan Cerita-Cerita Yunani Purba Lainnya II, Sunindyo, 1977, Pustaka Jaya.
Efek Pauli
Sore ini, hujan yang turun sedari siang telah menyisakan butir-butir gerimis di tepian tanah. Harumnya menguar ke udara, harum yang aku suka seperti damai yang tersebar ke mana-mana. Langit masih berwarna jingga, matahari sudah sampai di peraduannya. Seperti biasa aku dan Kim duduk-duduk di beranda rumah menikmati suasana senja. Biasanya kami saling bertukar cerita tentang kejadian yang kami lihat, alami, amati yang terjadi seharian ini.
Tadi Kim sudah bercerita bahwa hari ini dia menghadapi dosen yang menghabisi tugas research individunya. Tumben, pikirku karena biasanya dia selalu dipuji dosen-dosen mata kuliahnya tapi kali ini akhirnya ada juga dosen yang benar-benar mengimbangi pola pikirnya yang kadang berani. Kim bercerita bahwa dosen seperti inilah yang ia tunggu-tunggu, yang mampu melihat dengan benar dan tidak asal mengiyakan saja pendapat-pendapatnya. Besok ia akan menemui dosen ini lagi, sehingga malam ini tugas research itu harus selesai ia benahi kembali.
Lalu Kim bertanya dengan hariku yang kuhabiskan di laboratorium seharian ini.
” Gimana dengan harimu, Mel ? ”
”Aku? Hari ini spektrofotometer yang akan kupakai rusak. ”, kataku dengan mulut mengerucut.
”Lagi ? Oh Ya ampun, Mel. Terus bagaimana ?”, tanya Kim.
” Akhirnya aku terpaksa pergi menganalisa ke departement pusat, tinggal di sana satu-satunya spektrofotometer yang tersisa. ”, aku memaksakan satu senyum padanya. ”Hahahaha, kau tahu , Mel. Kau mirip sekali dengan Pauli, Wolfgang Pauli. Kau tentunya tahu siapa dia kan ? ”, Kim tertawa.
” Ya, Penemu asas Pauli itu, kan? Tentu saja aku tahu, Kim. Hari-hariku dihabiskan untuk mengikuti aturan elektron yang satu itu. ”, jawabku.
”Eh, memangnya ada apa dengan Pauli ? ”, aku jadi penasaran dan menanyakannya kepada Kim.
”Yang aku ingat, Ketika ada Pauli di suatu tempat maka akan selalu ada alat rusak di sekitarnya. Kurang lebih seperti itulah, sebentar aku ambilkan bukunya. ”, Kim beranjak masuk ke dalam rumah.
Selang beberapa menit kemudian, ia keluar sambil membawa satu buku tipis dan menjinjing tas netbooknya. Saat itu aku tahu, ini pasti benar-benar ada, karena kalau Kim hanya bercanda, dia tidak akan mengeluarkan netbook berharganya itu ke teras rumah.
Buku itu berjudul ”Teori Kuantum For Beginner”, buku yang sudah aku beli dari dulu sekali tapi baru aku buka separuhnya. Aku yakin pasti malah Kim yang sudah selesai membaca hampir semua buku yang ada di rumah ini, termasuk buku-buku kuliah ekonomi miliknya yang dari tebalnya saja sudah menghilangkan minatku untuk membacanya.
” Ini, buka dan bacalah lagi. Sementara itu, aku coba carikan di dunia maya tentang efek pauli itu apa. ”, ia menyerahkan buku Teori Kuantum itu kepadaku lalu membuka netbook dan mulai asyik browsing di layar mungilnya.
” Ini, lihatlah. ”, katanya menunjukkan layar netbooknya sebelum aku selesai membaca tentang Pauli di buku yang kupegang.
Wolfgang Pauli adalah salah satu raksasa Fisika Kuantum yang kita kenal dari SMA dengan Prinsip Pauli-nya. Mungkin kita juga perlu mengenal Prinsip Pauli kedua yang diamati banyak orang di sekitarnya atau lebih dikenal dengan Efek Pauli , yaitu setiap pendekatan oleh Pauli akan mengakibatkan kerusakan pada perangkat di sekitarnya.
- Bahkan konon ledakan yang menghancurkan Departemen Fisika Universitas Bern terjadi waktu kereta yang dinaiki Pauli ke rumahnya di Zurich melewati Bern.
- Fisikawan Casimir bercerita tentang sebuah paparan fisika oleh fisikawan Heitler tentang ikatan homopolar. Pauli tampak menahan kesabaran waktu mendengarkannya. Waktu boleh memberi komentar, Pauli langsung maju. Heitler duduk di sebuah kursi di ujung Podium. Pauli mulai menyerang, “Pada jarak jauh, teori ini salah akibat adanya daya tarik Waals. Pada jarak dekat, kita tahu, jelas-jelas salah juga.” Lalu ia berjalan sambil terus mendekati Heitler. “Namun ada yang memberi pernyataan bahwa sesuatu yang salah baik pada jarak jauh maupun pada jarak dekat, mungkin bisa secara kuantitatif benar pada jarak menengah.” Sekarang ia sudah dekat pada Heitler. Heitler memundurkan kursinya, yang tiba-tiba saja punggungnya patah dan membuat Heitler terjatuh. George Gamow yang juga hadir langsung berteriak, “Efek Pauli!”
- Karena ketakutan akan efek Pauli, seorang fisikawan eksperimental Otto Stern melarang Pauli ada di laboratoriumnya di Hamburg meskipun mereka bersahabat.
- Sebuah alat ukur mahal, tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba berhenti bekerja, walaupun Pauli ternyata tidak ada. James Franck , direktur lembaga ini melaporkan kejadian kepada rekannya Pauli di Zürich dengan pernyataan lucu bahwa setidaknya saat ini Pauli tidak bersalah. Namun, ternyata Pauli berada dalam perjalanan kereta api ke Kopenhagen dan sedang berganti kereta di stasiun kereta api Göttingen pada saat alat itu tiba-tiba berhenti bekerja.
- Pada tahun 1934, Pauli melihat kegagalan dari mobilnya selama tur bulan madu dengan istri keduanya sebagai bukti efek Pauli yang nyata karena terjadi tanpa penyebab eksternal yang jelas.
Efek Pauli, jika itu nyata, akan diklasifikasikan sebagai fenomena makro-psykokinetik.
” Bagaimana ? ”, tanya Kim kepadaku.
Aku masih setengah menahan tawa, bagaimana mungkin seseorang bisa dikait-kaitkan dengan alat rusak.
”Aku.. hahaha.. Aku tak akan percaya kalau tak mengalaminya sendiri. Ya, setidaknya Pauli menjadi seorang ahli teori yang sangat terkenal dan diakui di dunia keilmiahan. Meskipun ternyata dia cukup tidak bersahabat dengan alat-alat eksperimental. ”, Aku tertawa terbahak-bahak.
” Coba kau bandingakn dengan dirimu itu, sudah berapa alat yang tiba-tiba saja rusak ketika kau akan memakainya ? ”, Kim bertanya kepadaku.
”Ya, baru 5 buah sih, tapi itu kesemuanya alat analisis yang mahal. Kalau untuk alat-alat kecil dan sederhana aku tidak begitu mengingatnya. ” , jawabku.
” Ya, aku rasa kau punya kemiripan dengan Pauli . ”, Kim tersenyum sambil menutup netbooknya.
”Asal yang mirip yang baik-baik aja sih, nggak masalah. Ya, setidaknya aku tahu bahwa dari jaman dulu sudah ada seorang scientist yang selalu bermasalah dengan alat. Meski akhirnya dia tetap menjadi ahli yang terkenal. ”, aku menutup bukuku dan mengajak Kim masuk ke dalam rumah.
Di luar rumah, hujan telah berhenti dan malam telah turun sempurna memperlihatkan keanggunannya.
-Solo-
Thanks to my husband atas Info Paulinya
^^
Tadi Kim sudah bercerita bahwa hari ini dia menghadapi dosen yang menghabisi tugas research individunya. Tumben, pikirku karena biasanya dia selalu dipuji dosen-dosen mata kuliahnya tapi kali ini akhirnya ada juga dosen yang benar-benar mengimbangi pola pikirnya yang kadang berani. Kim bercerita bahwa dosen seperti inilah yang ia tunggu-tunggu, yang mampu melihat dengan benar dan tidak asal mengiyakan saja pendapat-pendapatnya. Besok ia akan menemui dosen ini lagi, sehingga malam ini tugas research itu harus selesai ia benahi kembali.
Lalu Kim bertanya dengan hariku yang kuhabiskan di laboratorium seharian ini.
” Gimana dengan harimu, Mel ? ”
”Aku? Hari ini spektrofotometer yang akan kupakai rusak. ”, kataku dengan mulut mengerucut.
”Lagi ? Oh Ya ampun, Mel. Terus bagaimana ?”, tanya Kim.
” Akhirnya aku terpaksa pergi menganalisa ke departement pusat, tinggal di sana satu-satunya spektrofotometer yang tersisa. ”, aku memaksakan satu senyum padanya. ”Hahahaha, kau tahu , Mel. Kau mirip sekali dengan Pauli, Wolfgang Pauli. Kau tentunya tahu siapa dia kan ? ”, Kim tertawa.
” Ya, Penemu asas Pauli itu, kan? Tentu saja aku tahu, Kim. Hari-hariku dihabiskan untuk mengikuti aturan elektron yang satu itu. ”, jawabku.
”Eh, memangnya ada apa dengan Pauli ? ”, aku jadi penasaran dan menanyakannya kepada Kim.
”Yang aku ingat, Ketika ada Pauli di suatu tempat maka akan selalu ada alat rusak di sekitarnya. Kurang lebih seperti itulah, sebentar aku ambilkan bukunya. ”, Kim beranjak masuk ke dalam rumah.
Selang beberapa menit kemudian, ia keluar sambil membawa satu buku tipis dan menjinjing tas netbooknya. Saat itu aku tahu, ini pasti benar-benar ada, karena kalau Kim hanya bercanda, dia tidak akan mengeluarkan netbook berharganya itu ke teras rumah.
Buku itu berjudul ”Teori Kuantum For Beginner”, buku yang sudah aku beli dari dulu sekali tapi baru aku buka separuhnya. Aku yakin pasti malah Kim yang sudah selesai membaca hampir semua buku yang ada di rumah ini, termasuk buku-buku kuliah ekonomi miliknya yang dari tebalnya saja sudah menghilangkan minatku untuk membacanya.
” Ini, buka dan bacalah lagi. Sementara itu, aku coba carikan di dunia maya tentang efek pauli itu apa. ”, ia menyerahkan buku Teori Kuantum itu kepadaku lalu membuka netbook dan mulai asyik browsing di layar mungilnya.
” Ini, lihatlah. ”, katanya menunjukkan layar netbooknya sebelum aku selesai membaca tentang Pauli di buku yang kupegang.
Wolfgang Pauli adalah salah satu raksasa Fisika Kuantum yang kita kenal dari SMA dengan Prinsip Pauli-nya. Mungkin kita juga perlu mengenal Prinsip Pauli kedua yang diamati banyak orang di sekitarnya atau lebih dikenal dengan Efek Pauli , yaitu setiap pendekatan oleh Pauli akan mengakibatkan kerusakan pada perangkat di sekitarnya.
- Bahkan konon ledakan yang menghancurkan Departemen Fisika Universitas Bern terjadi waktu kereta yang dinaiki Pauli ke rumahnya di Zurich melewati Bern.
- Fisikawan Casimir bercerita tentang sebuah paparan fisika oleh fisikawan Heitler tentang ikatan homopolar. Pauli tampak menahan kesabaran waktu mendengarkannya. Waktu boleh memberi komentar, Pauli langsung maju. Heitler duduk di sebuah kursi di ujung Podium. Pauli mulai menyerang, “Pada jarak jauh, teori ini salah akibat adanya daya tarik Waals. Pada jarak dekat, kita tahu, jelas-jelas salah juga.” Lalu ia berjalan sambil terus mendekati Heitler. “Namun ada yang memberi pernyataan bahwa sesuatu yang salah baik pada jarak jauh maupun pada jarak dekat, mungkin bisa secara kuantitatif benar pada jarak menengah.” Sekarang ia sudah dekat pada Heitler. Heitler memundurkan kursinya, yang tiba-tiba saja punggungnya patah dan membuat Heitler terjatuh. George Gamow yang juga hadir langsung berteriak, “Efek Pauli!”
- Karena ketakutan akan efek Pauli, seorang fisikawan eksperimental Otto Stern melarang Pauli ada di laboratoriumnya di Hamburg meskipun mereka bersahabat.
- Sebuah alat ukur mahal, tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba berhenti bekerja, walaupun Pauli ternyata tidak ada. James Franck , direktur lembaga ini melaporkan kejadian kepada rekannya Pauli di Zürich dengan pernyataan lucu bahwa setidaknya saat ini Pauli tidak bersalah. Namun, ternyata Pauli berada dalam perjalanan kereta api ke Kopenhagen dan sedang berganti kereta di stasiun kereta api Göttingen pada saat alat itu tiba-tiba berhenti bekerja.
- Pada tahun 1934, Pauli melihat kegagalan dari mobilnya selama tur bulan madu dengan istri keduanya sebagai bukti efek Pauli yang nyata karena terjadi tanpa penyebab eksternal yang jelas.
Efek Pauli, jika itu nyata, akan diklasifikasikan sebagai fenomena makro-psykokinetik.
” Bagaimana ? ”, tanya Kim kepadaku.
Aku masih setengah menahan tawa, bagaimana mungkin seseorang bisa dikait-kaitkan dengan alat rusak.
”Aku.. hahaha.. Aku tak akan percaya kalau tak mengalaminya sendiri. Ya, setidaknya Pauli menjadi seorang ahli teori yang sangat terkenal dan diakui di dunia keilmiahan. Meskipun ternyata dia cukup tidak bersahabat dengan alat-alat eksperimental. ”, Aku tertawa terbahak-bahak.
” Coba kau bandingakn dengan dirimu itu, sudah berapa alat yang tiba-tiba saja rusak ketika kau akan memakainya ? ”, Kim bertanya kepadaku.
”Ya, baru 5 buah sih, tapi itu kesemuanya alat analisis yang mahal. Kalau untuk alat-alat kecil dan sederhana aku tidak begitu mengingatnya. ” , jawabku.
” Ya, aku rasa kau punya kemiripan dengan Pauli . ”, Kim tersenyum sambil menutup netbooknya.
”Asal yang mirip yang baik-baik aja sih, nggak masalah. Ya, setidaknya aku tahu bahwa dari jaman dulu sudah ada seorang scientist yang selalu bermasalah dengan alat. Meski akhirnya dia tetap menjadi ahli yang terkenal. ”, aku menutup bukuku dan mengajak Kim masuk ke dalam rumah.
Di luar rumah, hujan telah berhenti dan malam telah turun sempurna memperlihatkan keanggunannya.
-Solo-
Thanks to my husband atas Info Paulinya
^^
i am -hillary duff-
I'm an angel, I'm a devil
I am sometimes in between
I'm as bad it can get
And good as it can be
Sometimes I'm a million colors
Sometimes I'm black and white
I am all extremes
Try figure me out you never can
There's so many things I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
I'm someone filled with self-belief
And haunted by self-doubt
I've got all the answers
I've got nothing figured out
I like to be by myself
I hate to be alone
I'm up and I am down
But that's part of the thrill
Part of the plan
Part of all of the things I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
I'm a million contradictions
Sometimes I make no sense
Sometimes I'm perfect
Sometimes I'm a mess
Sometimes I'm not sure who I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
Of all the things I am
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
Of all the things I am
I am sometimes in between
I'm as bad it can get
And good as it can be
Sometimes I'm a million colors
Sometimes I'm black and white
I am all extremes
Try figure me out you never can
There's so many things I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
I'm someone filled with self-belief
And haunted by self-doubt
I've got all the answers
I've got nothing figured out
I like to be by myself
I hate to be alone
I'm up and I am down
But that's part of the thrill
Part of the plan
Part of all of the things I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
I'm a million contradictions
Sometimes I make no sense
Sometimes I'm perfect
Sometimes I'm a mess
Sometimes I'm not sure who I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
I am special
I am beautiful
I am wonderful
And powerful
Unstoppable
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
Of all the things I am
Sometimes I'm miserable
Sometimes I'm pitiful
But that's so typical of all the things I am
Of all the things I am
Selasa, 21 September 2010
Into the universe : Time travel
Dimensi Keempat
Waktu adalah dimensi, sama seperti lebar, panjang, dan luas.
"Di film-film seringkali menampilkan mesin yang mahal dan boros energi. Mesin itu membuat jalan menembus dimensi keempat, sebuah lorong melewati waktu. Seorang penjelajah waktu, seorang yang berani, mungkin juga orang yang gila-gilaan, disiapkan untuk sesuatu yang tidak diduga, melangka kedalam lorong waktu dan muncul di waktu yang tidak diketahui. Konsep itu mungkin sangat jauh, dan kenyataannya mungkin sangat berbeda dari ini, tapi idenya sendiri tidak begitu gila," tulis Hawking.
Hukum fisika sebenarnya mengakomodasi gagasan perjalanan waktu, melalui portal yang disebut lubang cacing
"Yang sebenarnya adalah lubang cacing ada di sekeliling kita, hanya saja mereka terlalu kecil untuk dilihat. Mereka terdapat di sela-sela ruang dan waktu," tulis Hawking. "Tidak ada yang datar dan padat. Jika kau lihat cukup dekat pada apapun kau akan menemukan lubang-lubang dan kerutan-kerutan didalamnya. Itu adalah prinsip dasar fisika, dan itu juga berlaku pada waktu. Bahkan sesuatu yang semulus bola pantai memiliki celah-celah kecil, kerutan dan lubang-lubang."
Busa quantum dan lubang cacing-lubang cacing kecil
"Dibawah skala terkecil, lebih kecil dari molekul, lebih kecil dari atom, kita sampai pada sebuah tempat yang disebut busa kuantum. Ini adalah dimana lubang cacing berada. Lorong-lorong kecil atau jalan pintas melewati ruang dan waktu terbentuk secara konstan, menghilang, dan terbentuk kembali dalam dunia quantum ini. Dan mereka sebenarnya menghubungkan dua tempat yang berbeda dan dua waktu yang berbeda."
Lorong-lorong itu, sayangnya, terlalu kecil untuk dilalui orang - besarnya hanya satu pertriliun-triliun centimeter - tapi ahli-ahli fisika percaya bahwa mungkin saja untuk menangkap sebuah lubang cacing dan membuatnya menjadi cukup besar untuk orang, atau kapal angkasa, untuk masuk, tulis Hawking.
"Secara teori, sebuah lorong waktu atau lubang hitam bisa melakukan lebih dari membawa kita ke planet lain. Jika kedua ujungnya berada di tempat yang sama, dan terpisah oleh waktu dan bukannya jarak, sebuah kapal bisa terbang kedalam dan muncul masih di sekitar Bumi, tapi di masa lalu. Mungkin dinosaurus akan menyaksikan kapal muncul untuk mendarat," tulis Hawking.
Tapi pada akhirnya, para ilmuwan menemukan bahwa hanya perjalanan ke masa depan yang mungkin, sebagaimana hukum alam akan membuat perjalanan ke masa lalu mustahil karena hubungan antara sebab dan akibat berubah. Misalnya, jika kau bisa pergi ke masa lalu dan melakukan sesuatu yang mencegahmu lahir, bagaimana kau bisa hidup di masa depan untuk kembali ke masa kini?
Waktu seperti aliran sungai
Hawking mencurigai sinyal balik radiasi akan mematikan semua lubang cacing yang para ilmuwan coba kembangkan ke ukuran - membuat mereka berguna untuk perjalanan waktu yang sesungguhnya- yang bisa digunakan. Tapi ada cara lain: menavigasi variabel dari sungai waktu.
"Waktu mengalir seperti sungai dan tampaknya setiap dari kita terbawa arus waktu masa kini. Tapi waktu seperti sungai dengan cara lainnya. Dia mengalir pada kecepatan yang berbeda di tempat-tempat yang berbeda, dan itulah kunci perjalanan ke masa depan," tulis Hawking.
Albert Einstein pertama kali memperkenalkan ide ini 100 tahun yang lalu bahwa seharusnya ada tempat-tempat dimana waktu berjalan lebih lambat, dan tempat-tempat lain yang berjalan lebih cepat, catat Hawking. "Dia benar."
Buktinya, kata Hawking, ada pada jaringan satelit GPS (Global Positioning System), yang sebagai tambahan merupakan alat bantu kita bernavigasi di Bumi, mengungkapkan bahwa waktu lebih cepat daripada ruang.
"Didalam tiap pesawat angkasa ada jam yang tepat. Tapi tidak begitu akurat, karena mereka bertambah sekitar tiga per triliunan detik setiap hari. Sistem itu pun harus mengkoreksi penyimpangan itu, menyebabkan setiap perangkat GPS di Bumi melenceng sekitar enam mil sehari," tulis Hawking.
Jam itu tidak salah - adalah tarikan Bumi yang harus disalahkan.
"Einstein menyadari bahwa material menarik waktu dan melambatkannya seperti arus pelan pada sungai. Semakin berat objeknya, makin ia menarik waktu," tulis Hawking. "Dan kenyataan yang mengejutkan ini adalah apa yang membuka pintu kemungkinan perjalanan waktu ke masa depan."
Lubang hitam dan terbang dengan kecepatan cahaya
Kunci perjalanan waktu adalah lubang hitam, objek yang sangat padat sehingga bahkan cahaya pun tidak dapat lolos dari tarikan gravitasinya.
"Sebuah lubang hitam ... memiliki efek yang dramatis pada waktu, melambatkannya lebih dari apapun di galaksi. Itu membuatnya sebuah mesin waktu alami," tulis Hawking.
Begini cara kerjanya:
Bayangkan sebuah kapal angkasa mengorbit lubang hitam raksasa pada pusat galaksi Bimasakti, 26,000 tahun cahaya jauhnya. Dari Bumi, itu akan terlihat seperti kapal yang membuat satu orbit setiap 16 menit, tulis Hawking.
"Tapi bagi orang-orang di dalamnya, semakin dekat ke lubang hitam ini, waktu melambat," tulisnya. "Untuk setiap 16 menit orbit, mereka hanya mengalami delapan menit."
Jika mereka memutarinya selama lima tahun, waktu lokal, sepuluh tahun mungkin telah berlalu di Bumi.
Skenario ini tidak menghasilkan paradoks yang melekat pada perjalanan lubang cacing, tapi ini masih tidak praktis, Hawking mengakui.
Tapi ada satu kemungkinan lagi: pergi dengan kecepatan super.
"Ini mungkin fakta aneh lain tentang jagat raya," tulis Hawking - batas kecepatan kosmik: 186,000 mil per detik, atau setara dengan kecepatan cahaya.
"Tidak ada yang bisa bergerak secepat itu. Itu adalah salah satu prinsip terbaik yang pernah diterbitkan dalam sains," tulis Hawking, tapi "percaya atau tidak, bepergian pada kecepatan mendekati kecepatan cahaya bisa mengantarmu ke masa depan."
"Bayangkan sebuah jalur yang mengelilingi bumi, sebuah jalur untuk kereta super cepat. Didalamnya adalah para penumpang dengan tiket satu arah ke masa depan. Kereta itu mulai berakselarasi, semakin cepat dan semakin cepat. Dengan segera ia mengelilingi Bumi berkali-kali.
"Untuk mencapai kecepatan cahaya berarti mengelilingi Bumi tujuh kali per detik. Tapi tidak masalah seberapa energi yang dimiliki kereta itu, bisa saja ia tidak akan bisa mendekati kecepatan cahaya, karena hukum fisika melarangnya.
"Alih-alih, katakanlah mendekati," tulis Hawking. "Sesuatu yang luarbiasa terjadi: Waktu mulai mengalir dengan lambat didalam kereta dibandingkan dunia di luarnya, seperti berada dekat lubang hitam, hanya saja lebih lagi. Segalanya di kereta itu bergerak dalam slow motion."
Proteksi kecepatan cahaya
Ini terjadi untuk melindungi batas kecepatan kosmik, kata Hawking. Inilah alasannya:
Katakanlah ada seorang anak yang berlari ke depan kereta itu. "Kecepatan lajunya ditambahkan dengan kecepatan kereta, jadi tak bisakah dia mengubah batas kecepatan itu hanya dengan tak disengaja? Jawabannya tidak," tulis Hawking. "Hukum alam mencegah kemungkinannya dengan melambatkan waktu di dalam kereta. Sekarang dia tidak bisa berlari cukup cepat untuk menembus batasnya. Waktu akan selalu melambat cukup untuk melindungi batas kecepatan."
Ini adalah esensi dari mengapa perjalanan waktu ke masa depan adalah memungkinkan.
"Bayangkan bahwa kereta itu pergi dari stasiun pada 1 Januari 2050. Dia memutari Bumi berkali-kali selama 100 tahun sebelum akhirnya berhenti di tahun baru 2150. Para penumpang akan hidup satu minggu karena waktu melambat sebanyak itu juga didalam kereta. Ketika mereka keluar mereka akan menemukan dunia yang berbeda dari dunia yang mereka tinggalkan. Dalam satu minggu mereka sudah bepergian ke 100 tahun di masa depan," tulis Hawking.
Saat ini, gerakan tercepat di Bumi berada pada lorong melingkar akselerator partikel terbesar di dunia di CERN, di Genewa.
"Ketika energi dinyalakan (partikel) berakselerasi dari nol ke 60,000 mph dalam satu fraksi dari satu detik. Meningkatkan energi dan partikel-partikel bergerak lebih cepat dan lebih cepat, sampai mereka memutari lorong itu 11,000 kali per detik, yang hampir setara kecepatan cahaya. Tapi seperti kereta tadi, mereka tidak pernah mendekati kecepatan akhir. Mereka hanya bisa mendapatkan 99.99 persen dari batasnya. Ketika itu terjadi, mereka juga mulai bepergian dalam waktu. Kita tahu ini karena beberapa partikel yang tidak berumur panjang, yang disebut pimeson. Biasanya, mereka hancur setelah satu per 25 triliun detik. Tapi ketika mereka diakselerasikan mendekati kecepatan cahaya, mereka bertahan 30 kali lebih lama."
Untuk mengakselerasi manusia sampai pada kecepatan itu, kita harus ada di luar angkasa, Hawking menutup, mengingat bahwa sejauh ini, yang tercepat yang pernah dilalui manusia adalah 25,000 mph dicapai Apollo 10.
"Untuk bepergian menembus waktu kita harus melebihi 2,000 kali lebih cepat (daripada Apollo 10). Dan untuk melakukannya kita akan butuh kapal yang jauh lebih besar, sebuah mesin yang sungguh-sungguh besar untuk membawa bahan bakar dalam jumlah sangat besar, cukup untuk mengakselerasikannya mendekati kecepatan cahaya. Mencapai hanya dibawah batas kecepatan cahaya akan membutuhkan enam tahun dalam kekuatan penuh.
"Kita bisa, secara teori, pergi dalam jarak luarbiasa selama waktu hidup," tulis Hawking. "Sebuah perjalanan ke tepi galaksi bisa jadi hanya akan memakan waktu 80 tahun."
-Into the Universe : Stephen Hawking-
*Discovery channel, Minggu 19 September 2010 Jam 22.00
Waktu adalah dimensi, sama seperti lebar, panjang, dan luas.
"Di film-film seringkali menampilkan mesin yang mahal dan boros energi. Mesin itu membuat jalan menembus dimensi keempat, sebuah lorong melewati waktu. Seorang penjelajah waktu, seorang yang berani, mungkin juga orang yang gila-gilaan, disiapkan untuk sesuatu yang tidak diduga, melangka kedalam lorong waktu dan muncul di waktu yang tidak diketahui. Konsep itu mungkin sangat jauh, dan kenyataannya mungkin sangat berbeda dari ini, tapi idenya sendiri tidak begitu gila," tulis Hawking.
Hukum fisika sebenarnya mengakomodasi gagasan perjalanan waktu, melalui portal yang disebut lubang cacing
"Yang sebenarnya adalah lubang cacing ada di sekeliling kita, hanya saja mereka terlalu kecil untuk dilihat. Mereka terdapat di sela-sela ruang dan waktu," tulis Hawking. "Tidak ada yang datar dan padat. Jika kau lihat cukup dekat pada apapun kau akan menemukan lubang-lubang dan kerutan-kerutan didalamnya. Itu adalah prinsip dasar fisika, dan itu juga berlaku pada waktu. Bahkan sesuatu yang semulus bola pantai memiliki celah-celah kecil, kerutan dan lubang-lubang."
Busa quantum dan lubang cacing-lubang cacing kecil
"Dibawah skala terkecil, lebih kecil dari molekul, lebih kecil dari atom, kita sampai pada sebuah tempat yang disebut busa kuantum. Ini adalah dimana lubang cacing berada. Lorong-lorong kecil atau jalan pintas melewati ruang dan waktu terbentuk secara konstan, menghilang, dan terbentuk kembali dalam dunia quantum ini. Dan mereka sebenarnya menghubungkan dua tempat yang berbeda dan dua waktu yang berbeda."
Lorong-lorong itu, sayangnya, terlalu kecil untuk dilalui orang - besarnya hanya satu pertriliun-triliun centimeter - tapi ahli-ahli fisika percaya bahwa mungkin saja untuk menangkap sebuah lubang cacing dan membuatnya menjadi cukup besar untuk orang, atau kapal angkasa, untuk masuk, tulis Hawking.
"Secara teori, sebuah lorong waktu atau lubang hitam bisa melakukan lebih dari membawa kita ke planet lain. Jika kedua ujungnya berada di tempat yang sama, dan terpisah oleh waktu dan bukannya jarak, sebuah kapal bisa terbang kedalam dan muncul masih di sekitar Bumi, tapi di masa lalu. Mungkin dinosaurus akan menyaksikan kapal muncul untuk mendarat," tulis Hawking.
Tapi pada akhirnya, para ilmuwan menemukan bahwa hanya perjalanan ke masa depan yang mungkin, sebagaimana hukum alam akan membuat perjalanan ke masa lalu mustahil karena hubungan antara sebab dan akibat berubah. Misalnya, jika kau bisa pergi ke masa lalu dan melakukan sesuatu yang mencegahmu lahir, bagaimana kau bisa hidup di masa depan untuk kembali ke masa kini?
Waktu seperti aliran sungai
Hawking mencurigai sinyal balik radiasi akan mematikan semua lubang cacing yang para ilmuwan coba kembangkan ke ukuran - membuat mereka berguna untuk perjalanan waktu yang sesungguhnya- yang bisa digunakan. Tapi ada cara lain: menavigasi variabel dari sungai waktu.
"Waktu mengalir seperti sungai dan tampaknya setiap dari kita terbawa arus waktu masa kini. Tapi waktu seperti sungai dengan cara lainnya. Dia mengalir pada kecepatan yang berbeda di tempat-tempat yang berbeda, dan itulah kunci perjalanan ke masa depan," tulis Hawking.
Albert Einstein pertama kali memperkenalkan ide ini 100 tahun yang lalu bahwa seharusnya ada tempat-tempat dimana waktu berjalan lebih lambat, dan tempat-tempat lain yang berjalan lebih cepat, catat Hawking. "Dia benar."
Buktinya, kata Hawking, ada pada jaringan satelit GPS (Global Positioning System), yang sebagai tambahan merupakan alat bantu kita bernavigasi di Bumi, mengungkapkan bahwa waktu lebih cepat daripada ruang.
"Didalam tiap pesawat angkasa ada jam yang tepat. Tapi tidak begitu akurat, karena mereka bertambah sekitar tiga per triliunan detik setiap hari. Sistem itu pun harus mengkoreksi penyimpangan itu, menyebabkan setiap perangkat GPS di Bumi melenceng sekitar enam mil sehari," tulis Hawking.
Jam itu tidak salah - adalah tarikan Bumi yang harus disalahkan.
"Einstein menyadari bahwa material menarik waktu dan melambatkannya seperti arus pelan pada sungai. Semakin berat objeknya, makin ia menarik waktu," tulis Hawking. "Dan kenyataan yang mengejutkan ini adalah apa yang membuka pintu kemungkinan perjalanan waktu ke masa depan."
Lubang hitam dan terbang dengan kecepatan cahaya
Kunci perjalanan waktu adalah lubang hitam, objek yang sangat padat sehingga bahkan cahaya pun tidak dapat lolos dari tarikan gravitasinya.
"Sebuah lubang hitam ... memiliki efek yang dramatis pada waktu, melambatkannya lebih dari apapun di galaksi. Itu membuatnya sebuah mesin waktu alami," tulis Hawking.
Begini cara kerjanya:
Bayangkan sebuah kapal angkasa mengorbit lubang hitam raksasa pada pusat galaksi Bimasakti, 26,000 tahun cahaya jauhnya. Dari Bumi, itu akan terlihat seperti kapal yang membuat satu orbit setiap 16 menit, tulis Hawking.
"Tapi bagi orang-orang di dalamnya, semakin dekat ke lubang hitam ini, waktu melambat," tulisnya. "Untuk setiap 16 menit orbit, mereka hanya mengalami delapan menit."
Jika mereka memutarinya selama lima tahun, waktu lokal, sepuluh tahun mungkin telah berlalu di Bumi.
Skenario ini tidak menghasilkan paradoks yang melekat pada perjalanan lubang cacing, tapi ini masih tidak praktis, Hawking mengakui.
Tapi ada satu kemungkinan lagi: pergi dengan kecepatan super.
"Ini mungkin fakta aneh lain tentang jagat raya," tulis Hawking - batas kecepatan kosmik: 186,000 mil per detik, atau setara dengan kecepatan cahaya.
"Tidak ada yang bisa bergerak secepat itu. Itu adalah salah satu prinsip terbaik yang pernah diterbitkan dalam sains," tulis Hawking, tapi "percaya atau tidak, bepergian pada kecepatan mendekati kecepatan cahaya bisa mengantarmu ke masa depan."
"Bayangkan sebuah jalur yang mengelilingi bumi, sebuah jalur untuk kereta super cepat. Didalamnya adalah para penumpang dengan tiket satu arah ke masa depan. Kereta itu mulai berakselarasi, semakin cepat dan semakin cepat. Dengan segera ia mengelilingi Bumi berkali-kali.
"Untuk mencapai kecepatan cahaya berarti mengelilingi Bumi tujuh kali per detik. Tapi tidak masalah seberapa energi yang dimiliki kereta itu, bisa saja ia tidak akan bisa mendekati kecepatan cahaya, karena hukum fisika melarangnya.
"Alih-alih, katakanlah mendekati," tulis Hawking. "Sesuatu yang luarbiasa terjadi: Waktu mulai mengalir dengan lambat didalam kereta dibandingkan dunia di luarnya, seperti berada dekat lubang hitam, hanya saja lebih lagi. Segalanya di kereta itu bergerak dalam slow motion."
Proteksi kecepatan cahaya
Ini terjadi untuk melindungi batas kecepatan kosmik, kata Hawking. Inilah alasannya:
Katakanlah ada seorang anak yang berlari ke depan kereta itu. "Kecepatan lajunya ditambahkan dengan kecepatan kereta, jadi tak bisakah dia mengubah batas kecepatan itu hanya dengan tak disengaja? Jawabannya tidak," tulis Hawking. "Hukum alam mencegah kemungkinannya dengan melambatkan waktu di dalam kereta. Sekarang dia tidak bisa berlari cukup cepat untuk menembus batasnya. Waktu akan selalu melambat cukup untuk melindungi batas kecepatan."
Ini adalah esensi dari mengapa perjalanan waktu ke masa depan adalah memungkinkan.
"Bayangkan bahwa kereta itu pergi dari stasiun pada 1 Januari 2050. Dia memutari Bumi berkali-kali selama 100 tahun sebelum akhirnya berhenti di tahun baru 2150. Para penumpang akan hidup satu minggu karena waktu melambat sebanyak itu juga didalam kereta. Ketika mereka keluar mereka akan menemukan dunia yang berbeda dari dunia yang mereka tinggalkan. Dalam satu minggu mereka sudah bepergian ke 100 tahun di masa depan," tulis Hawking.
Saat ini, gerakan tercepat di Bumi berada pada lorong melingkar akselerator partikel terbesar di dunia di CERN, di Genewa.
"Ketika energi dinyalakan (partikel) berakselerasi dari nol ke 60,000 mph dalam satu fraksi dari satu detik. Meningkatkan energi dan partikel-partikel bergerak lebih cepat dan lebih cepat, sampai mereka memutari lorong itu 11,000 kali per detik, yang hampir setara kecepatan cahaya. Tapi seperti kereta tadi, mereka tidak pernah mendekati kecepatan akhir. Mereka hanya bisa mendapatkan 99.99 persen dari batasnya. Ketika itu terjadi, mereka juga mulai bepergian dalam waktu. Kita tahu ini karena beberapa partikel yang tidak berumur panjang, yang disebut pimeson. Biasanya, mereka hancur setelah satu per 25 triliun detik. Tapi ketika mereka diakselerasikan mendekati kecepatan cahaya, mereka bertahan 30 kali lebih lama."
Untuk mengakselerasi manusia sampai pada kecepatan itu, kita harus ada di luar angkasa, Hawking menutup, mengingat bahwa sejauh ini, yang tercepat yang pernah dilalui manusia adalah 25,000 mph dicapai Apollo 10.
"Untuk bepergian menembus waktu kita harus melebihi 2,000 kali lebih cepat (daripada Apollo 10). Dan untuk melakukannya kita akan butuh kapal yang jauh lebih besar, sebuah mesin yang sungguh-sungguh besar untuk membawa bahan bakar dalam jumlah sangat besar, cukup untuk mengakselerasikannya mendekati kecepatan cahaya. Mencapai hanya dibawah batas kecepatan cahaya akan membutuhkan enam tahun dalam kekuatan penuh.
"Kita bisa, secara teori, pergi dalam jarak luarbiasa selama waktu hidup," tulis Hawking. "Sebuah perjalanan ke tepi galaksi bisa jadi hanya akan memakan waktu 80 tahun."
-Into the Universe : Stephen Hawking-
*Discovery channel, Minggu 19 September 2010 Jam 22.00
Sabtu, 03 Juli 2010
-Aku ada-
Aku tahu aku ada
Aku sadar aku hadir
Walau kadang diam
Seringnya tak paham
Tapi aku tahu aku ada
Sedikit berbagi walau tak mengerti
Sederhana mengucap biar diam pun tetap mendekap
Kau di sini dan aku di sini
Namun yang ada hanya lengang
Yang berujung sepi dan kesendirian
Bicaralah,
Karena aku tak bisa bahasa hati
Katakanlah,
Walau akhirnya aku juga tak mengerti
Aku hanya ingin sedikit menenangkanmu
Dalam pelukku
Lewat kecupku
Aku hanya ingin kau tahu,
Aku ada..
-Solo-
*Aku ada,_Dee_
Aku sadar aku hadir
Walau kadang diam
Seringnya tak paham
Tapi aku tahu aku ada
Sedikit berbagi walau tak mengerti
Sederhana mengucap biar diam pun tetap mendekap
Kau di sini dan aku di sini
Namun yang ada hanya lengang
Yang berujung sepi dan kesendirian
Bicaralah,
Karena aku tak bisa bahasa hati
Katakanlah,
Walau akhirnya aku juga tak mengerti
Aku hanya ingin sedikit menenangkanmu
Dalam pelukku
Lewat kecupku
Aku hanya ingin kau tahu,
Aku ada..
-Solo-
*Aku ada,_Dee_
-Ini aku-
Ini aku dan malamku
Yang membawa waktu berlalu
Menghujamkan kenangan yang tak kurang terasa pilu
Ini aku dan gelapku
Biar bermahkotakan gemintang
Yang benderang
Tapi sepi tetap menjadi teman terbaikku
Ini aku dan kelamku
Sapalah wahai kau yang merasakan rasa itu
Ketika sekilas ada hati yang terbias
Dan aku di sini bersama egoku
Cukuplah aku mengendapkan laraku
Menikmati ingatan yang menderu
Lalu luruh di pelataran hatimu
Ini aku ini jiwaku
Untukmu satu
-Solo-
*And the story goes..
Yang membawa waktu berlalu
Menghujamkan kenangan yang tak kurang terasa pilu
Ini aku dan gelapku
Biar bermahkotakan gemintang
Yang benderang
Tapi sepi tetap menjadi teman terbaikku
Ini aku dan kelamku
Sapalah wahai kau yang merasakan rasa itu
Ketika sekilas ada hati yang terbias
Dan aku di sini bersama egoku
Cukuplah aku mengendapkan laraku
Menikmati ingatan yang menderu
Lalu luruh di pelataran hatimu
Ini aku ini jiwaku
Untukmu satu
-Solo-
*And the story goes..
-200- Cerita tentang kita
Rasa itu lagi
Dan aku benci harus merasakannya lagi
Terlalu perih
Karena hanya ada aku dan lukaku
Hanya ada aku dan air mataku
Dan aku lelah harus meneteskannya lagi
Terlalu sakit
Ah, Bulan
Jika saja malam ini cahayamu mampu masuk ke nuraniku
Yang gelap Yang senyap
Dan menguapkan tangisku, gundahku
Sedang angin menambah sendu duniaku
Langitku, bintangku
Dan aku?
Menegarkan diri saat semua teragukan lagi
Menata hati saat ia berserakan lagi
Menguatkan batin ini agar ia tak berkecamuk lagi
Biar kesah
Biar lelah
Dan semua takkan sama lagi
Setelah aku kau lukai
-Solo-
*200
Dan aku benci harus merasakannya lagi
Terlalu perih
Karena hanya ada aku dan lukaku
Hanya ada aku dan air mataku
Dan aku lelah harus meneteskannya lagi
Terlalu sakit
Ah, Bulan
Jika saja malam ini cahayamu mampu masuk ke nuraniku
Yang gelap Yang senyap
Dan menguapkan tangisku, gundahku
Sedang angin menambah sendu duniaku
Langitku, bintangku
Dan aku?
Menegarkan diri saat semua teragukan lagi
Menata hati saat ia berserakan lagi
Menguatkan batin ini agar ia tak berkecamuk lagi
Biar kesah
Biar lelah
Dan semua takkan sama lagi
Setelah aku kau lukai
-Solo-
*200
Satu cerita tentang kita
Keremangan malam memberiku pertanyaan
Adakah yang salah di antara kita
Ketika semesta menyempit
Menyisakan ruang hanya untuk kita berdua
Merajut kata lewat diam
Menyampaikan asa lewat kedipan mata
Sedang kesunyian telah mendekap erat dunia
Keremangan cahaya hanya menyusup lewat jendela hati kita
Yang telah terpatri
Mati
Dan purnama menjadi saksi pembicaraan kita
Lewat nafas yang seumpama cerita
Lalu terbawa angin yang hilang begitu saja
-Solo-
*250610
Adakah yang salah di antara kita
Ketika semesta menyempit
Menyisakan ruang hanya untuk kita berdua
Merajut kata lewat diam
Menyampaikan asa lewat kedipan mata
Sedang kesunyian telah mendekap erat dunia
Keremangan cahaya hanya menyusup lewat jendela hati kita
Yang telah terpatri
Mati
Dan purnama menjadi saksi pembicaraan kita
Lewat nafas yang seumpama cerita
Lalu terbawa angin yang hilang begitu saja
-Solo-
*250610
Puisi di pagi hari
Aku dan rinduku
Yang semuanya terasa kelu
Tak mampu lagi kusingkirkan rasa itu
Kubiarkan terasa
Biar lara
Dan tak kutemukan bahagia
Biar saja,
Karena itu kubiarkan saja rasa
Sebab kali ini tak ada lagi biru di langitku
Sebab telah kutetapkan malam menjadi pelindungku
Langitku..
Tumpuanku..
Dan kuredam semua isak yang terasa sesak
Inilah aku dan lautan egoku
Membisu walau inginnya ucap beribu
Kujalin cerita
Dan kuberdendang dengan sepi
Hingga ia masuk dalam mimpi
Lalu membuat luka lagi
Tapi kubiarkan saja,
Karena tanpa luka dan air mata
Takkan mampu kurasa bahagia
-Solo-
*Ini pagi yang sepi
Yang semuanya terasa kelu
Tak mampu lagi kusingkirkan rasa itu
Kubiarkan terasa
Biar lara
Dan tak kutemukan bahagia
Biar saja,
Karena itu kubiarkan saja rasa
Sebab kali ini tak ada lagi biru di langitku
Sebab telah kutetapkan malam menjadi pelindungku
Langitku..
Tumpuanku..
Dan kuredam semua isak yang terasa sesak
Inilah aku dan lautan egoku
Membisu walau inginnya ucap beribu
Kujalin cerita
Dan kuberdendang dengan sepi
Hingga ia masuk dalam mimpi
Lalu membuat luka lagi
Tapi kubiarkan saja,
Karena tanpa luka dan air mata
Takkan mampu kurasa bahagia
-Solo-
*Ini pagi yang sepi
Cerita (Kisah tentang hati)
Perlahan senjaku memudar
Dan kutinggalkan jejak di malam yang perawan
Perlahan menghitam
Melelapkan kehidupan
Ketika semesta memusat pada mimpi
Lalu terkenang jiwa dan hati
Yang ingin kembali
Meresah walau sempurna sudah
Menggundah biar terjawab sudah
Sedang waktu berhenti
Mati
Dibenamkan sepi
Lalu kelanalah aku di tiap sisi hati
Sendiri
Sunyi
Dan kulakukan berkali kali
Hingga mentari terbit menghidupkan waktu lagi
-Solo-
*Cerita tentang hati
Dan kutinggalkan jejak di malam yang perawan
Perlahan menghitam
Melelapkan kehidupan
Ketika semesta memusat pada mimpi
Lalu terkenang jiwa dan hati
Yang ingin kembali
Meresah walau sempurna sudah
Menggundah biar terjawab sudah
Sedang waktu berhenti
Mati
Dibenamkan sepi
Lalu kelanalah aku di tiap sisi hati
Sendiri
Sunyi
Dan kulakukan berkali kali
Hingga mentari terbit menghidupkan waktu lagi
-Solo-
*Cerita tentang hati
Pagi ini
Pagi ini bersembunyi di balik biru
Di tengah jelaga yang memekat
Dan deru hidup yang berlalu
Aku mencarimu
Berharap sekilas saja dapat kutemukan bayangmu
Senyummu di tengah ruahnya inginku
Pagi ini kuhimpitkan sakit yang menyesaki kepalaku
Hingga sempit
Lalu kusisakan ruang untukmu
Agar singgah sejenak kau di hariku
Memenuhi cinta di setiap nadiku
Mengisyaratkan bahagia di tengah luka yang mendera
Ijinkan skali saja kunikmati bayangmu
Pagi ini
Di sendiriku
-Solo-
*Pagi ini di logikaku
Di tengah jelaga yang memekat
Dan deru hidup yang berlalu
Aku mencarimu
Berharap sekilas saja dapat kutemukan bayangmu
Senyummu di tengah ruahnya inginku
Pagi ini kuhimpitkan sakit yang menyesaki kepalaku
Hingga sempit
Lalu kusisakan ruang untukmu
Agar singgah sejenak kau di hariku
Memenuhi cinta di setiap nadiku
Mengisyaratkan bahagia di tengah luka yang mendera
Ijinkan skali saja kunikmati bayangmu
Pagi ini
Di sendiriku
-Solo-
*Pagi ini di logikaku
Sabtu, 19 Juni 2010
Bintang itu..
Aku tahu malam ini tak kelabu
Karena sebuah bintang telah bertahan di langitku
Saat kegelapan menelan yang lainnya
Ketika kelam menampakkan kehebatannya
Tapi aku tahu malam ini tak kelabu
Biar bulan menyerah untuk berhenti menampakkan rautnya
Biar angin menderu dengan kencangnya
Aku tahu malam ini tetap tak kelabu
Karena malam ini ada satu bintangku di langit itu
Ada satu harapanku yang bertahan di hidupku
Ada satu rasa yang akan tetap di hatiku
Terimakasih karena kau mau bertahan bersamaku..
-Solo-
*I Love you, cinta..
Karena sebuah bintang telah bertahan di langitku
Saat kegelapan menelan yang lainnya
Ketika kelam menampakkan kehebatannya
Tapi aku tahu malam ini tak kelabu
Biar bulan menyerah untuk berhenti menampakkan rautnya
Biar angin menderu dengan kencangnya
Aku tahu malam ini tetap tak kelabu
Karena malam ini ada satu bintangku di langit itu
Ada satu harapanku yang bertahan di hidupku
Ada satu rasa yang akan tetap di hatiku
Terimakasih karena kau mau bertahan bersamaku..
-Solo-
*I Love you, cinta..
Panggil saja , rasa
Sekelumit rasa, hilang
Berhenti berdetak
Berhenti bergerak
Hanyut tersapu gelombang pasang
Bersedekap di bibir pantai
Disirami bulan
Ditemani bintang
Tapi rasa itu tetap hilang
Tak mau bertahan
Tak ingin tertahan
Tergoyahkan, mungkin
Teragukan, mungkin
Dan lara yang mengajariku melepaskan
Dan luka yang menempaku menguatkan
Sebab satu rasa telah hilang
Dan kubebaskan ia pergi menghilang
Sebab dengan itu kutemukan kebebasan
-Solo-
*Temaram kota, temaram lampu, temaram malam
Berhenti berdetak
Berhenti bergerak
Hanyut tersapu gelombang pasang
Bersedekap di bibir pantai
Disirami bulan
Ditemani bintang
Tapi rasa itu tetap hilang
Tak mau bertahan
Tak ingin tertahan
Tergoyahkan, mungkin
Teragukan, mungkin
Dan lara yang mengajariku melepaskan
Dan luka yang menempaku menguatkan
Sebab satu rasa telah hilang
Dan kubebaskan ia pergi menghilang
Sebab dengan itu kutemukan kebebasan
-Solo-
*Temaram kota, temaram lampu, temaram malam
-Malam-
Sudah malam
Pekat merayap dalam kehampaan
Dan sepi mengheningkan dunia dalam genggaman
Sedang aku?
baiklah, aku mulai mengagumi malam
Kubiarkan dinginnya menusuk mematikan angan
Kupersilakan bintangnya menyinari menenangkan
Sedang aku perlahan mulai terpesona dengan malam
Saat di mana ada jeda antara aku dan rasa
Ada batas antara kata dan irama
Dan saat dimana aku bebas mendengarkan semesta
Ya, aku rasa malam telah menaklukan kesombonganku
Karena aku tahu, aku mulai mengharapkan malam hadir di tiap lelahku
-Solo-
*Kau diam dan akupun menikmati malam
Pekat merayap dalam kehampaan
Dan sepi mengheningkan dunia dalam genggaman
Sedang aku?
baiklah, aku mulai mengagumi malam
Kubiarkan dinginnya menusuk mematikan angan
Kupersilakan bintangnya menyinari menenangkan
Sedang aku perlahan mulai terpesona dengan malam
Saat di mana ada jeda antara aku dan rasa
Ada batas antara kata dan irama
Dan saat dimana aku bebas mendengarkan semesta
Ya, aku rasa malam telah menaklukan kesombonganku
Karena aku tahu, aku mulai mengharapkan malam hadir di tiap lelahku
-Solo-
*Kau diam dan akupun menikmati malam
Jumat, 04 Juni 2010
kuterjemahkan malam
Masih menggelayuti malam
Dengan sekeping pengharapan keadaan
Adakah akhirnya aku mampu memahami malam
Sedang tiap kerjap bintangnya membisikkan keraguan
Dalam tiap desiran anginnya menyampaikan ketidakpastian
Lewat sinar rembulannya mengisyaratkan kegalauan
Dan aku masih disini
Merangkai tiap isyarat yang disampaikan malam
Lewat jemari mimpi yang tak berhenti menata hati
Dengan asa yang menguatkanku akan semuanya
Adakah yang lebih berharga dari hati?
Sebab hanya dengan itu kuartikan sepi
Berjuang mematahkan ego diri
Menghapus keraguan mereka yang mungkin terlalu peduli
Yang aku butuhkan hanya malam yang terjemahkan hati
Bukan ragu atau luka yang kelak tertorehkan lagi
Dengan sekeping pengharapan keadaan
Adakah akhirnya aku mampu memahami malam
Sedang tiap kerjap bintangnya membisikkan keraguan
Dalam tiap desiran anginnya menyampaikan ketidakpastian
Lewat sinar rembulannya mengisyaratkan kegalauan
Dan aku masih disini
Merangkai tiap isyarat yang disampaikan malam
Lewat jemari mimpi yang tak berhenti menata hati
Dengan asa yang menguatkanku akan semuanya
Adakah yang lebih berharga dari hati?
Sebab hanya dengan itu kuartikan sepi
Berjuang mematahkan ego diri
Menghapus keraguan mereka yang mungkin terlalu peduli
Yang aku butuhkan hanya malam yang terjemahkan hati
Bukan ragu atau luka yang kelak tertorehkan lagi
Oryz dan koin
Anak-anak memang kreatif, ya saya rasa setiap orang tua tahu itu. Mulai dari menciptakan permainan baru yang nyeleneh sampai berimajinasi seluas apapun kehendak mereka. Demikian pula dengan Oryz, bisa dikatakan selalu ada hal baru yang bisa dilakukan saat bermain berdua dengan dia. Jejingkrakan yang gak ada habisnya, berlarian kayak ga punya rasa lelah. ya, bgitulah, dunia anak-anak saya rasa.
Oryz sudah saya perkenalkan dengan uang koin sejak berumur 1 tahun-an, dan ada saja yang bisa dilakukan dengan uang logam itu. Untungnya dia tidak terlalu suka mengeksplore rasa sebuah barang baru alias dimakan, jadi saya tak terlalu khawatir saat dia bermain dengan koin, tapi tentu saja, selalu saya dampingi.
Biasanya itu koin dimasukkan ke celengan pribadi plus abadinya. kenapa abadi? Karena sebenarnya itu hanya celah dari lemari di ruang keluarga saya, karena muat dimasukkan dengan koin, biasanya setelah ia diberi koin, maka akan langsung dimasukkan di celah itu, dan sayangnya untuk bisa diambil lagi membutuhkan perjuangan yang cukup sulit. jadi ya dibiarkan saja daripada dikorek korek lagi. soalnya kalo dikasih celengan, sering diminta tolong untuk dibukakan lagi. Ya, itung belajar nabung, jadinya kbiasaan Oryz masukin itu koin ke lemari saya biarkan saja.
Tetapi kemarin malam, setelah saya berikan koin 500 yang besar, dia menangis keras sambil menunjuk nunjuk televisi. Awalnya saya kira dia minta saya mematikan televisi, eh begitu saya dekati itu tombol on-off tv, ternyata ada benda putih pas mengisi lubang tombolnya. Ternyata si Oryz menempatkan koin itu tepat di lubang tombol on off, dan dia mungkin agak ketakutan begitu koinnya nggak bisa diambil lagi.
Saya coba cungkil pakai peniti, gagal. Pakai jarum, lebih gagal, pakai pinset, nggak sukses. Pakai silet, nggak bisa masuk. Oke, saya menyerah, dan sampai sekarang itu koin masih bertengger dengan suksesnya di tombol on off televisi. Jadinya sekarang kalo mematikan hanya lewat remote, dan Oryz terkadang masih iseng nyungkil nyungkil itu koin, mungkin berharap bisa dikeluarin lagi.
-Solo-
*ada yang punya ide, diapain ya tu koin biar mau keluar?
Senin, 31 Mei 2010
Men are from mars, woman are from venus
Akhirnya, kelar juga postingan saya ini. Ide mosting ini muncul setelah sejak 3 hari yang lalu saya diserang penyakit yang sama lagi, sakit gigi.. Bukan kenapa kenapa, karena kemarin sakit gigi membuat obat saya gak manjur lagi. Alhasil saya nyari terapi lain untuk melupakan sejenak itu gigi, dan tiba tiba ide ini muncul dari kepala saya.. (mungkin pengaruh migrain, otak saya jadi encer).
Postingan ini sudah lama ingin saya buat, tapi karena saya belum punya bahannya, jadilah harus browsing ini itu dulu.. Sebenarnya ini juga hasil curhatan temen, “Sungguh, saya ga ngerti jalan pikiran laki-laki” , kata dia. Ya sedemikian saya, saya juga gak ngerti jalan pikiran laki laki, padahal kalo diliat liat, teman teman saya juga banyak yang cowok, tapi saya juga masih ga bisa ngerti jalan pikiran mereka.
Pun demikian dengan suami, (nggak banyak, tapi yang ini mendingan walau juga tetep gak bisa ditebak), dan kalo hal ini diberitahukan sama yang pria, maka biasanya mereka juga akan berkata sebaliknya, “Beneran, saya juga gak bisa ngerti jalan pikiran perempuan” . Dooh, kalo bgini lalu kapan ketemu titik terangnya ya? Terus kenapa mereka bisa saling ga ngerti?
Tiba disini, saya putuskan saya akan browsing tentang perbedaan pria dan wanita, just like book said,” Men are from mars, women are from venus”
Tentang Perbedaan
Karena dilahirkan dalam lingkungan yang berbeda, wanita dan pria secara fitrah memiliki berbagai aspek yang berbeda satu sama lain. Tidak semua orang menyadari keterbedaannya. Perbedaan itu wajar, jika dikombinasikan dengan baik akan menghasilkan keindahan yang luar biasa. Tapi seperti pedang dengan 2 sisi, perbedaan ini memiliki potensi konflik yang mampu memicu pertengkaran. Kesalahan yang umum terjadi adalah pria mengharapkan pasangannya bereaksi sebagaimana pria, demikian juga sebaliknya. Mereka lupa, bahwa mereka diciptakan berbeda.
Perbedaan #1 : Nilai-nilai yang Berbeda
Keluhan paling umum yang terjadi yang sering diungkapkan wanita adalah bahwa pria tidak mendengarkan dan bersikap dingin. Sedang keluhan pria adalah wanita selalu mencoba mengubahnya seakan-akan pria adalah masalah bagi pasangannya.
Kaum Mars sangat menghargai nilai keterampilan. Mereka menyukai untuk melakukan kesulitannya sendirian, dan jarang membicarakannya kecuali kepada ahlinya. Di Mars, mencapai sasaran adalah cara untuk membuktikan kemampuannya sehingga dia bisa dihargai oleh yang lain. Meminta pertolongan kepada orang lain dianggap sebagai tanda kelemahan dan penghinaan.
Sebaliknya, wanita Venus menghargai cinta dan hubungan. Mereka selalu mendukung satu sama lain, menolong, dan saling melayani. Meminta pertolongan bukanlah hal yang tabu, bahkan mereka selalu ingin berbagi satu sama lain. Mereka tidak menggunakan seragam seperti pria, bahkan mereka mengenakan pakaian yang berbeda sesuai dengan perasaan. Perasaan sangatlah penting bagi mereka.
Nilai yang berbeda ini bisa menimbulkan masalah, jika tidak diperhatikan dengan baik. Kesalahan umum kaum wanita adalah selalu berusaha memberikan nasihat bagi pasangannya. Bagi wanita, meminta tolong dan mendapatkan nasihat bukanlah hal yang terlarang, Tapi, pria menjadi merasa tidak dihargai dan diterima. Jauh di lubuk hatinya, pria ingin diterima apa adanya oleh pasangannya. Penghargaan dari wanita tentang pencapaian sasaran dalam bentuk dukungan adalah apa yang diharapkan kaum pria.
Saran untuk wanita : Jika pria menghadapi masalah atau Anda melihat sesuatu yang salah, tahan keinginan untuk memberikan nasihat. Sebaliknya berikan dukungan positif tanpa ikut campur terlalu jauh (kecuali diminta).
Ada cara untuk memberikan motivasi bagi pria sehingga pria tidak merasa dikuasai yaitu dengan meminta pertolongannya. Dalam benak pria, dia selalu ingin melindungi wanita. Meminta pertolongan (tapi bukan menuntut yah!) adalah cara yang terbaik. Atau jika Anda melihat sesuatu yang salah dalam diri pria, cobalah membahasnya di lain waktu sehingga pria tidak merasa diserang. Ingat, penghargaan dari wanita adalah cara terbaik untuk memotivasi pria.
Sebaliknya, kesalahan umum para pria adalah kemampuan mendengarkannya yang kurang. Pria cenderung berusaha menyelesaikan permasalahan yang ada ketimbang mendengarkan perasaan sebab di Mars pencapaian dan penyelesaian adalah yang utama. Akan tetapi, wanita seringkali berbicara masalaah-masalahnya hanya untuk didengarkan, sementara pria langsung menyelanya dengan mengajukan solusi. Kerap, wanita menjadi kesal dan tidak menghargai saran-saran pria sehingga pria merasa tidak dihargai.
Saran untuk pria : berusahalah mendengarkan keluhan wanita tanpa menawarkan solusi. Wanita sering membicarakan masalahnya untuk menjadi akrab dengan pasangannya. Jangan menyatakan kepada wanita bahwa wanita seharusnya tidak merasa kesal atau merasa marah dengan suatu keadaan. Sebaliknya, hargailah perasaannya..dengan begitu wanita akan menjadi merasa lebih lega. Berikan solusi saat wanita sudah merasa lega, jangan langsung menyelanya dengan tawaran solusi yang Anda miliki. Wanita hanya membutuhkan empati dan perhatian dari Anda, bukan segudang daftar manual How To. Ingatlah bahwa perhatian adalah kebutuhan mendasar dan alat motivasi utama bagi wanita.
Perbedaan #2 : Cara Menghadapi Permasalahan
Pria menyukai independensi, sedang wanita menyukai hubungan yang harmonis. Saat menghadapi masalah/stress, pria cenderung memusatkan perhatian kepada masalahnya dan menarik diri dari lingkungannya. Pria akan masuk ke guanya sendiri dan berdiam di sana untuk merenungi permasalahannya. Sedang wanita saat menghadapi permasalahan, cenderung membicarakannya kepada pasangannya.
Pria saat menghadapi permasalahan akan masuk ke gua dan menyendiri.
Bisa jadi beberapa menit, bisa jadi berjam-jam. Pria akan merasa nyaman berada di guanya tersebut dan mampu memfokuskan diri menyelesaikan masalah. Pada saat-saat ini, pria akan menjadi menjauh serta tidak tanggap dalam hubungannya. 95% konsentrasi pikirannya berada dalam masalah tersebut, dan 5% sisanya tersedia untuk yang lain. Wanita mungkin merasa pria mengabaikannya dan berusaha memberikan simpati dengan mengajaknya berbicara.
Sangat tidak realistis mengharapkan pria menjadi terbuka, tanggap, dan penuh cinta secara tiba-tiba saat dia masuk ke guanya. Jangan coba mendesaknya untuk bercerita. Penjaga gua tersebut (yaitu amarah sang pria) dapat menyemburkan api secara kejam, dan pertengkaranpun dimulai. Sebaliknya, tunggulah saat pria keluar dari gua. Jika dia sudah siap keluar dari gua, dia akan keluar dengan penuh cinta. Anda dapat memancingnya berbicara saat dia sudah keluar dari gua.
Sebaliknya, saat mengalami ketegangan jiwa, secara naluri wanita merasa perlu membicarakannya. Wanita akan membicarakan masalahnya secara acak yang akan membingungkan pria. Wanita cenderung membicarakan segala jenis kesulitan, baik di masa lampau, masa depan, atau kesulitan yang mungkin terjadi pada saat tegang. Makin banyak berbicara, makin baik perasaan mereka.
Kesalahan yang kadang terjadi adalah saat wanita membicarakan permasalahan adalah pria menganggapnya sebagai serangan pribadi. Pria tidak sadar bahwa wanita membicarakannya hanya untuk merasa enak. Pria tidak tahu kalau wanita akan sangat menghargai jika pria mendengarkan perasaan mereka. Pria Mars membicarakan masalah hanya demi 2 alasan : menyalahkan seseorang atau mencari nasihat. Dengan paradigma tersebut, pria menganggap kemarahan wanita sebagai kesalahan dirinya atau wanita sedang mencari solusi. Padahal, tidak seperti itu! Cobalah dengarkan perasaan wanita tanpa menyela. Saat wanita sudah merasa lega, barulah Anda berbicara.
Terkadang, permasalahan terjadi pada saat yang bersamaan (seperti saat pulang kerja). Saat pria ingin masuk ke gua, wanita ingin berbicara. Pada saat ini, jika dipaksakan konfrontasi tidak dapat dielakkan jika tidak didasarkan pada pemahaman yang benar. Jika dipaksakan, pria akan merasa wanita terlampau cerewet sementara wanita merasa pria sangat dingin dan angkuh. Cobalah bertoleransi dengan memahami pikiran satu sama lain sehingga pria dan wanita dapat berdamai dan konflik dapat dielakkan.
Perbedaan #3 : Bahasa yang Berbeda
Kaum pria dan wanita bicara dalam bahasa yang berbeda. Komunikasi yang baik adalah kuncinya. Bahasa Mars dan Venus mempunyai kata-kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman di antara mereka.
Wanita berbicara untuk mengungkapkan perasaan. Untuk mengungkapkan perasaan, wanita menggunakan kata-kata penyangat, kiasan, dan penyamarataan. Kaum pria keliru dalam memahami maknanya dan malah menuruti arti harafiahnya. Oleh karenanya, tanggapan pria malah tidak mendukung sama sekali. Jika wanita menyatakan “saya tidak didengar”, secara keliru pria mengira itu adalah pernyataan harafiah dan membatahnya bahwa dia sudah cukup mendengar. Maksud wanita atas pernyataan tersebut sebenarnya adalah : “saya merasa kau tidak sepenuhnya memahami maksud saya dan tidak peduli mengenai perasaan saya”.
Sedangkan tantangan terbesar yang dihadapi wanita adalah menafsirkan sikap diam pria. Pria berbicara berdasarkan apa yang penting untuk dibicarakan. Sebelum siap berbicara, terlebih dahulu pria akan “mengunyah” informasi dan merenungkannya masak-masak. Saat itu, pria akan menjadi diam. Ingat, pria akan menyendiri dalam gua jika ada masalah. Sikap diam ini bukan berarti dia tidak mencintai wanita pasangannya lagi, akan tetapi ini menggelisahkan wanita sebab wanita akan diam apabila ucapannya akan menyakitkan atau kalau ia sudah tidak mempercayai seseorang dan tidak ingin berhubungan lagi.
Bila saat ditanya, dan pria menjawab “Aku baik-baik saja”, wanita mungkin mengartikan “Aku tidak marah dan aku tidak peduli!”. Padahal, pria hendak menyatakan “Aku baik-baik saja. Aku dapat mengatasi kekecewaanku. Aku tidak membutuhkan bantuan. Terima kasih.”
Tanpa terjemaahan yang tepat, komunikasi antara pria dan wanita akan menjadi buruk. Kunci kesuksesan suatu hubungan adalah komunikasi yang baik. Tapi ini membutuhkan kerja sama dan kerja keras dari kedua belah pihak.
Perbedaan #4 : Kebutuhan Emosional yang Berbeda
Kaum pria dan wanita tidak menyadari bahwa mereka memiliki kebutuhan emosional yang berbeda. Akibatnya, mereka tidak tahu cara untuk saling mendukung. Lazimnya, pria memberikan apa yang dikehendaki pria dan begitu juga sebaliknya. Sering mereka merasa terlalu banyak memberi, padahal pasangannya tidak merasa menerima apa-apa.
Terdapat dua belas jenis cinta yang dibutuhkan pria dan wanita. Berikut daftar jenis cinta yang dibutuhkan pria dan wanita :
Wanita perlu menerima
• Perhatian
• Pengertian
• Hormat
• Kesetiaan
• Penegasan
• Jaminan
Pria perlu menerima
• Kepercayaan
• Penerimaan
• Penghargaan
• Kekaguman
• Persetujuan
• Dorongan
Tentunya, pria dan wanita membutuhkan kedua belas jenis cinta tersebut. Akan tetapi, kebutuhan primer akan 6 jenis cinta dari masing-masing gender harus didahulukan sebelum seseorang sanggup menerima jenis cinta lainnya.
Konklusi Umum
Perbedaaan pria dan wanita ini akan terus melekat. Untuk berkomunikasi dengan baik dan menjaga hubungan tetap harmonis, pria dan wanita perlu mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan ini wajar dan mampu mendukung satu sama lain berdasarkan pemahaman akan perbedaan tersebut. Diperlukan proses belajar terus menerus untuk memahami satu sama lain.
yaah, ini cuma postingan..
maap maap aje kalo ada yang ngerasa, ye..
Source :
http://aunidya.multiply.com/journal/item3
-Solo-
*cnut cnut cnut
Postingan ini sudah lama ingin saya buat, tapi karena saya belum punya bahannya, jadilah harus browsing ini itu dulu.. Sebenarnya ini juga hasil curhatan temen, “Sungguh, saya ga ngerti jalan pikiran laki-laki” , kata dia. Ya sedemikian saya, saya juga gak ngerti jalan pikiran laki laki, padahal kalo diliat liat, teman teman saya juga banyak yang cowok, tapi saya juga masih ga bisa ngerti jalan pikiran mereka.
Pun demikian dengan suami, (nggak banyak, tapi yang ini mendingan walau juga tetep gak bisa ditebak), dan kalo hal ini diberitahukan sama yang pria, maka biasanya mereka juga akan berkata sebaliknya, “Beneran, saya juga gak bisa ngerti jalan pikiran perempuan” . Dooh, kalo bgini lalu kapan ketemu titik terangnya ya? Terus kenapa mereka bisa saling ga ngerti?
Tiba disini, saya putuskan saya akan browsing tentang perbedaan pria dan wanita, just like book said,” Men are from mars, women are from venus”
Tentang Perbedaan
Karena dilahirkan dalam lingkungan yang berbeda, wanita dan pria secara fitrah memiliki berbagai aspek yang berbeda satu sama lain. Tidak semua orang menyadari keterbedaannya. Perbedaan itu wajar, jika dikombinasikan dengan baik akan menghasilkan keindahan yang luar biasa. Tapi seperti pedang dengan 2 sisi, perbedaan ini memiliki potensi konflik yang mampu memicu pertengkaran. Kesalahan yang umum terjadi adalah pria mengharapkan pasangannya bereaksi sebagaimana pria, demikian juga sebaliknya. Mereka lupa, bahwa mereka diciptakan berbeda.
Perbedaan #1 : Nilai-nilai yang Berbeda
Keluhan paling umum yang terjadi yang sering diungkapkan wanita adalah bahwa pria tidak mendengarkan dan bersikap dingin. Sedang keluhan pria adalah wanita selalu mencoba mengubahnya seakan-akan pria adalah masalah bagi pasangannya.
Kaum Mars sangat menghargai nilai keterampilan. Mereka menyukai untuk melakukan kesulitannya sendirian, dan jarang membicarakannya kecuali kepada ahlinya. Di Mars, mencapai sasaran adalah cara untuk membuktikan kemampuannya sehingga dia bisa dihargai oleh yang lain. Meminta pertolongan kepada orang lain dianggap sebagai tanda kelemahan dan penghinaan.
Sebaliknya, wanita Venus menghargai cinta dan hubungan. Mereka selalu mendukung satu sama lain, menolong, dan saling melayani. Meminta pertolongan bukanlah hal yang tabu, bahkan mereka selalu ingin berbagi satu sama lain. Mereka tidak menggunakan seragam seperti pria, bahkan mereka mengenakan pakaian yang berbeda sesuai dengan perasaan. Perasaan sangatlah penting bagi mereka.
Nilai yang berbeda ini bisa menimbulkan masalah, jika tidak diperhatikan dengan baik. Kesalahan umum kaum wanita adalah selalu berusaha memberikan nasihat bagi pasangannya. Bagi wanita, meminta tolong dan mendapatkan nasihat bukanlah hal yang terlarang, Tapi, pria menjadi merasa tidak dihargai dan diterima. Jauh di lubuk hatinya, pria ingin diterima apa adanya oleh pasangannya. Penghargaan dari wanita tentang pencapaian sasaran dalam bentuk dukungan adalah apa yang diharapkan kaum pria.
Saran untuk wanita : Jika pria menghadapi masalah atau Anda melihat sesuatu yang salah, tahan keinginan untuk memberikan nasihat. Sebaliknya berikan dukungan positif tanpa ikut campur terlalu jauh (kecuali diminta).
Ada cara untuk memberikan motivasi bagi pria sehingga pria tidak merasa dikuasai yaitu dengan meminta pertolongannya. Dalam benak pria, dia selalu ingin melindungi wanita. Meminta pertolongan (tapi bukan menuntut yah!) adalah cara yang terbaik. Atau jika Anda melihat sesuatu yang salah dalam diri pria, cobalah membahasnya di lain waktu sehingga pria tidak merasa diserang. Ingat, penghargaan dari wanita adalah cara terbaik untuk memotivasi pria.
Sebaliknya, kesalahan umum para pria adalah kemampuan mendengarkannya yang kurang. Pria cenderung berusaha menyelesaikan permasalahan yang ada ketimbang mendengarkan perasaan sebab di Mars pencapaian dan penyelesaian adalah yang utama. Akan tetapi, wanita seringkali berbicara masalaah-masalahnya hanya untuk didengarkan, sementara pria langsung menyelanya dengan mengajukan solusi. Kerap, wanita menjadi kesal dan tidak menghargai saran-saran pria sehingga pria merasa tidak dihargai.
Saran untuk pria : berusahalah mendengarkan keluhan wanita tanpa menawarkan solusi. Wanita sering membicarakan masalahnya untuk menjadi akrab dengan pasangannya. Jangan menyatakan kepada wanita bahwa wanita seharusnya tidak merasa kesal atau merasa marah dengan suatu keadaan. Sebaliknya, hargailah perasaannya..dengan begitu wanita akan menjadi merasa lebih lega. Berikan solusi saat wanita sudah merasa lega, jangan langsung menyelanya dengan tawaran solusi yang Anda miliki. Wanita hanya membutuhkan empati dan perhatian dari Anda, bukan segudang daftar manual How To. Ingatlah bahwa perhatian adalah kebutuhan mendasar dan alat motivasi utama bagi wanita.
Perbedaan #2 : Cara Menghadapi Permasalahan
Pria menyukai independensi, sedang wanita menyukai hubungan yang harmonis. Saat menghadapi masalah/stress, pria cenderung memusatkan perhatian kepada masalahnya dan menarik diri dari lingkungannya. Pria akan masuk ke guanya sendiri dan berdiam di sana untuk merenungi permasalahannya. Sedang wanita saat menghadapi permasalahan, cenderung membicarakannya kepada pasangannya.
Pria saat menghadapi permasalahan akan masuk ke gua dan menyendiri.
Bisa jadi beberapa menit, bisa jadi berjam-jam. Pria akan merasa nyaman berada di guanya tersebut dan mampu memfokuskan diri menyelesaikan masalah. Pada saat-saat ini, pria akan menjadi menjauh serta tidak tanggap dalam hubungannya. 95% konsentrasi pikirannya berada dalam masalah tersebut, dan 5% sisanya tersedia untuk yang lain. Wanita mungkin merasa pria mengabaikannya dan berusaha memberikan simpati dengan mengajaknya berbicara.
Sangat tidak realistis mengharapkan pria menjadi terbuka, tanggap, dan penuh cinta secara tiba-tiba saat dia masuk ke guanya. Jangan coba mendesaknya untuk bercerita. Penjaga gua tersebut (yaitu amarah sang pria) dapat menyemburkan api secara kejam, dan pertengkaranpun dimulai. Sebaliknya, tunggulah saat pria keluar dari gua. Jika dia sudah siap keluar dari gua, dia akan keluar dengan penuh cinta. Anda dapat memancingnya berbicara saat dia sudah keluar dari gua.
Sebaliknya, saat mengalami ketegangan jiwa, secara naluri wanita merasa perlu membicarakannya. Wanita akan membicarakan masalahnya secara acak yang akan membingungkan pria. Wanita cenderung membicarakan segala jenis kesulitan, baik di masa lampau, masa depan, atau kesulitan yang mungkin terjadi pada saat tegang. Makin banyak berbicara, makin baik perasaan mereka.
Kesalahan yang kadang terjadi adalah saat wanita membicarakan permasalahan adalah pria menganggapnya sebagai serangan pribadi. Pria tidak sadar bahwa wanita membicarakannya hanya untuk merasa enak. Pria tidak tahu kalau wanita akan sangat menghargai jika pria mendengarkan perasaan mereka. Pria Mars membicarakan masalah hanya demi 2 alasan : menyalahkan seseorang atau mencari nasihat. Dengan paradigma tersebut, pria menganggap kemarahan wanita sebagai kesalahan dirinya atau wanita sedang mencari solusi. Padahal, tidak seperti itu! Cobalah dengarkan perasaan wanita tanpa menyela. Saat wanita sudah merasa lega, barulah Anda berbicara.
Terkadang, permasalahan terjadi pada saat yang bersamaan (seperti saat pulang kerja). Saat pria ingin masuk ke gua, wanita ingin berbicara. Pada saat ini, jika dipaksakan konfrontasi tidak dapat dielakkan jika tidak didasarkan pada pemahaman yang benar. Jika dipaksakan, pria akan merasa wanita terlampau cerewet sementara wanita merasa pria sangat dingin dan angkuh. Cobalah bertoleransi dengan memahami pikiran satu sama lain sehingga pria dan wanita dapat berdamai dan konflik dapat dielakkan.
Perbedaan #3 : Bahasa yang Berbeda
Kaum pria dan wanita bicara dalam bahasa yang berbeda. Komunikasi yang baik adalah kuncinya. Bahasa Mars dan Venus mempunyai kata-kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman di antara mereka.
Wanita berbicara untuk mengungkapkan perasaan. Untuk mengungkapkan perasaan, wanita menggunakan kata-kata penyangat, kiasan, dan penyamarataan. Kaum pria keliru dalam memahami maknanya dan malah menuruti arti harafiahnya. Oleh karenanya, tanggapan pria malah tidak mendukung sama sekali. Jika wanita menyatakan “saya tidak didengar”, secara keliru pria mengira itu adalah pernyataan harafiah dan membatahnya bahwa dia sudah cukup mendengar. Maksud wanita atas pernyataan tersebut sebenarnya adalah : “saya merasa kau tidak sepenuhnya memahami maksud saya dan tidak peduli mengenai perasaan saya”.
Sedangkan tantangan terbesar yang dihadapi wanita adalah menafsirkan sikap diam pria. Pria berbicara berdasarkan apa yang penting untuk dibicarakan. Sebelum siap berbicara, terlebih dahulu pria akan “mengunyah” informasi dan merenungkannya masak-masak. Saat itu, pria akan menjadi diam. Ingat, pria akan menyendiri dalam gua jika ada masalah. Sikap diam ini bukan berarti dia tidak mencintai wanita pasangannya lagi, akan tetapi ini menggelisahkan wanita sebab wanita akan diam apabila ucapannya akan menyakitkan atau kalau ia sudah tidak mempercayai seseorang dan tidak ingin berhubungan lagi.
Bila saat ditanya, dan pria menjawab “Aku baik-baik saja”, wanita mungkin mengartikan “Aku tidak marah dan aku tidak peduli!”. Padahal, pria hendak menyatakan “Aku baik-baik saja. Aku dapat mengatasi kekecewaanku. Aku tidak membutuhkan bantuan. Terima kasih.”
Tanpa terjemaahan yang tepat, komunikasi antara pria dan wanita akan menjadi buruk. Kunci kesuksesan suatu hubungan adalah komunikasi yang baik. Tapi ini membutuhkan kerja sama dan kerja keras dari kedua belah pihak.
Perbedaan #4 : Kebutuhan Emosional yang Berbeda
Kaum pria dan wanita tidak menyadari bahwa mereka memiliki kebutuhan emosional yang berbeda. Akibatnya, mereka tidak tahu cara untuk saling mendukung. Lazimnya, pria memberikan apa yang dikehendaki pria dan begitu juga sebaliknya. Sering mereka merasa terlalu banyak memberi, padahal pasangannya tidak merasa menerima apa-apa.
Terdapat dua belas jenis cinta yang dibutuhkan pria dan wanita. Berikut daftar jenis cinta yang dibutuhkan pria dan wanita :
Wanita perlu menerima
• Perhatian
• Pengertian
• Hormat
• Kesetiaan
• Penegasan
• Jaminan
Pria perlu menerima
• Kepercayaan
• Penerimaan
• Penghargaan
• Kekaguman
• Persetujuan
• Dorongan
Tentunya, pria dan wanita membutuhkan kedua belas jenis cinta tersebut. Akan tetapi, kebutuhan primer akan 6 jenis cinta dari masing-masing gender harus didahulukan sebelum seseorang sanggup menerima jenis cinta lainnya.
Konklusi Umum
Perbedaaan pria dan wanita ini akan terus melekat. Untuk berkomunikasi dengan baik dan menjaga hubungan tetap harmonis, pria dan wanita perlu mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan ini wajar dan mampu mendukung satu sama lain berdasarkan pemahaman akan perbedaan tersebut. Diperlukan proses belajar terus menerus untuk memahami satu sama lain.
yaah, ini cuma postingan..
maap maap aje kalo ada yang ngerasa, ye..
Source :
http://aunidya.multiply.com/journal/item3
-Solo-
*cnut cnut cnut
Kamis, 27 Mei 2010
bulan 26 mei 2010
Semalam sekitar pukul 21.30, seorang teman mengirim pesan singkat yang masuk ke ponsel saya. Isinya sangat singkat, ”liat bulan” katanya. Dalam hati sih senewen juga, abis hujan deras dan saat itu juga lagi mau nemenin si Oryz tidur, lha kok malah suruh ngliatin bulan. Tapi karena penasaran, saya naik juga ke genteng, dan Subhanallah, langit malam itu memang baguuus sekali. Bulannya bulat sempurna dan terlebih lagi ada halo di sekililingnya. Anda tahu halo? Hmm, kalo saya mengarrtikannya kaya lingkaran putih yang biasa digambarkan untuk menandai orang suci atau malaikat. (bener gak ya?)
Sebenarnya mau saya poto, tapi karena resolusi kamera ponsel saya kurang baik, dan kamera digital saya juga sedang tamasya ke Bogor, alhasil saya cuma bisa mandangin itu bulan, dan bertekad nyari keterangannya di internet keesokan paginya. Ternyata, karena saya juga bingung nyarinya apa, nggak ketemu. (Maklum, kata kuncinya juga belum dapet). Selang setengah jam utak utik alias mikir, saya coba ketikan moon halo, dan tadaaa... Keluar banyak sekali, plus gambarnya, yang memang mirip dengan kejadian semalam itu.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan bulan? Halo ini terlihat cukup umum terjadi ketika awan cirrus tipis yang tinggi mengandung jutaan kristal es yang menutupi sebagian kecil langit. Setiap kristal es bertindak seperti sebuah lensa mini. Karena sebagian besar memiliki bentuk kristal heksagonal yang sama memanjang, cahaya yang masuk satu sisi kristal dan keluar melalui sisi yang berlawanan dengan refracts 22 derajat, yang sesuai dengan jari-jari Halo Bulan. Dan ternyata, matahari juga bisa mengalami kejadian yang sama, hanya saja Halo Matahari terlihatnya di siang hari.
Dan folklore menceritakan, bahwa biasanya setelah terlihat halo bulan, maka pertanda akan ada cuaca buruk yang akan tiba, dalam beberapa kasus memang benar terjadi. Untuk alasannya, mungkin dikarenakan awan cirrus tipis yang tinggi menandakan akan datangnya sistem bertekanan rendah di udara, yang mungkin bisa mengindikasikan akan datangnya hujan disertai angin atau bahkan badai.
Yaa, hanya prediksi, untuk berjaga-jaga saja, agar kita waspada..Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan...^^
-Solo-
*it’s amazing
sumber :
http://apod.nasa.gov/apod/ap081207.html
http://scienceray.com/index.php/index.php/index.php/index.php/index.php/astronomy/lunar-halo-ring-around-the-moon/
http://weatherblog.abc13.com/night_sky/page/2/
ruang rindu
Tiba - tiba tersentak
Ada rasa yang berserak
Dalam benak
Lewat isak
Dengar, dengar suara hati
Ada sebait rindu bersenandung di sana
Ada seutas harap untuk kembali bersitatap
Menggelar tawa
Mengumbar air mata
Menguntai cinta
Menyembuhkan luka
Sepahit ini awalnya
Sebab nanti akan datang suatu waktu dimana kita
Berjalan dibatas lara
Terjarak ruang yang berbeda
Ah, biar merenda sepi ini sendiri
Suatu nanti jika kalian kembali
Akan kubingkiskan berjuta cinta dalam hati
-Solo-
*Tiba tiba Buki kangen kalian...
Ada rasa yang berserak
Dalam benak
Lewat isak
Dengar, dengar suara hati
Ada sebait rindu bersenandung di sana
Ada seutas harap untuk kembali bersitatap
Menggelar tawa
Mengumbar air mata
Menguntai cinta
Menyembuhkan luka
Sepahit ini awalnya
Sebab nanti akan datang suatu waktu dimana kita
Berjalan dibatas lara
Terjarak ruang yang berbeda
Ah, biar merenda sepi ini sendiri
Suatu nanti jika kalian kembali
Akan kubingkiskan berjuta cinta dalam hati
-Solo-
*Tiba tiba Buki kangen kalian...
hitam
Sekilas hitam
Mungkin lara mungkin luka
Bisa juga itu kelam
Teronggok kedinginan
Menunggu keyakinan
Yang tertahan karena angan
Karena sepi yang menenggelamkan
Ketika tak lagi ada kisah itu
Pilu dan luka yang menjadikan kita satu
Dan terhempas dalam jurang kegelisahan
Tersesat di persimpangan perasaan
Sebab malam sebab hitam
Karena penat karena pekat
Dan yang kuinginkan sekarang hanya sedikit saja percaya
Bahwa aku mampu mengakhiri ini semua
-Solo-
*Aku hanya ingin bahagia
Mungkin lara mungkin luka
Bisa juga itu kelam
Teronggok kedinginan
Menunggu keyakinan
Yang tertahan karena angan
Karena sepi yang menenggelamkan
Ketika tak lagi ada kisah itu
Pilu dan luka yang menjadikan kita satu
Dan terhempas dalam jurang kegelisahan
Tersesat di persimpangan perasaan
Sebab malam sebab hitam
Karena penat karena pekat
Dan yang kuinginkan sekarang hanya sedikit saja percaya
Bahwa aku mampu mengakhiri ini semua
-Solo-
*Aku hanya ingin bahagia
aku
Aku
Ada luka
Ada lara
Ada dusta
Ada nista
Aku
Tentang kamu
Tentang dia
Tentang kita
Tentang mereka
Aku
Keabadian yang membuat kita merasa jemu
Yang mengetuk diam diam pintu hatiku
Lalu pergi tanpa sempat kurasakan satu satu
Aku
Selalu tentang aku
Yang segalanya hanyut bersamamu
Merangkai luka dalam jiwaku
Aku
Kamu
Kita yang tak pernah satu
Yang merenda dalam senyap
Lalu luruh dalam gelap
-Solo-
Ada luka
Ada lara
Ada dusta
Ada nista
Aku
Tentang kamu
Tentang dia
Tentang kita
Tentang mereka
Aku
Keabadian yang membuat kita merasa jemu
Yang mengetuk diam diam pintu hatiku
Lalu pergi tanpa sempat kurasakan satu satu
Aku
Selalu tentang aku
Yang segalanya hanyut bersamamu
Merangkai luka dalam jiwaku
Aku
Kamu
Kita yang tak pernah satu
Yang merenda dalam senyap
Lalu luruh dalam gelap
-Solo-
Selasa, 18 Mei 2010
Sepena cinta
Semburat pelangi di pelataran hati
Menghitam mengelam
Walau hari bukanlah malam
Takkan kubiarkan kau berjelaga
Dan menggenang dalam luka
Maka biar kuhapus setitik air mata itu
Kubagi separuh beban itu
Kuhilangkan senoktah ragu itu
Biar ku balut luka yang tersembunyi dalam jiwa
Ku sisipkan tawa
Dalam kerumunan duka yang menggila
Sebab tak hilang duka itu kau gurat sendiri
Tak lenyap air mata itu kau alirkan sendiri
Maka ijinkan aku berbagi
Walau hanya sedikit saja mengurangi
Biar kau tahu, aku selalu ada di sini
-Solo-
*Sepena cinta untukmu yang mungkin terluka
Menghitam mengelam
Walau hari bukanlah malam
Takkan kubiarkan kau berjelaga
Dan menggenang dalam luka
Maka biar kuhapus setitik air mata itu
Kubagi separuh beban itu
Kuhilangkan senoktah ragu itu
Biar ku balut luka yang tersembunyi dalam jiwa
Ku sisipkan tawa
Dalam kerumunan duka yang menggila
Sebab tak hilang duka itu kau gurat sendiri
Tak lenyap air mata itu kau alirkan sendiri
Maka ijinkan aku berbagi
Walau hanya sedikit saja mengurangi
Biar kau tahu, aku selalu ada di sini
-Solo-
*Sepena cinta untukmu yang mungkin terluka
Ada apa dengan cinta, Rako Prijanto
Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya..
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja.
======================================================================
Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi, sepi dan sendiri
aku benci
Aku ingin bingar
aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga
jika ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya
biar ramai
biar mengaduh sampai gaduh
Ah...ada malaikat menyulam
jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan
belok ke pantai .........
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya..
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja.
======================================================================
Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi, sepi dan sendiri
aku benci
Aku ingin bingar
aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga
jika ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya
biar ramai
biar mengaduh sampai gaduh
Ah...ada malaikat menyulam
jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan
belok ke pantai .........
Senin, 17 Mei 2010
Lagi ah..
Kusematkan rasa di pelataran pagi
Dibawah kaki Sang Mentari
Diambang horizon buaian langit ini
Menggores senyum seindah sang biru
Merangkai asa walau putih kini kelabu
Biar terhempas dalam jurang mimpi
Meski tak jua kutemu jalan yang bertepi
Maka, ijinkan sekali ini saja aku berhenti mengumbar cinta
Sebab tak ingin lagi kubebankan luka
Pun menggores air mata hanya karena kita
Maka, biarkan sekali ini saja aku memilih satu cinta
Bukan karena hitam merah dalam hati yang merintih
Tapi biar hati yang mengemas perih
Biar luruh dan berhenti bergemuruh
Karena seharusnya cinta membawa bahagia
Bukan air mata pun dusta yang dibawa
-Solo-
*sehabis hujan seharian, langitku penuh taburan bintang
Dibawah kaki Sang Mentari
Diambang horizon buaian langit ini
Menggores senyum seindah sang biru
Merangkai asa walau putih kini kelabu
Biar terhempas dalam jurang mimpi
Meski tak jua kutemu jalan yang bertepi
Maka, ijinkan sekali ini saja aku berhenti mengumbar cinta
Sebab tak ingin lagi kubebankan luka
Pun menggores air mata hanya karena kita
Maka, biarkan sekali ini saja aku memilih satu cinta
Bukan karena hitam merah dalam hati yang merintih
Tapi biar hati yang mengemas perih
Biar luruh dan berhenti bergemuruh
Karena seharusnya cinta membawa bahagia
Bukan air mata pun dusta yang dibawa
-Solo-
*sehabis hujan seharian, langitku penuh taburan bintang
puisi,lagi
Ku katakan pada langit, aku merindumu
Kukatakan pada bintang, aku mencintaimu
Kusampaikan pada angin, aku membencimu
Entah sebenarnya apa rasa dalam hatiku
Sebab ada ragu yang tertulis jelas di sana
Sebab ada luka yang masih kau sisakan darahnya
Sebab ada hati yang kau ingkari janjinya
Kau bilang hadapi kenyataan, maka kuhadapi mereka
Kau bilang buang saja cemas itu, lalu kusingkirkan mereka
Kau bilang tak ada yang tak mungkin, dan aku mempercayainya
Ternyata ada dusta yang kau sembunyikan dibalik jeruji cinta kita
Ada air mata yang tak pernah surut kau buatnya
Ada jemu dan bosan yang kau selipkan diantara rasa kita berdua
Maka punahlah sudah asa itu
Berkeping sudah bentuk hatiku
Temaram sudah langitku
Dan biru itu kini kelabu
Tak percaya lagi aku dengan apa itu cinta
Sebab ia melukaiku berkali-kali dengan sepinya
Dan sungguh..
Aku benci terluka karena cinta
-Solo-
*Hujan seharian penuh, membuat suasana tambah sendu
Kukatakan pada bintang, aku mencintaimu
Kusampaikan pada angin, aku membencimu
Entah sebenarnya apa rasa dalam hatiku
Sebab ada ragu yang tertulis jelas di sana
Sebab ada luka yang masih kau sisakan darahnya
Sebab ada hati yang kau ingkari janjinya
Kau bilang hadapi kenyataan, maka kuhadapi mereka
Kau bilang buang saja cemas itu, lalu kusingkirkan mereka
Kau bilang tak ada yang tak mungkin, dan aku mempercayainya
Ternyata ada dusta yang kau sembunyikan dibalik jeruji cinta kita
Ada air mata yang tak pernah surut kau buatnya
Ada jemu dan bosan yang kau selipkan diantara rasa kita berdua
Maka punahlah sudah asa itu
Berkeping sudah bentuk hatiku
Temaram sudah langitku
Dan biru itu kini kelabu
Tak percaya lagi aku dengan apa itu cinta
Sebab ia melukaiku berkali-kali dengan sepinya
Dan sungguh..
Aku benci terluka karena cinta
-Solo-
*Hujan seharian penuh, membuat suasana tambah sendu
Minggu, 09 Mei 2010
Air mata
Ku hapus tetes air mata itu
Pikirku, kenapa akhir ini banyak wanita terluka?
(Semoga bukan pengaruh musim atau cuaca yang sedemikian panasnya)
Aku beranjak memasuki kehidupan nyataku
(Karena selama ini aku bermimpi dan hidup dalam imajinasi)
Menata hati dan menjadikan hidup lebih berarti
(Walau kadang air mata masih nakal mengalir begitu saja)
Bukankah demikian fungsinya?
(Air mata itu belahan hati terbaik)
Menjadi teman erat di kala penat
Terkadang memang perlu ada air mata
Untuk meluapkan emosi dalam dada
Agar melepas beban yang mengganjal di kepala
Sebab aku, kamu kita adalah wanita
Setegar apapun ia, airmata akan jadi teman setia
Disetiap langkah dan alur kehidupan kita
Ada airmata yang mencatatkan sejarahnya..
-Solo-
*Kini aku bersahabat dengan air mata.. ^^
Pikirku, kenapa akhir ini banyak wanita terluka?
(Semoga bukan pengaruh musim atau cuaca yang sedemikian panasnya)
Aku beranjak memasuki kehidupan nyataku
(Karena selama ini aku bermimpi dan hidup dalam imajinasi)
Menata hati dan menjadikan hidup lebih berarti
(Walau kadang air mata masih nakal mengalir begitu saja)
Bukankah demikian fungsinya?
(Air mata itu belahan hati terbaik)
Menjadi teman erat di kala penat
Terkadang memang perlu ada air mata
Untuk meluapkan emosi dalam dada
Agar melepas beban yang mengganjal di kepala
Sebab aku, kamu kita adalah wanita
Setegar apapun ia, airmata akan jadi teman setia
Disetiap langkah dan alur kehidupan kita
Ada airmata yang mencatatkan sejarahnya..
-Solo-
*Kini aku bersahabat dengan air mata.. ^^
Sepi *kutulis judul ini lagi
Ah, malam ini begitu pekat
Bahkan setelah kunyalakan musik
Yang memecah sunyi dinding telingaku
Kau tahu, aku jengah sekali terhadap rasa ini
Terlukakah ia? Atau meranakah?
Ah, Tak perlu berharap akan suatu jawab
Kukira aku tegar,
Tapi air mata ini tak pernah mau mengering
Entah untuk apa ia keluar
Jika akhirnya mendustai jiwa, patutkah ia?
Tak tahukah kau?
Hahahaha, tentu saja kau tak tahu
Untuk apa kau perlu tahu?
Bahkan aku pun tak mau lagi berurusan denganmu
Setelah kecewa yang kau hadirkan dalam lara
Setelah dusta yang kau bisikkan di kebersamaan kita
Gila...
Semudah itu saja aku menerima
Tak peduli kau berkata atas nama cinta
Cukup, kau telah buat aku kecewa dan terluka
Dan aku benci merasa kecewa dan terluka
Kini, aku hanya butuh sendiri
Mungkin sepi memang telah jadi teman terbaik selama ini
Biar aku dan sepi yang mengetahui rasaku saat ini
Tidak kau, jangan kau lagi
Aku muak dengan kisah luka itu
-Solo-
*The night after cry
Bahkan setelah kunyalakan musik
Yang memecah sunyi dinding telingaku
Kau tahu, aku jengah sekali terhadap rasa ini
Terlukakah ia? Atau meranakah?
Ah, Tak perlu berharap akan suatu jawab
Kukira aku tegar,
Tapi air mata ini tak pernah mau mengering
Entah untuk apa ia keluar
Jika akhirnya mendustai jiwa, patutkah ia?
Tak tahukah kau?
Hahahaha, tentu saja kau tak tahu
Untuk apa kau perlu tahu?
Bahkan aku pun tak mau lagi berurusan denganmu
Setelah kecewa yang kau hadirkan dalam lara
Setelah dusta yang kau bisikkan di kebersamaan kita
Gila...
Semudah itu saja aku menerima
Tak peduli kau berkata atas nama cinta
Cukup, kau telah buat aku kecewa dan terluka
Dan aku benci merasa kecewa dan terluka
Kini, aku hanya butuh sendiri
Mungkin sepi memang telah jadi teman terbaik selama ini
Biar aku dan sepi yang mengetahui rasaku saat ini
Tidak kau, jangan kau lagi
Aku muak dengan kisah luka itu
-Solo-
*The night after cry
Kamis, 06 Mei 2010
Buat kamu..
Siang ini telah kau sebarkan rindu di mana mana
Di puncak pepohonan
Diujung dedaunan
Dalam udara yang mengalir
Dan melalui rona sang mentari
Kau tiupkan cinta di segala tempat
Lewat senyum yang kau berikan
Sapaan yang hangat
Dan kebersamaan yang erat
Percayakah kau sahabat,
Selalu ada tujuan dari Tuhan
Atas pelajaran-pelajaran
Atas keburukan dan kebaikan
Yang terkadang kau anggap terlalu pahit dirasakan
Dan di balik semua itu selalu ada cinta
Pada akhirnya..
Walau tak jarang terlambat disadari
Walau seringnya terlupa untuk dipahami
Selalu ada kisah yang bisa dimaknai
Tersenyumlah, sahabat
Bahkan jika hatimu menangis
Pun batinmu merintih perih
Dan berbagilah air mata itu denganku
Karena akan kuuapkan dia menjadi senyum ceria
Menjadi romansa yang penuh canda tawa..
Karena dibalik hujan ada pelangi
Setelah malam selalu ada pagi hari
Dan yang terpenting
Aku menyayangimu sepenuh hati..
-Solo-
*Semangat, cintaa...
Di puncak pepohonan
Diujung dedaunan
Dalam udara yang mengalir
Dan melalui rona sang mentari
Kau tiupkan cinta di segala tempat
Lewat senyum yang kau berikan
Sapaan yang hangat
Dan kebersamaan yang erat
Percayakah kau sahabat,
Selalu ada tujuan dari Tuhan
Atas pelajaran-pelajaran
Atas keburukan dan kebaikan
Yang terkadang kau anggap terlalu pahit dirasakan
Dan di balik semua itu selalu ada cinta
Pada akhirnya..
Walau tak jarang terlambat disadari
Walau seringnya terlupa untuk dipahami
Selalu ada kisah yang bisa dimaknai
Tersenyumlah, sahabat
Bahkan jika hatimu menangis
Pun batinmu merintih perih
Dan berbagilah air mata itu denganku
Karena akan kuuapkan dia menjadi senyum ceria
Menjadi romansa yang penuh canda tawa..
Karena dibalik hujan ada pelangi
Setelah malam selalu ada pagi hari
Dan yang terpenting
Aku menyayangimu sepenuh hati..
-Solo-
*Semangat, cintaa...
Selasa, 04 Mei 2010
Jarak terdekat bumi matahari?
April 2009 seseorang menyebarkan SMS yang tidak jelas sumbernya. Isinya kira-kira, “Dikabarkan besok terjadi kondisi di mana jarak matahari-bumi semakin dekat. Kemungkinan besar radiasinya dapat merusak kulit, terjadi antara jam 8 – 16. Jangan pakai pakaian hitam, sebab penyerapan energi matahari dapat merusak kulit hanya dalam 5 menit.”
April 2010 tersebar lagi SMS serupa bunyinya (dengan berbagai versi sumbernya): ”Empat hari ke depan jangan pakai baju hitam karena matahari sedang mencapai titik terdekat dengan Bumi. Seluruh wilayah bumi mengalami kenaikan suhu 4 derajat. Berpeluang menyebabkan kanker. Gunakan sunblock dan banyak minum air putih.”
Informasi tersebut jelas menyesatkan. Orbit bumi mengitari matahari yang sedikit lonjong menyebabkan bumi mendekat dan menjauh dari matahari secara teratur. Jarak terdekat bumi – matahari (disebut perhelion pada jarak147 juta km) terjadi setiap awal Januari. Dan jarak terjauhnya (disebut aphelion pada jarak 152 juta km) terjadi setiap awal Juli. Jadi, bulan April tidak ada fenomena jarak bumi-matahari makin dekat. Dengan demikian informasi lainnya juga tidak benar. Kalau pun bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari, radiasinya tidak signifikan variasinya. Jadi tidak ada dampak apa pun.
Mungkin ada yang mengaitkan dengan perasaan lebih panas sekitar Maret-April. Fenomena lebih panasnya suhu udara di sebagian besar kota di Indonesia pada Maret-April, tidak terkait dengan jarak bumi – matahari. Data suhu rata-rata di beberapa kota memang menunjukkan dua puncak sekitar Maret-April dan juga September-Oktober. Hal itu terjadi karena faktor peralihan angin pada musim pancaroba. Di Indonesia angin Monsun Australia (Juni-Juli-Agustus) yang kering membawa udara dingin dari arah Selatan yang sedang musim dingin, sehingga cenderung saat kemarau relatif lebih sejuk.
Demikian juga saat angin Monsun Asia (Desember-Januari-Februari) yang basah membawa udara dingin dari arah Utara yang sedang musim dingin, sehingga musim hujan juga relatif dingin. Saat musim peralihan (Maret-April-Mei dan September-Oktober-November) angin cenderung lemah (kecuali angin lokal saat terjadi puting beliung) dan bersifat lokal, sehingga tidak ada efek pendinginan. Radiasi panas (inframerah) dari permukaan yang terpanasi relatif tidak tersebar. Efek pulau panas perkotaan makin terasa pada musim peralihan ini.
Masyarakat merasakan bulan April ini sangat panas. Apa yang terjadi? Fenomena itu dapat dijelaskan sebagai efek gabungan kondisi musiman, kondisi regional, dan dampak perubahan iklim lokal.
Pertama, kondisi musiman adalah musim pancaroba, peralihan arah angin di wilayah Indonesia. Pada saat matahari berada di belahan selatan (Desember – Februari), musim panas di belahan selatan (bertekanan rendah) dan musim dingin di belahan utara (bertekanan tinggi) menyebabkan angin bertiup dari belahan utara ke selatan. Angin bertiup dari arah Timur Laut dari Pasifik membawa uap air, mengarah ke Selatan – Tenggara menyebabkan musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Selain itu, angin dari belahan utara yang sedang musim dingin juga memberi efek pendinginan di Indonesia. Lalu Maret – Mei matahari beralih ke utara. Pola pemanasan berubah. Wilayah paling panas ada di sekitar khatulistiwa, di Indonesia. Angin cenderung berputar di sekitar wiliayah Indonesia. Tidak ada efek pendinginan dari wilayah lain. Ini berdampak bulan Maret-April menjadi bulan terpanas.
Mengapa bukan saat kemarau (Juni – Agustus) yang menjadi bulan terpanas? Pada saat itu matahari ada di belahan utara. Belahan utara panas bertekanan rendah, belahan selatan dingin bertekanan tinggi. Maka angin bertiup dari belahan selatan ke utara. Angin bertiup dari arah Tenggara dari Australia yang kering, menuju Utara – Timur Laut menyebabkan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Tetapi dari segi suhu udara, angin dari belahan selatan yang musim dingin cenderung memberi efek pendinginan. Kadang pada musim kemarau kita merasakan angin yang dingin. Walau tidak sepanas Maret-April, nanti saat pancaroba dari kemarau ke penghujan September – Oktober juga menjadi bulan yang panas melebih saat kemarau.
Kedua, kondisi regional juga harus diperhatikan yang kadang memberi efek penguatan. Saat awal April 2010 ada efek gabungan El Nino di Pasifik, Dipole Mode di Lautan Hindia, dan siklus periodik MJO (Madden-Julian Oscillation) aktif yang bersifat menekan pembentukan awan di wilayah Indonesia. Efek gabungan itu cenderung mengurangi liputan awan di wilayah Indonesia. Akibatnya pada siang hari kita merasakan panas yang sangat terik.
Ketiga, dampak perubahan iklim lokal. Perubahan tataguna lahan dan aktivitas manusia sangat berdampak pada pemanasan kota. Ketika pepohonan banyak ditebang berubah menjadi bangunan dan pelataran berlapis semen atau aspal, maka permukaan bumi menyerap panas lebih efektif. Panas tersebut dipancar lagi ke atas sebagai gelombang panas inframerah. Sebagai fenomena sesaat, kita bisa merasakan perbedaan panas di wilayah yang masih banyak pohonnya dan wilayah yang tanpa atau sedikit pohonnya.
Pemanasan itu bukan hanya sesaat, ada proses lanjutannya. Panas itu tersimpan. Sebenarnya pancaran gelombang panas itu bermanfaat menghangatkan bumi saat matahari sudah terbenam. Tetapi karena bertambahnya gas karbondioksida (CO2) di udara perkotaan akibat kendaraan bermotor dan industri serta aktivitas manusia lainnya, maka lebih banyak panas yang ditahan. Karbon dioksida memang bersifat menyerap inframerah yang berarti menahan panas. Akibatnya kota semakin panas dan semakin berkurang tingkat kenyamanannya. Perubahan lokal di perkotaan ini lebih terasa daripada pemanasan global yang sifatnya gradual. Pemanasan global sedikit demi sedikit yang terasa dampaknya baru dalam puluhan – ratusan tahun. Sedangkan pemanasan kota terasa dari tahun ke tahun. Misalnya, awal tahun 1980-an kota Bandung pada pagi hari masih terasa sejuk, tetapi tahun 2000-an kita merasakan kota Bandung tidak sesejuk dulu.
http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/04/23/pancaroba-paling-panas-di-indonesia/
April 2010 tersebar lagi SMS serupa bunyinya (dengan berbagai versi sumbernya): ”Empat hari ke depan jangan pakai baju hitam karena matahari sedang mencapai titik terdekat dengan Bumi. Seluruh wilayah bumi mengalami kenaikan suhu 4 derajat. Berpeluang menyebabkan kanker. Gunakan sunblock dan banyak minum air putih.”
Informasi tersebut jelas menyesatkan. Orbit bumi mengitari matahari yang sedikit lonjong menyebabkan bumi mendekat dan menjauh dari matahari secara teratur. Jarak terdekat bumi – matahari (disebut perhelion pada jarak147 juta km) terjadi setiap awal Januari. Dan jarak terjauhnya (disebut aphelion pada jarak 152 juta km) terjadi setiap awal Juli. Jadi, bulan April tidak ada fenomena jarak bumi-matahari makin dekat. Dengan demikian informasi lainnya juga tidak benar. Kalau pun bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari, radiasinya tidak signifikan variasinya. Jadi tidak ada dampak apa pun.
Mungkin ada yang mengaitkan dengan perasaan lebih panas sekitar Maret-April. Fenomena lebih panasnya suhu udara di sebagian besar kota di Indonesia pada Maret-April, tidak terkait dengan jarak bumi – matahari. Data suhu rata-rata di beberapa kota memang menunjukkan dua puncak sekitar Maret-April dan juga September-Oktober. Hal itu terjadi karena faktor peralihan angin pada musim pancaroba. Di Indonesia angin Monsun Australia (Juni-Juli-Agustus) yang kering membawa udara dingin dari arah Selatan yang sedang musim dingin, sehingga cenderung saat kemarau relatif lebih sejuk.
Demikian juga saat angin Monsun Asia (Desember-Januari-Februari) yang basah membawa udara dingin dari arah Utara yang sedang musim dingin, sehingga musim hujan juga relatif dingin. Saat musim peralihan (Maret-April-Mei dan September-Oktober-November) angin cenderung lemah (kecuali angin lokal saat terjadi puting beliung) dan bersifat lokal, sehingga tidak ada efek pendinginan. Radiasi panas (inframerah) dari permukaan yang terpanasi relatif tidak tersebar. Efek pulau panas perkotaan makin terasa pada musim peralihan ini.
Masyarakat merasakan bulan April ini sangat panas. Apa yang terjadi? Fenomena itu dapat dijelaskan sebagai efek gabungan kondisi musiman, kondisi regional, dan dampak perubahan iklim lokal.
Pertama, kondisi musiman adalah musim pancaroba, peralihan arah angin di wilayah Indonesia. Pada saat matahari berada di belahan selatan (Desember – Februari), musim panas di belahan selatan (bertekanan rendah) dan musim dingin di belahan utara (bertekanan tinggi) menyebabkan angin bertiup dari belahan utara ke selatan. Angin bertiup dari arah Timur Laut dari Pasifik membawa uap air, mengarah ke Selatan – Tenggara menyebabkan musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Selain itu, angin dari belahan utara yang sedang musim dingin juga memberi efek pendinginan di Indonesia. Lalu Maret – Mei matahari beralih ke utara. Pola pemanasan berubah. Wilayah paling panas ada di sekitar khatulistiwa, di Indonesia. Angin cenderung berputar di sekitar wiliayah Indonesia. Tidak ada efek pendinginan dari wilayah lain. Ini berdampak bulan Maret-April menjadi bulan terpanas.
Mengapa bukan saat kemarau (Juni – Agustus) yang menjadi bulan terpanas? Pada saat itu matahari ada di belahan utara. Belahan utara panas bertekanan rendah, belahan selatan dingin bertekanan tinggi. Maka angin bertiup dari belahan selatan ke utara. Angin bertiup dari arah Tenggara dari Australia yang kering, menuju Utara – Timur Laut menyebabkan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Tetapi dari segi suhu udara, angin dari belahan selatan yang musim dingin cenderung memberi efek pendinginan. Kadang pada musim kemarau kita merasakan angin yang dingin. Walau tidak sepanas Maret-April, nanti saat pancaroba dari kemarau ke penghujan September – Oktober juga menjadi bulan yang panas melebih saat kemarau.
Kedua, kondisi regional juga harus diperhatikan yang kadang memberi efek penguatan. Saat awal April 2010 ada efek gabungan El Nino di Pasifik, Dipole Mode di Lautan Hindia, dan siklus periodik MJO (Madden-Julian Oscillation) aktif yang bersifat menekan pembentukan awan di wilayah Indonesia. Efek gabungan itu cenderung mengurangi liputan awan di wilayah Indonesia. Akibatnya pada siang hari kita merasakan panas yang sangat terik.
Ketiga, dampak perubahan iklim lokal. Perubahan tataguna lahan dan aktivitas manusia sangat berdampak pada pemanasan kota. Ketika pepohonan banyak ditebang berubah menjadi bangunan dan pelataran berlapis semen atau aspal, maka permukaan bumi menyerap panas lebih efektif. Panas tersebut dipancar lagi ke atas sebagai gelombang panas inframerah. Sebagai fenomena sesaat, kita bisa merasakan perbedaan panas di wilayah yang masih banyak pohonnya dan wilayah yang tanpa atau sedikit pohonnya.
Pemanasan itu bukan hanya sesaat, ada proses lanjutannya. Panas itu tersimpan. Sebenarnya pancaran gelombang panas itu bermanfaat menghangatkan bumi saat matahari sudah terbenam. Tetapi karena bertambahnya gas karbondioksida (CO2) di udara perkotaan akibat kendaraan bermotor dan industri serta aktivitas manusia lainnya, maka lebih banyak panas yang ditahan. Karbon dioksida memang bersifat menyerap inframerah yang berarti menahan panas. Akibatnya kota semakin panas dan semakin berkurang tingkat kenyamanannya. Perubahan lokal di perkotaan ini lebih terasa daripada pemanasan global yang sifatnya gradual. Pemanasan global sedikit demi sedikit yang terasa dampaknya baru dalam puluhan – ratusan tahun. Sedangkan pemanasan kota terasa dari tahun ke tahun. Misalnya, awal tahun 1980-an kota Bandung pada pagi hari masih terasa sejuk, tetapi tahun 2000-an kita merasakan kota Bandung tidak sesejuk dulu.
http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/04/23/pancaroba-paling-panas-di-indonesia/
Sabtu, 01 Mei 2010
-Today-
Hari ini saya memasak.. Bolehlah kaget, tapi biasa aja ya.. Saya kan udah Ibu-Ibu, jadi mungkin biasa aja kalo denger Ibu-Ibu masak. Tapi sebenarnya, saya nggak begitu suka dengan masak memasak. Tapi karena hari ini si Mio lagi di servis, alhasil ga bisa ke warung makan langganan, karena itu warung bukanya jam 7.30an, dan si Mio mau dibawa Ayah jam 7an, alhasil yaa.. Masak deh.
Bangun tidur tadi rencananya mau langsung ke Pasar bakda Sholat Subuh, tapi kok masih gelap ya.. lagian masih bingung mau masak apa, terus browsing deh.. nyari resep masakan, dan dapet yang simpel.. Pecel ama sup bola jamur. Kalo pecel mah, gampang segampang2nya, tinggal beli sambal kacang ama sayurannya, terus selesai. Nah si Sup bola Jamur ini juga simpel bahannya, tapi nggak ditulis detail jumlahnya, jadi ya.. ilmu feeling dan ngira-ngira aja.
Eh, Si Oryz bangun, jadilah dia ikut naik motor. Tapi dipikirnya mau ngajak maen ke Luw**, padahal jam segitu kan belum buka. Seperti biasa, dia ngasih komando arah gitu kalo di motor, terus begitu aku arahin ke Pasar deket rumah, dia ngamuk.. Ya sudah, dibablaskanlah ke LUW**, toh juga belum buka. Begitu lewat dan tau masih tutup, si Oryz memonyong-monyongkan mulutnya. Tanda kecewa gitu kali.. diajak ngomong juga ga jawab, padahal waktu berangkat cerewetnya bukan main.
Nah.. Terus pulangnya mampir ke Pasar deket rumah, beli ini itu dan Oryz dibelikan balon Mickeymouse, girang lagi deh mukanya. Terus kita pulang..
Nyampe rumah, mulai berkutatlah dengan sayur, Si Ayah juga udah siap-siap mau berangkat, setelah sarapan, baru fighting di dapur dimulai. Pertama-tama bikin pecel, ini mah gampang, kan dari dulu juga sering mbantu Si Mbah bikin pecel, jadi udah lancar. Berikutnya bikin bola jamur, ditulisnya sih rebus ayam lalu digiling. Karena saya ga punya gilingan, dan juga ga tau dimana tukang giling, jadilah itu daging saya ulek, ampe agak lembut, terus dicampur make soun dan jamur yang udah direndem di air panas.
Naahh, kan selanjutnya diberi putih telur, karena aku juga ga tau berapa jumlahnya, yaa dimasukin satu dulu lah. Berikutnya saya campur itu adonan, tapi kok ga bisa dibulet-buletin ya.. Padahal langkah selanjutnya menurut resep adalah membuat adonan menjadi bentuk bola. Terus saya tambahin satu butir telur lagi, putihnya doank. Naah, masih ga bisa nempel itu adonan, apa ayamnya kurang atau gimana saya juga ga ngeh, dan saya juga mulai bingung mau diapain. Eh terus inget, masih punya tepung, di lemari bahan. Jadi, saya uleni make tepung biar jadi bola, terus saya goreng.. (ga mungkin direbus, karena kemungkinan besar ambyar, gitu pikir saya). Jadilah sup saya itu.. sedikit beda sih, karena bola jamurnya digoreng.. tapi.. rasanya tetep enak.. Oryz aja doyan.. hohoho...
Tapi tetEp aja, kalo disuruh milih ngabisin pagi dengan masak di dapur atau di depan novel, saya tetep milih yang kedua.. Masak mah, kalo niat dan semangatnya lagi tinggi ajah..
^^
-Solo-
*abis masak kok ngantuk ya..
Bangun tidur tadi rencananya mau langsung ke Pasar bakda Sholat Subuh, tapi kok masih gelap ya.. lagian masih bingung mau masak apa, terus browsing deh.. nyari resep masakan, dan dapet yang simpel.. Pecel ama sup bola jamur. Kalo pecel mah, gampang segampang2nya, tinggal beli sambal kacang ama sayurannya, terus selesai. Nah si Sup bola Jamur ini juga simpel bahannya, tapi nggak ditulis detail jumlahnya, jadi ya.. ilmu feeling dan ngira-ngira aja.
Eh, Si Oryz bangun, jadilah dia ikut naik motor. Tapi dipikirnya mau ngajak maen ke Luw**, padahal jam segitu kan belum buka. Seperti biasa, dia ngasih komando arah gitu kalo di motor, terus begitu aku arahin ke Pasar deket rumah, dia ngamuk.. Ya sudah, dibablaskanlah ke LUW**, toh juga belum buka. Begitu lewat dan tau masih tutup, si Oryz memonyong-monyongkan mulutnya. Tanda kecewa gitu kali.. diajak ngomong juga ga jawab, padahal waktu berangkat cerewetnya bukan main.
Nah.. Terus pulangnya mampir ke Pasar deket rumah, beli ini itu dan Oryz dibelikan balon Mickeymouse, girang lagi deh mukanya. Terus kita pulang..
Nyampe rumah, mulai berkutatlah dengan sayur, Si Ayah juga udah siap-siap mau berangkat, setelah sarapan, baru fighting di dapur dimulai. Pertama-tama bikin pecel, ini mah gampang, kan dari dulu juga sering mbantu Si Mbah bikin pecel, jadi udah lancar. Berikutnya bikin bola jamur, ditulisnya sih rebus ayam lalu digiling. Karena saya ga punya gilingan, dan juga ga tau dimana tukang giling, jadilah itu daging saya ulek, ampe agak lembut, terus dicampur make soun dan jamur yang udah direndem di air panas.
Naahh, kan selanjutnya diberi putih telur, karena aku juga ga tau berapa jumlahnya, yaa dimasukin satu dulu lah. Berikutnya saya campur itu adonan, tapi kok ga bisa dibulet-buletin ya.. Padahal langkah selanjutnya menurut resep adalah membuat adonan menjadi bentuk bola. Terus saya tambahin satu butir telur lagi, putihnya doank. Naah, masih ga bisa nempel itu adonan, apa ayamnya kurang atau gimana saya juga ga ngeh, dan saya juga mulai bingung mau diapain. Eh terus inget, masih punya tepung, di lemari bahan. Jadi, saya uleni make tepung biar jadi bola, terus saya goreng.. (ga mungkin direbus, karena kemungkinan besar ambyar, gitu pikir saya). Jadilah sup saya itu.. sedikit beda sih, karena bola jamurnya digoreng.. tapi.. rasanya tetep enak.. Oryz aja doyan.. hohoho...
Tapi tetEp aja, kalo disuruh milih ngabisin pagi dengan masak di dapur atau di depan novel, saya tetep milih yang kedua.. Masak mah, kalo niat dan semangatnya lagi tinggi ajah..
^^
-Solo-
*abis masak kok ngantuk ya..
Jumat, 23 April 2010
Sherina
Pergilah Kau
Tak mau lagi aku percaya
Pada semua kasih sayangmu
Tak mau lagi aku tersentuh
Pada semua pengakuanmu
Kamu takkan mengerti rasa sakit ini
Kebohongan dari mulut manismu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah semua rasa bersalahmu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui
Tak mau lagi aku terjerat
Pada semua janji-janjimu
Tak mau lagi aku terkait
Pada semua permainanmu
Bertahun-tahun bersama
Kupercayaimu
Kubanggakan kamu
Berikan s’galanya
Aku tak mau lagi
-Simfoni Hitam-
Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan cita bersama
Namun s’lalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu satu
Namun s’lalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu
T’lah kunyanyikan alunan-alunan senduku
T’lah kubisikkan cerita-cerita gelapku
T’lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
Bila saja kau di sisiku
‘Kan ku beri kau segalanya
Namun tak henti aku bertanya
Adakah aku di rindumu
Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku
Dengar simfoniku
Simfoni hanya untukmu….
T’lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
Tak mau lagi aku percaya
Pada semua kasih sayangmu
Tak mau lagi aku tersentuh
Pada semua pengakuanmu
Kamu takkan mengerti rasa sakit ini
Kebohongan dari mulut manismu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah semua rasa bersalahmu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui
Tak mau lagi aku terjerat
Pada semua janji-janjimu
Tak mau lagi aku terkait
Pada semua permainanmu
Bertahun-tahun bersama
Kupercayaimu
Kubanggakan kamu
Berikan s’galanya
Aku tak mau lagi
-Simfoni Hitam-
Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan cita bersama
Namun s’lalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu satu
Namun s’lalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu
T’lah kunyanyikan alunan-alunan senduku
T’lah kubisikkan cerita-cerita gelapku
T’lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
Bila saja kau di sisiku
‘Kan ku beri kau segalanya
Namun tak henti aku bertanya
Adakah aku di rindumu
Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku
Dengar simfoniku
Simfoni hanya untukmu….
T’lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
angkuh
Saat lelah bersimbah keluh
Dan kau tak pernah tau apa itu butuh
Bersandingkan nestapa di sudut nuranimu
Dan putih itu tak lagi bersih
Biru itu pun tak lagi merindu
Sebab ternyata aku sudah jemu
Membiarkan imajinasiku melanglang bersamamu
Sebutlah itu dusta
Wahai kau orang asing di hidupku
Yang hadirmu kau dustakan pada hatimu
Bersama lara kau meringkuk gulana
Menambah penat yang tak akan pernah kau ucap
Karena kau terlalu angkuh mengakuinya
Sebab terlalu nista membicarakannya
Kau..
Orang asing di hidupku
Dihidupnya dan di hidup Mereka
Tutuplah lembar itu dan bukalah hidupmu yang baru
-Solo-
*bintang jatuh
Dan kau tak pernah tau apa itu butuh
Bersandingkan nestapa di sudut nuranimu
Dan putih itu tak lagi bersih
Biru itu pun tak lagi merindu
Sebab ternyata aku sudah jemu
Membiarkan imajinasiku melanglang bersamamu
Sebutlah itu dusta
Wahai kau orang asing di hidupku
Yang hadirmu kau dustakan pada hatimu
Bersama lara kau meringkuk gulana
Menambah penat yang tak akan pernah kau ucap
Karena kau terlalu angkuh mengakuinya
Sebab terlalu nista membicarakannya
Kau..
Orang asing di hidupku
Dihidupnya dan di hidup Mereka
Tutuplah lembar itu dan bukalah hidupmu yang baru
-Solo-
*bintang jatuh
Kamis, 22 April 2010
Kamu sadar....
“ Kamu sadar saya punya alasan untuk selingkuh ‘kan sayang? ” adalah kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Tamara Geraldine, sosok yang lebih terkenal sebagai pembawa acara daripada sebagai penulis. Pertama kali saya membaca judul ini, saya tahu pasti bahasa yang digunakan Tamara unik, karena di kesehariannya sepertinya dia berbicara apa adanya, lugas dan tanpa basa-basi.
Isi dari buku ini memang menceritakan kisah tentang perselingkuhan dalam sebuah lembaga bernama pernikahan. Tentang alasan- alasan mereka yang selebihnya hanya berupa batas nafsu belaka. bahasa yang digunakan Tamara begitu mengena, menyampaikan maksudnya tapi dengan spontan dan cerdas tidak dengan bahasa yang memberat-beratkan pembacanya.
terdiri dari 12 cerita pendek yang mungkin saja memang ada di kehidupan nyata, mungkin cerita tentang teman atau kenalannya yang diungkapkan menjadi bahasa yang lebih enak dibaca. Saya ambil beberapa contoh puisi dan penggalan kata-katanya.
izinkan aku bebas dari genggamanmu
Tiga kali selusin purnama kita jalan sendiri-sendiri
Menancapkan belati majal
Meremukkan cawan cinta
Lupakan bahagia, lelap aku setubuhi sepi
Kutemu bilik kecil tempat menyisik payet dosa
Keinginan sederhana:
dicintai dan diterima apa adaku
(xxi)
” Luar biasa, aku begitu dicintai dan dikagumi di ruangan ini, di malam ini. Kalau begitu ijinkan aku mati saja di sini. Biarlah detak jantungku berhenti di titik ini. Di dada laki-laki yang hatinya tercuri ini. Masuk neraka ayo sajalah...”
(pengantar bunga yang tertahan pemeriksaan)
Malam membuatku menangis karena ia hanya mengantar banyak sepi
Malam memaksaku mengasah pisau, karena sepi memintaku
membunuhnya berkali-kali
Karaena hidup adalah keniscayaan yang rapuh
Maka jangan pernah gentar pada kematian.
(179)
Sejujurnya, saya termasuk manusia-manusia yang tidak bisa menerima perselingkuhan, atas nama apa pun. Karena saya tahu semua itu pasti hanya berkisar antara nafsu belaka.
-Solo-
* backsoundnya : pergilah kau
Isi dari buku ini memang menceritakan kisah tentang perselingkuhan dalam sebuah lembaga bernama pernikahan. Tentang alasan- alasan mereka yang selebihnya hanya berupa batas nafsu belaka. bahasa yang digunakan Tamara begitu mengena, menyampaikan maksudnya tapi dengan spontan dan cerdas tidak dengan bahasa yang memberat-beratkan pembacanya.
terdiri dari 12 cerita pendek yang mungkin saja memang ada di kehidupan nyata, mungkin cerita tentang teman atau kenalannya yang diungkapkan menjadi bahasa yang lebih enak dibaca. Saya ambil beberapa contoh puisi dan penggalan kata-katanya.
izinkan aku bebas dari genggamanmu
Tiga kali selusin purnama kita jalan sendiri-sendiri
Menancapkan belati majal
Meremukkan cawan cinta
Lupakan bahagia, lelap aku setubuhi sepi
Kutemu bilik kecil tempat menyisik payet dosa
Keinginan sederhana:
dicintai dan diterima apa adaku
(xxi)
” Luar biasa, aku begitu dicintai dan dikagumi di ruangan ini, di malam ini. Kalau begitu ijinkan aku mati saja di sini. Biarlah detak jantungku berhenti di titik ini. Di dada laki-laki yang hatinya tercuri ini. Masuk neraka ayo sajalah...”
(pengantar bunga yang tertahan pemeriksaan)
Malam membuatku menangis karena ia hanya mengantar banyak sepi
Malam memaksaku mengasah pisau, karena sepi memintaku
membunuhnya berkali-kali
Karaena hidup adalah keniscayaan yang rapuh
Maka jangan pernah gentar pada kematian.
(179)
Sejujurnya, saya termasuk manusia-manusia yang tidak bisa menerima perselingkuhan, atas nama apa pun. Karena saya tahu semua itu pasti hanya berkisar antara nafsu belaka.
-Solo-
* backsoundnya : pergilah kau
Rabu, 21 April 2010
kartini
Raden Ajeng Kartini (1879-1904)
Pejuang Kemajuan Wanita
Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.
Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya.
Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu.
Pada saat itu, Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya.
Dia hanya sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat-istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah.
Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul dengan orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai kemajuan wanita seperti karya-karya Multatuli "Max Havelaar" dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama wanita Eropa.
Dia merasakan sendiri bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja padahal dirinya adalah anak seorang Bupati. Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak pernah disekolahkan sama sekali.
Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma.
Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.
Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.
Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya tersebut, tentang adanya persamaan hak kaum wanita dan pria.
Setelah meninggalnya Kartini, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari.
Apa yang sudah dilakukan RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan lebih besar dan lebih banyak lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah memberikan usia yang panjang kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia meninggal dunia di usia muda, usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya.
Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya.
Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional.
Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.
Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang adalah masa pembinaan.
Nama:
Raden Ajeng Kartini
Lahir:
Jepara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1879
Meninggal:
Tanggal 17 September 1904, (sewaktu melahirkan putra pertamanya)
Pendidikan:
E.L.S. (Europese Lagere School), setingkat sekolah dasar
Suami:
Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang
Prestasi:
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Jepara
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang
Kumpulan surat-surat:
Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Penghormatan:
- Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional
- Hari Kelahirannya tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari besar
Sumber:
- Album Pahlawan Bangsa Cetakan ke 18, penerbit PT Mutiara Sumber Widya
- Wajah-Wajah Nasional cetakan pertama. Karangan: Solichin Salam
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/k/kartini-ra/index.shtml
Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati
Pada masa kecilnya, Kartini mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan ketika belajar mengaji (membaca Al-Quran). Ibu guru mengajinya memarahi beliau ketika Kartini menanyakan makna dari kata-kata Al-Quran yang diajarkan kepadanya untuk membacanya. Sejak saat itu timbullah penolakan pada diri Kartini.
"Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?" [ Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]
"Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [ Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]
Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati di Demak (Pangeran Ario Hadiningrat). Di Demak waktu itu sedang berlangsung pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga. Kartini ikut mendengarkan pengajian tersebut bersama para raden ayu yang lain, dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian yang disampaikan Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang, yaitu tentang tafsir Al-Fatihah. Kyai Sholeh Darat ini - demikian ia dikenal - sering memberikan pengajian di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara. Setelah selesai acara pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemani dia untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :
"Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?". Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"
Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Sholeh Darat tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa.
Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Quran) maka tidak mustahil ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua hal yang dituntut Islam terhadap muslimahnya. Terbukti Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudah terlanjur mapan. Kartini juga memiliki modal kehanifan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Bukankah pada mulanya beliau paling keras menentang poligami, tapi kemudian setelah mengenal Islam, beliau dapat menerimanya.
Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah. Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini.
Karena Kartini selalu menulis suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot Licht". Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat- surat Kartini, maka Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini . Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Quran. Kemudian untuk masa-masa selanjutnya setelah Kartini meninggal, kata-kata Door Duisternis Tot Licht telah kehilangan maknanya, karena diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap Terbitlah Terang". Memang lebih puitis, tapi justru tidak persis.
Setelah Kartini mengenal Islam sikapnya terhadap Barat mulai berubah :
"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]
Kartini juga menentang semua praktek kristenisasi di Hindia Belanda :
"Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? .... Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?" [ Surat Kartini kepada E.E . Abendanon, 31 Januari 1903]
Bahkan Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah ayat 193, berupaya untuk memperbaiki citra Islam selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan :
"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai." [ Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]
http://ukhtikiki.multiply.com/reviews/item/11
Pejuang Kemajuan Wanita
Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.
Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya.
Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu.
Pada saat itu, Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya.
Dia hanya sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat-istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah.
Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul dengan orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai kemajuan wanita seperti karya-karya Multatuli "Max Havelaar" dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama wanita Eropa.
Dia merasakan sendiri bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja padahal dirinya adalah anak seorang Bupati. Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak pernah disekolahkan sama sekali.
Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma.
Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.
Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.
Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya tersebut, tentang adanya persamaan hak kaum wanita dan pria.
Setelah meninggalnya Kartini, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari.
Apa yang sudah dilakukan RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan lebih besar dan lebih banyak lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah memberikan usia yang panjang kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia meninggal dunia di usia muda, usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya.
Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya.
Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional.
Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.
Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang adalah masa pembinaan.
Nama:
Raden Ajeng Kartini
Lahir:
Jepara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1879
Meninggal:
Tanggal 17 September 1904, (sewaktu melahirkan putra pertamanya)
Pendidikan:
E.L.S. (Europese Lagere School), setingkat sekolah dasar
Suami:
Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang
Prestasi:
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Jepara
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang
Kumpulan surat-surat:
Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Penghormatan:
- Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional
- Hari Kelahirannya tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari besar
Sumber:
- Album Pahlawan Bangsa Cetakan ke 18, penerbit PT Mutiara Sumber Widya
- Wajah-Wajah Nasional cetakan pertama. Karangan: Solichin Salam
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/k/kartini-ra/index.shtml
Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati
Pada masa kecilnya, Kartini mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan ketika belajar mengaji (membaca Al-Quran). Ibu guru mengajinya memarahi beliau ketika Kartini menanyakan makna dari kata-kata Al-Quran yang diajarkan kepadanya untuk membacanya. Sejak saat itu timbullah penolakan pada diri Kartini.
"Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?" [ Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]
"Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [ Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]
Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati di Demak (Pangeran Ario Hadiningrat). Di Demak waktu itu sedang berlangsung pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga. Kartini ikut mendengarkan pengajian tersebut bersama para raden ayu yang lain, dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian yang disampaikan Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang, yaitu tentang tafsir Al-Fatihah. Kyai Sholeh Darat ini - demikian ia dikenal - sering memberikan pengajian di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara. Setelah selesai acara pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemani dia untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :
"Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?". Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"
Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Sholeh Darat tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa.
Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Quran) maka tidak mustahil ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua hal yang dituntut Islam terhadap muslimahnya. Terbukti Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudah terlanjur mapan. Kartini juga memiliki modal kehanifan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Bukankah pada mulanya beliau paling keras menentang poligami, tapi kemudian setelah mengenal Islam, beliau dapat menerimanya.
Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah. Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini.
Karena Kartini selalu menulis suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot Licht". Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat- surat Kartini, maka Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini . Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Quran. Kemudian untuk masa-masa selanjutnya setelah Kartini meninggal, kata-kata Door Duisternis Tot Licht telah kehilangan maknanya, karena diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap Terbitlah Terang". Memang lebih puitis, tapi justru tidak persis.
Setelah Kartini mengenal Islam sikapnya terhadap Barat mulai berubah :
"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]
Kartini juga menentang semua praktek kristenisasi di Hindia Belanda :
"Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? .... Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?" [ Surat Kartini kepada E.E . Abendanon, 31 Januari 1903]
Bahkan Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah ayat 193, berupaya untuk memperbaiki citra Islam selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan :
"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai." [ Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]
http://ukhtikiki.multiply.com/reviews/item/11
Minggu, 18 April 2010
The RULE of four
Yang dibisikkan dari kotak Pandora setelah semua wabah dan kedukaan terlepas, adalah yang terbaik dan yang terakhir dari segala hal. Tanpa harapan, semuanya hanya tinggal waktu. Dan waktu mendorong punggung kita seperti sebuah baling-baling, memaksa kita keluar dan menjauh, terus mendorong kita sampai dilupakan.
Seperti segala sesuatu di alam semesta, kita ditakdirkan untuk berbeda sejak lahir. Waktu hanyalah ukuran perpisahan. Jika kita adalah setitik partikel di lautan jarak, terhambur dari semua jarak yang ada, kita dapat menarik hukum dari kesepian yang kita derita. Kita sendirian dalam tahun-tahun yang kita miliki.
The RULE of FOUR , 308-309
Lebih baik mencintai sesuatu yang bisa mencintaimu kembali.
The RULE of FOUR , 369
Seperti segala sesuatu di alam semesta, kita ditakdirkan untuk berbeda sejak lahir. Waktu hanyalah ukuran perpisahan. Jika kita adalah setitik partikel di lautan jarak, terhambur dari semua jarak yang ada, kita dapat menarik hukum dari kesepian yang kita derita. Kita sendirian dalam tahun-tahun yang kita miliki.
The RULE of FOUR , 308-309
Lebih baik mencintai sesuatu yang bisa mencintaimu kembali.
The RULE of FOUR , 369
Sepenggal Kisah
Kashva menunggu kalimat lanjutan Astu.
“Perjalanan cinta seperti jalur-jalur benda langit yang senantiasa kita amati di langit malam selama kita di Kuil Sistan. Masing-masing takdir benda langit itu mengantar mereka kepada pengembaraan – pengembaraan jauh. Menembus ruang dan waktu, tetapi pasti sampai pada ujung jarak yang sanggup mereka tempuh.”
Ada kekuatan yang terbangun pada kata-kata Astu. Kekuatan yang tersusun oleh hal-hal asing bagi Kashva.
Kata-kata Astu tak terpatahkan, “ Ujung jarak itu membuat benda langit itu, mau tidak mau, harus berhenti. Tidak bisa berjalan lagi. Jika ia memaksakan diri, akan ada ketidakseimbangan, kehancuran, malapetaka. Benturan antar bintang, meteor dengan planet.”
“Jadi, kau anggap pernikahanmu sebgai titik untuk berhenti mencintai seseorang yang engkau dambakan, Astu?”
Mengangkat dagu, Astu menyorongkan kedua lengannya, meminta Xerxes dari dekapan Kashva. “Ada yang lebih tinggi dibanding cinta yang engkau pahami, Kashva.”
Kashva akhirnya melepas dekapannya pada Xerxes yang sesaat lalu terbangun dari nyenyak tidurnya. Dua matanya membulat dan tidak mengerti, berupaya mencerna adegan dihadapannya. “Paman….”
Kashva menciumi pipi dan kening Xerxes. “Ibumu mengajakmu pulang, Nak. Besok Paman menemuimu lagi.” Menyorongkan tubuh Xerxes ke Astu.” Ada hal yang lebih tinggi dibandingkan cinta, menurutmu?”
….
“Tanggung jawab.” Astu bersiap meninggalkan Kashva. “ Jika engkau telah menjadi bagian dari sebuah keluarga, engkau akan paham maksudku. Tanggung jawab adalah perwujudan dari cinta yang seutuhnya.”
“Kau terpaksa mengabaikan cinta untuk tanggung jawabmu sebagai seorang isteri?”
Astu menggeleng.”Tidak akan mudah bagimu untuk memahami ini.” Membalikkan badan.”Aku masih mampu mencintaimu. Namun untuk memaksakan diri supaya apa yang kau sebut ‘cinta’ itu mewujud dalam sebuah penyatuan, maka kaki-kaki keseimbangan akan runtuh. Seperti halnya benda langit yang terbakar saat mendekati bumi, atau bintang-bintang pijar yang bertumbukkan.”
……
“Duniamu adalah buku, kitab-kitab, perbincangan filsafat, agama-agama, perbintangan, bukan menjadi buruh perkebunan, mengurusi suami yang tidak mencintaimu, mengelola pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya.”
Kalimat Kashva seperti hujan garam pada luka di hatinya. Astu menggegaskan langkah sementara memanas dua matanya. Seburuk apapun hal yang dikatakan Kashva, ada kebenaran di sebaliknya. Astu mengakui itu.
Pernikahan Astu dengan Parkhida pernah terasa seperti rentang waktu terburuk sepanjang sejarah. Pemaksaan yang dimulai sejak awal. Sesengit apapun pertikaiannya melawan Kashva, Astu tidak mampu menyebut nama lain jika dia ditanya siapa lelaki yang ingin ia temani ketika kulitnya telah keriput, memutih rambutnya, mengabur penglihatannya, selain Kashva. Sebuah fragmen tentang sepotong sore tenang sementara langit barat mengemas kemerahan. Berpegangan tangan, sementara kedua mata saling tatap dan berbicara tanpa aksara.” Bukankah tidak ada yang berubah selama puluhan tahun ini, Sayang?”
Menikah dengan Parkhida merobohkan bangunan angan-angan itu, menghancurkannya hingga lebur tanpa berkeping-keping. Bunuh diri dan masuk neraka pun rasanya masih lebih baik. Pernikahan itu begitu seketika.
*Muhammad : Lelaki penggenggam hujan ; 252-254
“Perjalanan cinta seperti jalur-jalur benda langit yang senantiasa kita amati di langit malam selama kita di Kuil Sistan. Masing-masing takdir benda langit itu mengantar mereka kepada pengembaraan – pengembaraan jauh. Menembus ruang dan waktu, tetapi pasti sampai pada ujung jarak yang sanggup mereka tempuh.”
Ada kekuatan yang terbangun pada kata-kata Astu. Kekuatan yang tersusun oleh hal-hal asing bagi Kashva.
Kata-kata Astu tak terpatahkan, “ Ujung jarak itu membuat benda langit itu, mau tidak mau, harus berhenti. Tidak bisa berjalan lagi. Jika ia memaksakan diri, akan ada ketidakseimbangan, kehancuran, malapetaka. Benturan antar bintang, meteor dengan planet.”
“Jadi, kau anggap pernikahanmu sebgai titik untuk berhenti mencintai seseorang yang engkau dambakan, Astu?”
Mengangkat dagu, Astu menyorongkan kedua lengannya, meminta Xerxes dari dekapan Kashva. “Ada yang lebih tinggi dibanding cinta yang engkau pahami, Kashva.”
Kashva akhirnya melepas dekapannya pada Xerxes yang sesaat lalu terbangun dari nyenyak tidurnya. Dua matanya membulat dan tidak mengerti, berupaya mencerna adegan dihadapannya. “Paman….”
Kashva menciumi pipi dan kening Xerxes. “Ibumu mengajakmu pulang, Nak. Besok Paman menemuimu lagi.” Menyorongkan tubuh Xerxes ke Astu.” Ada hal yang lebih tinggi dibandingkan cinta, menurutmu?”
….
“Tanggung jawab.” Astu bersiap meninggalkan Kashva. “ Jika engkau telah menjadi bagian dari sebuah keluarga, engkau akan paham maksudku. Tanggung jawab adalah perwujudan dari cinta yang seutuhnya.”
“Kau terpaksa mengabaikan cinta untuk tanggung jawabmu sebagai seorang isteri?”
Astu menggeleng.”Tidak akan mudah bagimu untuk memahami ini.” Membalikkan badan.”Aku masih mampu mencintaimu. Namun untuk memaksakan diri supaya apa yang kau sebut ‘cinta’ itu mewujud dalam sebuah penyatuan, maka kaki-kaki keseimbangan akan runtuh. Seperti halnya benda langit yang terbakar saat mendekati bumi, atau bintang-bintang pijar yang bertumbukkan.”
……
“Duniamu adalah buku, kitab-kitab, perbincangan filsafat, agama-agama, perbintangan, bukan menjadi buruh perkebunan, mengurusi suami yang tidak mencintaimu, mengelola pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya.”
Kalimat Kashva seperti hujan garam pada luka di hatinya. Astu menggegaskan langkah sementara memanas dua matanya. Seburuk apapun hal yang dikatakan Kashva, ada kebenaran di sebaliknya. Astu mengakui itu.
Pernikahan Astu dengan Parkhida pernah terasa seperti rentang waktu terburuk sepanjang sejarah. Pemaksaan yang dimulai sejak awal. Sesengit apapun pertikaiannya melawan Kashva, Astu tidak mampu menyebut nama lain jika dia ditanya siapa lelaki yang ingin ia temani ketika kulitnya telah keriput, memutih rambutnya, mengabur penglihatannya, selain Kashva. Sebuah fragmen tentang sepotong sore tenang sementara langit barat mengemas kemerahan. Berpegangan tangan, sementara kedua mata saling tatap dan berbicara tanpa aksara.” Bukankah tidak ada yang berubah selama puluhan tahun ini, Sayang?”
Menikah dengan Parkhida merobohkan bangunan angan-angan itu, menghancurkannya hingga lebur tanpa berkeping-keping. Bunuh diri dan masuk neraka pun rasanya masih lebih baik. Pernikahan itu begitu seketika.
*Muhammad : Lelaki penggenggam hujan ; 252-254
The Last Rain
Hujan datang mengantarkanmu
Jatuh ke dalam relung hatiku
Mendesir perlahan dan menyatu
Dan berharap tak pernah berhenti bersamamu
Hujan selalu menemanimu
Menemaniku dan membayangi kita
Berdua saat tawa dan air mata
Berdesakan memenuhi sukma
Kau tahu, aku pernah begitu mencintai hujan
Karena dengannya kuhapuskan rinduku
Bersamanya kuendapkan laraku
Kularutkan semua galauku
Dan kini, hujan seakan menjemputmu
Pergi dari dalam hari-hariku
Mengiringi kisah yang pernah tertorehkan dulu
Dan menyimpannya rapi dalam hatiku
Aku tak pernah akan membenci hujan
Karena hadirnya selalu memberiku kenyamanan
Menghadirkan semua impian
Yang dulu pernah begitu indah terucapkan
Sekarang telah kualirkan air mata itu
Bersama hujan sore ini
Bersama segaris senyum dari dalam hati
Dengan kerelaan yang dulu tak pernah
Ingin kuberi..
Pergilah bersama hujan,
Karena dengan itu kuterima kenyataan
Bahwa tak ada lagi yang bisa kuharapkan
Selain membiarkanmu merajut masa depan
-Solo-
* Terima Kasih untuk segalanya..
Jatuh ke dalam relung hatiku
Mendesir perlahan dan menyatu
Dan berharap tak pernah berhenti bersamamu
Hujan selalu menemanimu
Menemaniku dan membayangi kita
Berdua saat tawa dan air mata
Berdesakan memenuhi sukma
Kau tahu, aku pernah begitu mencintai hujan
Karena dengannya kuhapuskan rinduku
Bersamanya kuendapkan laraku
Kularutkan semua galauku
Dan kini, hujan seakan menjemputmu
Pergi dari dalam hari-hariku
Mengiringi kisah yang pernah tertorehkan dulu
Dan menyimpannya rapi dalam hatiku
Aku tak pernah akan membenci hujan
Karena hadirnya selalu memberiku kenyamanan
Menghadirkan semua impian
Yang dulu pernah begitu indah terucapkan
Sekarang telah kualirkan air mata itu
Bersama hujan sore ini
Bersama segaris senyum dari dalam hati
Dengan kerelaan yang dulu tak pernah
Ingin kuberi..
Pergilah bersama hujan,
Karena dengan itu kuterima kenyataan
Bahwa tak ada lagi yang bisa kuharapkan
Selain membiarkanmu merajut masa depan
-Solo-
* Terima Kasih untuk segalanya..
Langganan:
Postingan (Atom)