Ah, malam ini begitu pekat
Bahkan setelah kunyalakan musik
Yang memecah sunyi dinding telingaku
Kau tahu, aku jengah sekali terhadap rasa ini
Terlukakah ia? Atau meranakah?
Ah, Tak perlu berharap akan suatu jawab
Kukira aku tegar,
Tapi air mata ini tak pernah mau mengering
Entah untuk apa ia keluar
Jika akhirnya mendustai jiwa, patutkah ia?
Tak tahukah kau?
Hahahaha, tentu saja kau tak tahu
Untuk apa kau perlu tahu?
Bahkan aku pun tak mau lagi berurusan denganmu
Setelah kecewa yang kau hadirkan dalam lara
Setelah dusta yang kau bisikkan di kebersamaan kita
Gila...
Semudah itu saja aku menerima
Tak peduli kau berkata atas nama cinta
Cukup, kau telah buat aku kecewa dan terluka
Dan aku benci merasa kecewa dan terluka
Kini, aku hanya butuh sendiri
Mungkin sepi memang telah jadi teman terbaik selama ini
Biar aku dan sepi yang mengetahui rasaku saat ini
Tidak kau, jangan kau lagi
Aku muak dengan kisah luka itu
-Solo-
*The night after cry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar