Sabtu, 27 Februari 2010

15-15

Ada badai memporak-porandakan sukma
Saat kulihat lagi kerinduan itu
Kurasakan lagi perasaan itu

Berderap..
Berharap..

Dalam gelap yang mulai senyap
Dalam dingin yang tak terdekap
Mengacaukan logika
Membongkar kembali ingatan dan asa

Kelam..
Kusam..

Teronggok di peraduan jiwa

Merintih..
Perih..

Terpelanting ke alam nyata
Bahwa dunia telah berbeda
Walau rasa masihlah sama

-Solo-
:: only hope ::

Untuk wanita

Untuk para wanita di sepanjang perjalananku
Yang menunjukkan padaku rasanya mencintai dan dicintai
Yang kekuatan dan ketegarannya menjadi cahaya dalam gelapku
Yang semangat dan tekadnya mengingatkanku
Bahwa sesuatu terkadang perlu dan harus diperjuangkan

Untuk para wanita di sepanjang perjalananku
Yang kekecewaannya dibalas dengan rasa syukur dan pasrah
Yang kesedihan, air mata dan lukanya menjadi imun bagi lukaku
Yang dukungan dan bahunya selalu ada untuk tangisku
Dalam tulus dan ikhlas menyayangiku

Kepada para wanita di sepanjang perjalananku
Yang mengingatkan bahwa hidup tak pernah selalu mudah
Bahwa terkadang sesekali bolehlah terasa lelah
Namun tetap berjuang dan pantang menyerah

Terima kasih..
Atas pelajaran pelajaran besar itu
Yang mendidik dan menempaku menjadi manusia
Menjadi wanita..


-Solo-
::Setelah membaca Chicken Soup::

Selasa, 23 Februari 2010

None

Tuhan,
Salahkah jika terkadang ada lelah itu?
Ada jeda dibalik kekosongan yang pilu
Dan tangis yang membasahi dinding hatiku

Penat dan lelahku yang berjelaga
Dalam hati dan kehidupan
Yang tak selalu kasat mata
Atau terjamah mereka yang biasa

Saya hanyalah manusia biasa
Bukan wanita super atau sempurna
Yang terkadang menangis saat bahagia
Dan tetap berairmata saat berduka

Terkadang inginku waktu membeku
Seperti saat fajar pagi ku nikmati sendiri
Memandangi bintang dari loteng yang sepi
Memuaskan dahaga akan imajinasi dan mimpi

Walau mungkin tampak selalu ada dan bisa
Atau rapuh dan terjatuh
Terlalu terbuka atau terlihat berdosa
Saya hanya manusia biasa,
Jangan mengharapkan lebih dari saya


-Solo-
:: Ngelu - we ::

Jangan Putus asa

Ketika semua serba salah, seperti biasanya,
Ketika jalan yang kau tempuh terasa mendaki,
Ketika uang hanya sedikit, sedangkan utang melilit,
dan kau ingin tersenyum, tetapi kau terpaksa mengeluh,
Ketika urusan terasa agak membebanimu,
Istirahat kalau perlu, tapi jangan berhenti

Hidup ini aneh bila tanpa lekuk dan liku
Seperti yang kadang-kadang kita alami
Dan banyak kegagalan yang kita jumpai
Ketika semestinya kita berhasil, ada saja yang menghalangi
Namun jangan menyerahkendati gerak maju tampak lambat
Siapa tahu berhasil pada usaha berikutnya

Keberhasilan adalah sisi lain kegagalan
Seperti tinta perak di balik awan keraguan
dan kau tak pernah tahu seberapa dekat tujuanmu
Mungkin sudah dekat ketika bagimu terasa jauh
Maka tetaplah berjuang bahkan ketika hantaman semakin keras
Ketika segalanya tampak sangat buruk
Kau tetap tidak boleh berhenti

-Clinton Howell -

Ketika seluruh dunia semakin suram
Dan semua tampak tidak begitu jelas
Ketika bayang-bayang tampak mulai menggantung
Tuhan, tabahkanlah aku
Ketika segalanya telah dicoba
Dan kelihatannya tidak ada jalan
Buatlah aku tetap ingat
Kadang kadang perjalanan memang lambat
Aku mungkin hanya perlu berhenti dan beristirahat
Sepanjang lintasan yang ku tempuh
Saatnya untuk mencoba mengerti
Dan berbincang dengan Tuhan
Setelah kudapat kekuatan baru untuk lanjut
tanpa ragu atau takut
Bagaimanapun aku tahu masalah akan beres
Maka, tabahkanlah aku

-Anne Stortz-
Chicken soup for unsinkable soul

:: Semangaaaaaaatt !!!::
^^

Jumat, 12 Februari 2010

Jelajah

Sejak kemaren kemaren, akhirnya saya jadi juga main ke fakultas fakultas selain MIPA di UNS. Sebenernya niatnya sih Cuma mau ke sastra, tapi ternyata kok jadi kesenengen, alhasil mainnya berlanjut deh ke ISIP ama ke teknik.


Hmm.. ternyata rasanya seru juga, merasakan atmosfer yang amat berbeda dengan yang biasa saya rasakan setiap hari di fakultas saya. Berinteraksi dengan orang orang baru, orang orang unik, melihat hasil karya mereka yang terbilang “ wah” karena saya gak pernah liat sebelumnya. Mengunjungi studio studio, laboratorium yang sama sekali berbeda dengan lab yang biasa saya mangkali tiap hari..^^”


Bayangin aja, berkutat dengan maket, dengan sofa, dengan hasil karya interior, dengan kamera video, atau kamera foto yang biasanya Cuma bisa saya liat lewat tivi, (beneran bisa megang akhirnya..^^’) –udik mode on-. Ada lagi tentang komunitas komunitas mereka yang hmm.. dalam beberapa hal memang menurut saya lebih kreatif dan kompleks daripada di fakultas saya sendiri. ^^b


Bukannya membanding-bandingkan, tapi kan memang masing masing fakultas berbeda dan berkarakteristik sendiri-sendiri. –masing masing punya kelebihan dan kekurangan-. Tapi memang khususnya di fakultas idaman saya –sastra- memang lebih terasa atmosfer yang beda, yang lebih segar dan lebih bebas. Mahasiswa bisa mengekspresikan dan mengeluarkan bakatnya di mana mana, di atas kertas, atas kanvas, di balik pintu bahkan di jalanan aspal parkiran.

Yang lain lagi mungkin tentang banyaknya public space sebagai ajang kumpul, diskusi, atau hot spotan di beberapa fakultas tersebut yang memaaang jaaauh bila dibandingkan dengan fakultas saya. –jauh lebih banyak, lebih baik, lebih mewah-..


Singkatnya, saya merasa punya banyak tambahan ilmu dan pengalaman selama jelajah kemarin itu. Jadi udah 4 tahun di UNS, setidaknya saya sudah tau juga kondisi dan daerah fakultas2 selain MIPA. Beberapa orang yang kami temui memang sedikit heran, ngapain anak MIPA main ke sini.. gitu kali pikirnya. Ya, setidaknya saya Cuma ingin mengenal UNS melalui fakultas fakultasnya secara keseluruhan, mencuci mata dengan menikmati pemandangan berbeda, serta berkenalan dan berinteraksi dengan orang orang baru.. Untuk kunjungan selanjutnya.. Hmm.. masih ada E,P, K,dan KIP yang menunggu untuk dijelajahi.. sapa mau ikut?..^^


-Solo-

:: Masih pingin nyelundup ke sastra :;

Senin, 08 Februari 2010

Memimpikanmu

Memimpikanmu
Berkelana di bawah matahari senja
Menapaki sisa pasir putih asa
Dalam rona merah dunia

Memimpikanmu
Bersama camar dan deburan ombak
Yang mendamaikanku
Dalam gejolak ringkihnya hidup kita

Memimpikanmu
Bernyanyi dan berteriak bersama
Melepaskan lelah dan kesah yang tak terarah
Dalam kidung bernama luka

Sebuah rindu tersampaikan di sana
Dalam penat yang terbaca
Melalui jalinan temali kata
Dan keinginan untuk berjumpa
Pada nyata
Bukan hanya mimpi saja..


-Solo-
” i miss you, guys”

Sabtu, 06 Februari 2010

Nothing

Maaf bila aku berbohong..

Kubungkam sesuatu
Demi ia yang bernama persahabatan...

-Solo-
::Kenapa? Sering aku bertanya::

Aku dan Hati ini

Pergi, kataku padamu malam itu
Walau sebenarnya perih menahan tangis
Tetap kubiarkan kau melanglang
Bersama angin yang berhembus
Dalam gemuruh badai yang menghempas
Dan hujan yang pekat

Aku tak pernah mampu menghentikan
Rasa cinta yang selalu memenuhi pikiranku
Rasa rindu yang berkecamuk di batinku
Dan egois yang melingkupi kehidupanku

Hanya kamu
Yang ingin kumiliki
Yang selalu kusayangi
Yang datang pergi sesuka hati
Tapi aku masih setia menanti

Pergi, jika memang ada cinta lain
Yang lebih layak kau nikmati
Lebih pantas kau miliki
Lebih suci untuk kau cintai

Dan tinggalkan aku disini
Bersama kenangan dan bayangan
Yang selalu memenuhi
Ketidakwarasanku atas dirimu
Bersama candu yang menjadi bagian hidupku
Yang kelu

-Solo-
::Ketidakwarasan padaku::

On aer

Kusadari sesuatu hilang pagi ini
Dalam mimpi yang terbilang tak pasti
Dalam asa yang terbilang tak nyata

Berhari, berbulan, bertahun kita bersama
Jalin suka, duka lewat emosi dan kata
Kadang mengalir melalui air mata
Menggema dalam setiap celah luka

Masih bisakah kulihat dirimu esok hari
Menelisik asa menjadi cita yang nyata
Merajut cinta dalam satu makna
Tak terpasung logika atau apa kata mereka
Kita berkelana mencari mimpi yang tertunda

Sahabat,
Pegang tanganku saat ku tertatih melangkah
Dan terjatuh melewati kerikil kehidupan
Genggam tanganku saat perlahan
Aku beranjak pergi meninggalkan kalian
Karena masih banyak detik, menit, hari
Yang akan kita arungi bersama

Dalam satu chemistry sederhana
Yang tak pernah sederhana pada akhirnya


-Solo-
” Kupetik bintang, untuk kau simpan....”
:: Melompat lebih tinggi-SO7 ::

Kamis, 04 Februari 2010

Aku dan bayang itu

Malam masih merayapi duniaku, bersama hembusan angin malam, kunikmati bayangmu dari sudut mejaku. Ada puas yang tak terhingga walau temaram lampu meredam wajahmu dari penglihatanku. Mendengar gelak tawamu diiringi musik sendu yang dibawakan penyanyi itu, melegakan dahagaku merindumu.

Adalah kau seorang yang kukagumi sejak pertama aku melihatmu, sendiri duduk di sudut ini setahun yang lalu. Semenjak aku diputuskan kekasihku, dan bertekad tak mau jatuh hati lagi ke sekian kali. Tapi terlambat, cinta kembali mengusikku dengan kehadiranmu bersama senyum indah dan tawa renyah itu. Kau adalah seorang yang tak terlekang waktu, semenjak setahun itu, tak ada yang berubah darimu, masih sama membuatku terpukau mendambamu.

Tak peduli berapa gelas minum yang harus kupesan untuk menemaniku menikmati bayangmu, semua rela kubayarkan demi mendapat pelipur duka dan rinduku. Ya, kau telah menjadi candu dalam kehidupan gelapku. Dan malam melengkapinya dengan memberi taburan bintang di semesta, maka sempurna sudah kau menjadi pujaanku.

Hanya sebentar dapat kunikmati bayang itu, hanya bayangmu tapi sudah cukup bagiku. Tak peduli seberapa gilanya aku merinduimu dan menginginkanmu, kau tetap hanya bayangan sempurna yang mengisi malamku, gelapku. Tak kan bisa kumiliki, hanya bisa kucintai..


-Solo-
*Lihat seberapa gila aku merindumu

Budaya Baca

Dewasa ini pembinaan minat baca merupakan hal yang sangat penting tetapi seolah dilupakan orang, kita begitu percaya kepada sekolah tempat anak-anak kita belajar, kita acuh apakah kepandaian membaca anak kita benar-benar baik atau baru biasa-biasa saja. Pembinaan selanjutnya orangtualah yang harus mengajari anaknya agar mereka menjadi pembaca yang baik .

Agar mereka menjadi “kutu buku” haruslah dibimbing, dan kita juga harus memilihkan bacaan yang baik , jika salah memilih buku bacaan hasilnya akan bertolak belakang, bukannya mencintai buku melainkan membeci buku bahkan tidak tahu arti penting dari sebuah buku. Buku bacaan membuat kita berfikir dan dari sanalah kita dapat meningkatkan kecerdasan , orang menjadi cerdas kalau banyak membaca.


Tidak dipungkiri untuk meningkatkan budaya baca tidaklah mudah , banyak faktor-faktor penghambatnya, mengapa minat baca di Indonesia rendah tetunya banyak hal yang mempengaruhinya :


Pertama, pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak / siswa/mahasiswa harus membaca (lebih banyak lebih baik), mencari informasi / pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan.

Kedua, banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku.

Ketiga, banyak tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karoke, night club, mall, supermarket dan lain-lain.

Keempat, budaya baca memang belum diwariskan secara maksimal oleh nenek moyang. Kita terbiasa mendengar dan belajar dari berbagai dongeng, kisah, adat istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, tokoh masyarakat penguasa zaman dulu, anak-anak didongengi secara lisan, tidak ada pembelajaran (sosialisasi) secara tertulis, tidak ada pembelajaran (sosialisasi) secara tertulis, jadi tidak terbiasa mencapai pengetahuan melalui bacaan.

Kelima, sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka. Di hampir semua sekolah pada semua jenis dan jenjang pendidikan perpustakaannya masih belum memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan.

Perpustakaan sekolah belum sepenuhnya berfungsi, jumlah buku-buku perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan serta peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan, Tantowi Yahya, Duta Baca Nasional 2006 mengatakan, “masyarakat tidak bisa disalahkan karena rendahnya minat baca. Kondisi perpustakaan tidak mendukung dan jumlah koleksi buku juga terbatas,” (Indriani Dyah, Tempointeraktif, Jum’at, 28 Juli 2006). Jika kita tengok perpustakaan yang konon, merupakan lumbungnya ilmu, keadaannya tak jauh beda.

Kondisi perpustakaan sekolah bahkan perguruan tinggi di Indonesia secara umum amatlah memprihatinkan. Selain kondisi ruangan yang sempit, sumpek dan banyak debu menempel dimana-mana, juga tempatnya yang kurang strategis. Belum lagi isi perpustakaan yang tidak melayani ketersediaan bacaaan yang bervariasi, membuat siapapun malas melangkahkan kakinya ke perpustakaan. Pengalaman penulis yang lebih senang pergi membaca ke toko buku dari pada ke perpustakaan menjadi bukti akan hal ini

Keenam, harga buku yang relatif masih mahal yang tidak sebanding dengan daya beli masyarakat. Oleh karena dengan mahalnya harga buku yang tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat, maka sedikit sekali masyarakat yang memiliki koleksi buku di rumahnya.

Ketujuh, belum adanya lembaga atau institusi yang secara formal khusus menangani minat baca. Sehingga program menumbuhkan minat baca hanya dilakukan secara sporadis, oleh LSM, organisasi pencinta buku, organisasi penerbit, dsbnya, yang tidak terkoordinasi walaupun potensi sumber daya manusia ada tetapi belum merupakan kekuatan dapat secara sinergis menjadi instrumen yang efektif untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia.

Bacaan yang kurang memikat dan minimnya sarana perpustakaan sekolah menjadi faktor utama penyebab minat baca siswa rendah. Sementara itu, sekolah tidak selalu mampu menumbuhkan kebiasaan membaca bagi para siswanya. Dengan kondisi kualitas buku pelajaran yang memprihatinkan, padatnya kurikulum, dan metode pembelajaran yang menekankan hafalan materi justru ‘membunuh’ minat membaca. Menurut Prof. Dr. Riris K. Toha Sarumpaet, Guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini melihat, sekolah tidak memadai sebagai tempat untuk menumbuhkan minat baca anak didik. Hal ini, menurut dia, tidak terlepas dari kurikulum pendidikan. Kurikulum yang terlalu padat membuat siswa tidak punya waktu untuk membaca. Riris mengemukakan bahwa siswa terlalu sibuk dengan pelajaran yang harus diikuti tiap hari. Belum lagi harus mengerjakan PR.(www.republika.co.id., diakses 24 Desember 2007).

Oleh karena itu, solusi terbaik dalam membuka jalan pikiran seorang siswa agar mereka mempunyai wawasan yang luas, adalah dengan cara membaca. Agar siswa dapat membaca buku secara ajeg, maka kepada mereka perlu disediakan bahan bacaan yang cukup koleksinya. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan wacana baca yang mampu menyediakan beragam buku baik fiksi nonfiksi, referensi, atau nonbuku seperti majalah, koran, kaset serta alat peraga, wajib dimiliki setiap sekolah.

Berdasarkan beberapa kajian literatur dan artikel yang diakses dari internet, ada beberapa indikator yang dapat diidentifikan sebagai faktor yang mempengaruhi minat baca masyarakat Indonesia, sebagai berikut ini.

Pertama, dari berbagai sumber informasi yang dapat dipercaya, menunjukkan ada indikasi bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 yang menunjukkan bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%) (www.bps.go.id, diakses tanggal 24 Desember 2007).

Kedua, Internasional Education Achiecment (IEA) melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD di Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara peserta studi. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-38 dari 39 negara. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak Sekolah Dasar.

Ketiga, indikator lainnya tentang masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, ditunjukkan dengan konsumsi satu surat kabar untuk 45 orang (1:45). Apalagi di Jawa Barat, jumlah masyarakat yang buta huruf mencapai 1,8 juta orang dan Provinsi Banten 1,4 juta dari 8 juta warganya. Ratio antara konsumsi satu surat dengan jumlah pembaca, di Indonesia sudah tertinggal jauh dengan negara-negara lain, bahkan negara tetangga seperti Srilangka sudah 1:38 dan Filipina 1:30. Idealnya satu surat kabar dibaca oleh 10 orang atau dengan ratio 1:10.

Keempat, ditinjau dari sisi yang lain, jam bermain anak-anak Indonesia masih tinggi, yakni lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton acara TV. Di AS, jumlah jam bermain anak-anak antara 3-4 jam per hari. Bahkan di Korea dan Vietnam, jam bermain anak-anak sehari hanya satu jam. Selebihnya anak-anak menghabiskan waktu untuk belajar atau membaca buku, sehingga tidak heran budaya baca sudah demikian tinggi. (Pikiran Rakyat, 8-3-2004).

http://www.penulislepas.com/v2/?p=626
http://nadzkuraka.blogspot.com/2010/01/menumbuhkan-minat-baca-pada-mahasiswa.html
http://omelgent.ngeblogs.com/2010/01/09/menumbuhkan-minat-baca/
http://www.snapdrive.net/files/577716/ARTICLE/Minat%20Baca%20dan%20Kualitas%20Bangsa.pdf

Saya dan Abang Koran

Akhir-akhir ini, Biasanya kalau sedang tidak terburu-buru, saya menyempatkan diri mampir ke abang penjual surat kabar yang letaknya di dekat gerbang belakang fakultas hukum, sekedar membeli Koran saja untuk bahan bacaan. Tapi terkadang juga sambil ngobrol biasa sebagai selingan antara penjual dan pembeli.

Kemaren, ngobrol lagi sebentar, Abangnya nanya,
“Dari fakultas mana, to Mbak?”
”****, Bang..”
”Oh.. Fakultas berat ya, Mbak? Yang isinya matematika itu kan?”
” Ada kimia, biologi ama fisika juga kok, Bang. Gak Cuma matematika...”
”Lhah iya, sama saja itu, Mbak.. Fakultasnya berat itu..”
”Lhah si Abang.. eh, lha kok gak ada yang jual koran di **** sih bang?”
” Wah, Mbak.. Kemarin sempat ada yang eceran ke sana. Tapi gak ada yang beli. Jadinya ya gak ada yang jualan di sana. Fakultasnya isinya mikir mulu ya mbak?”
” Hahaha... si Abang ada ada aja.. Ya gitu itu lah, Bang.”
” Iya, Mbak.. kayaknya minat baca koran anak **** rendah..”
” Tapi saya kan juga anak ****, Bang..” (nyengir mode on)
” Ya kalo gitu minat baca anak **** rendah, kecuali si Mbaak..”
” Haiah si Abang.. cape deh..Ya udah Bang, udah ditungguin temen. Makasih korannya”
(nyengir sambil nyalain motor)


Sebenarnya, saya cukup tersentil perkataan Abangnya. Apa betul demikian adanya? Kenapa bisa fakultas saya dibilang rendah budaya baca korannya terutama. Selidik punya selidik, mungkin saya coba menkhusnudzonkan hati, ada banyak alasan mengapa mungkin anak anak fakultas saya kurang senang beli surat kabar.

Mungkin karena jarak mangkal Abang koran ini jauh dengan fakultas saya, jadi pada males mampir, kecuali yang emang bener2 niat baca atau rela meluangkan sedikit waktunya buat muter demi beli koran buat dibaca. Atau karena mungkin mereka lebih suka update berita lewat TV atau radio daripada mengeluarkan uang untuk membaca surat kabar yang nantinya juga dikiloin kalo udah gak kebaca. Atau karena prinsip ekonomi yang digunakan untuk memprioritaskan sesuatu untuk dibeli, alhasil lebih mengutamakan penyaluran untuk fotokopi tugas, atau buat beli makan, atau buat beli pulsa, atau buat beli bensin, atau buat beli apalah yang sekiranya sudah direncanakan untuk dibeli. Atau mungkin mereka sudah punya bahan bacaan lain di kost atau dirumahnya masing2, sehingga males kalo beli koran lagi. Atau lain lagi.. Mungkin karena kultur di **** adalah akademisi yang tak terlalu mempersoalkan kehidupan sosial ( lebih sering berkutat dengan komputer atau laboratorium) jadinya ya.. kurang begitu suka membaca apalagi membeli koran..


-Solo-
::Balada Surat kabar::

Rabu, 03 Februari 2010

Sepisaupi

sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi


sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupoi
sepikul diri keranjang duri

sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi

::Sutardji Calzoum Bachri::

Oryz dan poni

Kemaren Oryz potong rambut,
Rencananya sih mau potong poninya doank
Lha udah panjang, nutupin mata
Kasian kadang kelilipan poni

Terus, lha kok Oryznya minta dipotong lagi..
” upi..upi..upi..”,
”gunting..gunting..gunting..” gitu maksudnya
Jadilah rambutnya yang gondrong dipotong cepak
Habis gak pernah mau dikucir
Kasian juga kalo gerah, kadang lehernya jadi merah
...
Jadilah bunda ama ayahnya tukang cukur rambut dadakan
Sedikit miring sana miring sini
Lha Oryznya gak bisa diem
Tengak tengok mulu,
Penasaran ama rambut baru kayaknya

Alhasil..
Sedikit mirip Dora..
Dikiit doank...
Yang penting sekarang udah gak ribet lagi ngurus rambutnya..
Dan Oryz keliatan tambah ndut dengan rambut barunya
^^


-Solo-
Emaknya Oryz yang seneng banget moto anaknya
^^

Selasa, 02 Februari 2010

-Aku sendiri-

Terduduk di sudut itu
Menikmati bayanganmu
Dalam temaram lampu

Hanya mengamatimu
Karena itu yang kau sisakan untukku

Tanpa kata kita berbicara
Lewat sajak yang dilukiskan raga
Melalui nafas yang berhamburkan makna
Kita diam tapi bersuara

Ada sekat yang membatas
Dalam rindu yang menderas
Dalam ingin yang mengeras

Biar kunikmati rasa ini sendiri
Melukis kasih lewat pena imajinasi

Aku hanya ingin mencintai
Meski tak mungkin dirimu kumiliki

-Lagi-

Semilir angin sepi
Membawa lamunanku pergi
Dalam kemaraunya hati
Dan keringnya kerinduan ini

Adalah dia sahabatku
yang dengannya kau bagi hati
Yang ternyata kau sayangi
Yang tak mungkin bisa kudustai

Lagi..

Cukup, aku menyerah
Kalah karena lelah

Biarkan aku mencintaimu sendiri
Dalam keremangan hidupku yang sepi

-Solo-
Tak bisa membenci walau tersakiti