Kamis, 04 Februari 2010

Aku dan bayang itu

Malam masih merayapi duniaku, bersama hembusan angin malam, kunikmati bayangmu dari sudut mejaku. Ada puas yang tak terhingga walau temaram lampu meredam wajahmu dari penglihatanku. Mendengar gelak tawamu diiringi musik sendu yang dibawakan penyanyi itu, melegakan dahagaku merindumu.

Adalah kau seorang yang kukagumi sejak pertama aku melihatmu, sendiri duduk di sudut ini setahun yang lalu. Semenjak aku diputuskan kekasihku, dan bertekad tak mau jatuh hati lagi ke sekian kali. Tapi terlambat, cinta kembali mengusikku dengan kehadiranmu bersama senyum indah dan tawa renyah itu. Kau adalah seorang yang tak terlekang waktu, semenjak setahun itu, tak ada yang berubah darimu, masih sama membuatku terpukau mendambamu.

Tak peduli berapa gelas minum yang harus kupesan untuk menemaniku menikmati bayangmu, semua rela kubayarkan demi mendapat pelipur duka dan rinduku. Ya, kau telah menjadi candu dalam kehidupan gelapku. Dan malam melengkapinya dengan memberi taburan bintang di semesta, maka sempurna sudah kau menjadi pujaanku.

Hanya sebentar dapat kunikmati bayang itu, hanya bayangmu tapi sudah cukup bagiku. Tak peduli seberapa gilanya aku merinduimu dan menginginkanmu, kau tetap hanya bayangan sempurna yang mengisi malamku, gelapku. Tak kan bisa kumiliki, hanya bisa kucintai..


-Solo-
*Lihat seberapa gila aku merindumu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar