Jumat, 23 April 2010

Sherina

Pergilah Kau

Tak mau lagi aku percaya
Pada semua kasih sayangmu
Tak mau lagi aku tersentuh
Pada semua pengakuanmu


Kamu takkan mengerti rasa sakit ini
Kebohongan dari mulut manismu


Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah semua rasa bersalahmu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui

Tak mau lagi aku terjerat
Pada semua janji-janjimu
Tak mau lagi aku terkait
Pada semua permainanmu


Bertahun-tahun bersama
Kupercayaimu
Kubanggakan kamu
Berikan s’galanya
Aku tak mau lagi


-Simfoni Hitam-

Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan cita bersama
Namun s’lalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu

Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu satu
Namun s’lalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu


T’lah kunyanyikan alunan-alunan senduku
T’lah kubisikkan cerita-cerita gelapku
T’lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

Bila saja kau di sisiku
‘Kan ku beri kau segalanya
Namun tak henti aku bertanya
Adakah aku di rindumu


Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku
Dengar simfoniku
Simfoni hanya untukmu….

T’lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

angkuh

Saat lelah bersimbah keluh
Dan kau tak pernah tau apa itu butuh
Bersandingkan nestapa di sudut nuranimu

Dan putih itu tak lagi bersih
Biru itu pun tak lagi merindu
Sebab ternyata aku sudah jemu
Membiarkan imajinasiku melanglang bersamamu

Sebutlah itu dusta
Wahai kau orang asing di hidupku
Yang hadirmu kau dustakan pada hatimu

Bersama lara kau meringkuk gulana
Menambah penat yang tak akan pernah kau ucap

Karena kau terlalu angkuh mengakuinya
Sebab terlalu nista membicarakannya

Kau..
Orang asing di hidupku
Dihidupnya dan di hidup Mereka
Tutuplah lembar itu dan bukalah hidupmu yang baru



-Solo-
*bintang jatuh

Kamis, 22 April 2010

Kamu sadar....

“ Kamu sadar saya punya alasan untuk selingkuh ‘kan sayang? ” adalah kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Tamara Geraldine, sosok yang lebih terkenal sebagai pembawa acara daripada sebagai penulis. Pertama kali saya membaca judul ini, saya tahu pasti bahasa yang digunakan Tamara unik, karena di kesehariannya sepertinya dia berbicara apa adanya, lugas dan tanpa basa-basi.

Isi dari buku ini memang menceritakan kisah tentang perselingkuhan dalam sebuah lembaga bernama pernikahan. Tentang alasan- alasan mereka yang selebihnya hanya berupa batas nafsu belaka. bahasa yang digunakan Tamara begitu mengena, menyampaikan maksudnya tapi dengan spontan dan cerdas tidak dengan bahasa yang memberat-beratkan pembacanya.

terdiri dari 12 cerita pendek yang mungkin saja memang ada di kehidupan nyata, mungkin cerita tentang teman atau kenalannya yang diungkapkan menjadi bahasa yang lebih enak dibaca. Saya ambil beberapa contoh puisi dan penggalan kata-katanya.

izinkan aku bebas dari genggamanmu
Tiga kali selusin purnama kita jalan sendiri-sendiri
Menancapkan belati majal
Meremukkan cawan cinta
Lupakan bahagia, lelap aku setubuhi sepi
Kutemu bilik kecil tempat menyisik payet dosa
Keinginan sederhana:
dicintai dan diterima apa adaku

(xxi)

” Luar biasa, aku begitu dicintai dan dikagumi di ruangan ini, di malam ini. Kalau begitu ijinkan aku mati saja di sini. Biarlah detak jantungku berhenti di titik ini. Di dada laki-laki yang hatinya tercuri ini. Masuk neraka ayo sajalah...”

(pengantar bunga yang tertahan pemeriksaan)

Malam membuatku menangis karena ia hanya mengantar banyak sepi
Malam memaksaku mengasah pisau, karena sepi memintaku
membunuhnya berkali-kali
Karaena hidup adalah keniscayaan yang rapuh
Maka jangan pernah gentar pada kematian.

(179)

Sejujurnya, saya termasuk manusia-manusia yang tidak bisa menerima perselingkuhan, atas nama apa pun. Karena saya tahu semua itu pasti hanya berkisar antara nafsu belaka.



-Solo-
* backsoundnya : pergilah kau

Rabu, 21 April 2010

kartini

Raden Ajeng Kartini (1879-1904)
Pejuang Kemajuan Wanita

Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.

Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.

Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya.

Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu.

Pada saat itu, Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya.


Dia hanya sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat-istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah.

Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul dengan orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai kemajuan wanita seperti karya-karya Multatuli "Max Havelaar" dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama wanita Eropa.

Dia merasakan sendiri bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja padahal dirinya adalah anak seorang Bupati. Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak pernah disekolahkan sama sekali.

Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma.

Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.

Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.

Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya tersebut, tentang adanya persamaan hak kaum wanita dan pria.

Setelah meninggalnya Kartini, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari.

Apa yang sudah dilakukan RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan lebih besar dan lebih banyak lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah memberikan usia yang panjang kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia meninggal dunia di usia muda, usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya.

Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya.

Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional.

Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.

Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.

Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.

Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.

Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang adalah masa pembinaan.
Nama:
Raden Ajeng Kartini
Lahir:
Jepara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1879
Meninggal:
Tanggal 17 September 1904, (sewaktu melahirkan putra pertamanya)

Pendidikan:
E.L.S. (Europese Lagere School), setingkat sekolah dasar
Suami:
Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang
Prestasi:
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Jepara
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang
Kumpulan surat-surat:
Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Penghormatan:
- Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional
- Hari Kelahirannya tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari besar
Sumber:
- Album Pahlawan Bangsa Cetakan ke 18, penerbit PT Mutiara Sumber Widya
- Wajah-Wajah Nasional cetakan pertama. Karangan: Solichin Salam
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/k/kartini-ra/index.shtml






Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati


Pada masa kecilnya, Kartini mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan ketika belajar mengaji (membaca Al-Quran). Ibu guru mengajinya memarahi beliau ketika Kartini menanyakan makna dari kata-kata Al-Quran yang diajarkan kepadanya untuk membacanya. Sejak saat itu timbullah penolakan pada diri Kartini.

"Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?" [ Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]


"Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [ Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]


Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati di Demak (Pangeran Ario Hadiningrat). Di Demak waktu itu sedang berlangsung pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga. Kartini ikut mendengarkan pengajian tersebut bersama para raden ayu yang lain, dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian yang disampaikan Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang, yaitu tentang tafsir Al-Fatihah. Kyai Sholeh Darat ini - demikian ia dikenal - sering memberikan pengajian di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara. Setelah selesai acara pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemani dia untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :



"Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"


Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.

"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?". Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.

"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"


Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Sholeh Darat tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa.

Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Quran) maka tidak mustahil ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua hal yang dituntut Islam terhadap muslimahnya. Terbukti Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudah terlanjur mapan. Kartini juga memiliki modal kehanifan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Bukankah pada mulanya beliau paling keras menentang poligami, tapi kemudian setelah mengenal Islam, beliau dapat menerimanya.

Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah. Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini.

Karena Kartini selalu menulis suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot Licht". Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat- surat Kartini, maka Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini . Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Quran. Kemudian untuk masa-masa selanjutnya setelah Kartini meninggal, kata-kata Door Duisternis Tot Licht telah kehilangan maknanya, karena diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap Terbitlah Terang". Memang lebih puitis, tapi justru tidak persis.


Setelah Kartini mengenal Islam sikapnya terhadap Barat mulai berubah :
"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]


Kartini juga menentang semua praktek kristenisasi di Hindia Belanda :

"Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? .... Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?" [ Surat Kartini kepada E.E . Abendanon, 31 Januari 1903]


Bahkan Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah ayat 193, berupaya untuk memperbaiki citra Islam selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan :


"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai." [ Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

http://ukhtikiki.multiply.com/reviews/item/11

Minggu, 18 April 2010

The RULE of four

Yang dibisikkan dari kotak Pandora setelah semua wabah dan kedukaan terlepas, adalah yang terbaik dan yang terakhir dari segala hal. Tanpa harapan, semuanya hanya tinggal waktu. Dan waktu mendorong punggung kita seperti sebuah baling-baling, memaksa kita keluar dan menjauh, terus mendorong kita sampai dilupakan.

Seperti segala sesuatu di alam semesta, kita ditakdirkan untuk berbeda sejak lahir. Waktu hanyalah ukuran perpisahan. Jika kita adalah setitik partikel di lautan jarak, terhambur dari semua jarak yang ada, kita dapat menarik hukum dari kesepian yang kita derita. Kita sendirian dalam tahun-tahun yang kita miliki.

The RULE of FOUR , 308-309

Lebih baik mencintai sesuatu yang bisa mencintaimu kembali.

The RULE of FOUR , 369

Sepenggal Kisah

Kashva menunggu kalimat lanjutan Astu.

“Perjalanan cinta seperti jalur-jalur benda langit yang senantiasa kita amati di langit malam selama kita di Kuil Sistan. Masing-masing takdir benda langit itu mengantar mereka kepada pengembaraan – pengembaraan jauh. Menembus ruang dan waktu, tetapi pasti sampai pada ujung jarak yang sanggup mereka tempuh.”

Ada kekuatan yang terbangun pada kata-kata Astu. Kekuatan yang tersusun oleh hal-hal asing bagi Kashva.

Kata-kata Astu tak terpatahkan, “ Ujung jarak itu membuat benda langit itu, mau tidak mau, harus berhenti. Tidak bisa berjalan lagi. Jika ia memaksakan diri, akan ada ketidakseimbangan, kehancuran, malapetaka. Benturan antar bintang, meteor dengan planet.”

“Jadi, kau anggap pernikahanmu sebgai titik untuk berhenti mencintai seseorang yang engkau dambakan, Astu?”

Mengangkat dagu, Astu menyorongkan kedua lengannya, meminta Xerxes dari dekapan Kashva. “Ada yang lebih tinggi dibanding cinta yang engkau pahami, Kashva.”

Kashva akhirnya melepas dekapannya pada Xerxes yang sesaat lalu terbangun dari nyenyak tidurnya. Dua matanya membulat dan tidak mengerti, berupaya mencerna adegan dihadapannya. “Paman….”

Kashva menciumi pipi dan kening Xerxes. “Ibumu mengajakmu pulang, Nak. Besok Paman menemuimu lagi.” Menyorongkan tubuh Xerxes ke Astu.” Ada hal yang lebih tinggi dibandingkan cinta, menurutmu?”

….

“Tanggung jawab.” Astu bersiap meninggalkan Kashva. “ Jika engkau telah menjadi bagian dari sebuah keluarga, engkau akan paham maksudku. Tanggung jawab adalah perwujudan dari cinta yang seutuhnya.”

“Kau terpaksa mengabaikan cinta untuk tanggung jawabmu sebagai seorang isteri?”

Astu menggeleng.”Tidak akan mudah bagimu untuk memahami ini.” Membalikkan badan.”Aku masih mampu mencintaimu. Namun untuk memaksakan diri supaya apa yang kau sebut ‘cinta’ itu mewujud dalam sebuah penyatuan, maka kaki-kaki keseimbangan akan runtuh. Seperti halnya benda langit yang terbakar saat mendekati bumi, atau bintang-bintang pijar yang bertumbukkan.”

……

“Duniamu adalah buku, kitab-kitab, perbincangan filsafat, agama-agama, perbintangan, bukan menjadi buruh perkebunan, mengurusi suami yang tidak mencintaimu, mengelola pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya.”

Kalimat Kashva seperti hujan garam pada luka di hatinya. Astu menggegaskan langkah sementara memanas dua matanya. Seburuk apapun hal yang dikatakan Kashva, ada kebenaran di sebaliknya. Astu mengakui itu.

Pernikahan Astu dengan Parkhida pernah terasa seperti rentang waktu terburuk sepanjang sejarah. Pemaksaan yang dimulai sejak awal. Sesengit apapun pertikaiannya melawan Kashva, Astu tidak mampu menyebut nama lain jika dia ditanya siapa lelaki yang ingin ia temani ketika kulitnya telah keriput, memutih rambutnya, mengabur penglihatannya, selain Kashva. Sebuah fragmen tentang sepotong sore tenang sementara langit barat mengemas kemerahan. Berpegangan tangan, sementara kedua mata saling tatap dan berbicara tanpa aksara.” Bukankah tidak ada yang berubah selama puluhan tahun ini, Sayang?”

Menikah dengan Parkhida merobohkan bangunan angan-angan itu, menghancurkannya hingga lebur tanpa berkeping-keping. Bunuh diri dan masuk neraka pun rasanya masih lebih baik. Pernikahan itu begitu seketika.


*Muhammad : Lelaki penggenggam hujan ; 252-254

The Last Rain

Hujan datang mengantarkanmu
Jatuh ke dalam relung hatiku
Mendesir perlahan dan menyatu
Dan berharap tak pernah berhenti bersamamu

Hujan selalu menemanimu
Menemaniku dan membayangi kita
Berdua saat tawa dan air mata
Berdesakan memenuhi sukma

Kau tahu, aku pernah begitu mencintai hujan
Karena dengannya kuhapuskan rinduku
Bersamanya kuendapkan laraku
Kularutkan semua galauku

Dan kini, hujan seakan menjemputmu
Pergi dari dalam hari-hariku
Mengiringi kisah yang pernah tertorehkan dulu
Dan menyimpannya rapi dalam hatiku

Aku tak pernah akan membenci hujan
Karena hadirnya selalu memberiku kenyamanan
Menghadirkan semua impian
Yang dulu pernah begitu indah terucapkan

Sekarang telah kualirkan air mata itu
Bersama hujan sore ini
Bersama segaris senyum dari dalam hati
Dengan kerelaan yang dulu tak pernah
Ingin kuberi..

Pergilah bersama hujan,
Karena dengan itu kuterima kenyataan
Bahwa tak ada lagi yang bisa kuharapkan
Selain membiarkanmu merajut masa depan


-Solo-
* Terima Kasih untuk segalanya..

Sabtu, 17 April 2010

tentang kita

Dalam renda nada yang membalur jiwa
Dalam detak denyut nadi yang berirama
Berdesir, meluruh dan bernuansa
Menjelma dalam segala bentuk dan rasa

Menyublim menjadi air mata
Menguap menjadi tawa bahagia
Mengalir menyerupai kisah yang bergulir
Terangkai dalam tiap sekat, sudut dan tempat

Menyisakan luasnya hati yang tak bertepi
Menyiramkan rindu yang tak pernah berhenti
Tentang gelak dan juga isak
Tentang jemari dan bahu yang selalu memberi
Tentang mimpi dan imajinasi yang terus membumbung tinggi

Semua tentang kita
Yang tak pernah sanggup terlukiskan kata
Tak pernah cukup terurai makna
Tak pernah lekang dalam pikir dan jiwa

Bersamamu teman..
Ada arti kehidupan yang berhimpitan
Menunggu waktu untuk ditampilkan
Dalam derap jalannya kehidupan..



-Solo-
* I miss you, aLL..
-Buki lagi sok puitis lagi-

tentang dia yang mengaku bernama cinta

Cinta..
Kepada apa sebenarnya kau itu
Harus ditautkan


Pada rasa sayangkah..
Memilikikah..
Atau rasa kagumkah..


Apakah hadirmu perlu diungkapkan?
Dalam ketidakpastian yang terombang ambingkan
Dalam lelah berselimut penantian
Dalam kusut yang tak beraturan


Seharusnya kau mampu menyatukan perbedaan
Merajut warna baru dalam kerasnya kehidupan
Bukannya malah mempermainkan
Dan akhirnya menjadi penguji kesetiaan

Atau demikian benar kau adanya
Menjadi bulan yang penat dijamu malam
Menjadi mentari yang bosan bersama siang

Sesungguhnya, aku tak pernah mengenalmu
Bahkan walau aku mengaku memilikimu
Kau masih terasing di hati dan pikiranku


-Solo-
*seLaLu tentang itu...

Rabu, 14 April 2010

Oryz dan satu satu

Sudah seminggu ini Oryz diajarin lagu baru

Maklum, biasanya lagu yang dinyanyiin

Berkisar Barney, Mickey atau lagu Inggris lainnya

Yaaa, biar stok lagu hafalannya makin banyak juga sih

Alhasil, dicoba dikenalkan ama lagu satu-satu


Sejak kemaren, Oryz udah bisa nyanyi sendiri

Bahasanya sih masih belum jelas

Tapi irama dan beberapa kosakatanya

Ada yang bisa langsung dimengerti


Pagi ini, bangun tidur

Dia nyanyi lagi itu lagu

“Satu-satu, Oyis ayang Bundaaa…

Uwa uwaa, Oyis ayang Ayaah

Tigaa tigaa, ayang adik kakaa

Satu, uwa, tigaa...

Ayang semuanyaa...”


-Solo-
Emaknya Oryz

*Bangga anaknya udah bisa nyanyi lagu indonesia
^^

Totto-chan

Ibu guru menganggap Totto-Chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan.

Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa kerasan.

Walaupun belum menyadarinya, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, music, bahasa dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.


Mr. Kobayashi adalah kepala sekolah dalam sekolah itu, Ia yang banyak mengajarkan dan menanamkan hal-hal positif pada diri anak-anak sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi khasnya masing-masing. Sedangkan Totto-chan adalah salah satu dari sekitar 50 anak yang bersekolah di sekolah itu dan merasakan suasana sekolah yang lain dari biasanya.

Buku ini merupakan pengalaman pribadi sang pengarang, Tetsuko Kuroyanagi sekitar tahun 1981 dan telah diterbitkan juga dalam bahasa inggris. Dalam setahun, buku ini mampu terjual sebanyak 4.500.000 buah dan dijadikan buku wajib pendidikan dan beberapa cerita di dalamnya digunakan sebagai bahan ajar oleh Departemen Pendidikan.

Sabtu, 10 April 2010

Muhammad : Lelaki penggenggam hujan

Novel biografi ini menceritakan dengan detil bagaimana kehidupan pada jaman Rasulullah, tentang kehidupan di jazirah Arab sampai ke negeri Persia. berisi segala macam hal, tentang kehidupan, tentang kesetiakawanan, tentang persahabatan, sampai tentang cinta. Semua diulas apik dan menggunakan bahasa yang mendetail, serta kalau boleh saya bilang, dengan bahasa yang berani.

Buku ini mengingatkan saya dengan Sirah Nabawiyah yang pernah saya baca bertahun-tahun silam. Kitab tebal yang berisi bagaimana kehidupan Rasulullah saat itu. Novel yang ditulis Tasaro ini mungkin mengisahkan dengan lebih terperinci lagi, mengajak kita bertualang menyaksikan perang – perang yang diikuti Rasulullah dan hal-hal lain di kehidupan beliau.

Menjadi saksi bagaimna kehadiran Beliau di muka bumi ini telah diramalkan dan diketahui oleh berbagai agama dan kitab-kitab terdahulu. menjadi saksi bagaimana perjalanan seorang manusia bernama Kashva dalam bertualang demi bertemu dengan Rasulullah.

Sebuah cerita yang bahkan baru bab 6 saja sudah mampu meneteskan airmata saya, ketika Hindun memakan hati Pamanda Rasulullah. Kisah ini diceritakan dengan penuh emosi, sehingga saya seperti larut saat membacanya.

Intinya, sebuah novel yang patut dibaca..

Saya kutipkan sebuah paragraf dari dalamnya..

”.. mencintai itu kadang mengumpulkan segala tabiat menyebalkan dari seseorang yang engkau cintai, memakinya, merasa tak sanggup lagi menjadi yang terbaik untuk dirinya, dan berpikir tak ada lagi jalan kembali, tapi tetap saja engkau tak sanggup benar-benar meninggalkannya.”


Kasvha pergi dari Suriah, meninggalkan Khosrou, sang penguasa Persia tempatnya mengabdikan hidup demi menemukan lelaki itu: Muhammad.

Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya. Kehidupan Kashva setelah itu berubah menjadi pelarian penuh kesakitan dan pencarian yang tiada henti terhadap sosok yang dijanjikan.

Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci yang dia cai dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardusht sampai puncak-puncak salju di perbatasan India, Pegunungan Tibet, biara di Suriah, Istana Heraklius, dan berakhir di Yastrib, sang Kota Cahaya.

Hasarat dalam diri Kashva sudah tak terbendung lagi. Keinginannya untuk bisa bertemu dengan Muhammad demikian besar hingga tak ada sesuatu pun yang membuatnya jerih. Bahkan maut yang mengintai dari ujung pedang tentara Khosrou tak jua menyurutkan kerinduannya bertemu Muhammmad.

Kisah pencarian Kashva yang syahdu dalam novel ini akan membawa kita menelusur Jazirah Arab, India, Barrus, hingga Tibet.

Himada…himada…Diakah Himada? Astvat-ereta? Lelaki yang kelahirannya telah lama diramalkan gulungan-gulungan perkamen kuno? Sosok Maitreya yang memiliki tubuh semurni emas, terang benderang, dan suci?

Ya, ini adalah kisah seorang pemimpin paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Ini adalah cerita tentang permulaan sebuah ajaran yang paling disalahpahami di muka bumi. Ini adalah sebuah titian perjalanan setiap manusia spiritual berbagai agama untuk menemukan Dia yang Dijanjikan.

Kashva mencari dia yang oleh Zardusht disebut Asvat-ereta; oleh Yohanes Pembaptis dipuji begitu mulia, oleh ayat-ayat suci Kuntap Sukt dipanggil Mamah Rishi; oleh Sang Buddha dipanggil Maitreya, dan oleh dirinya dijuluki Sang Penggenggam Hujan. Hingga pada waktunya, Kashva dihadapkan pada sebuah pertanyaan: benarkah dia sudah bertemu dengan Dia yang Dijanjikan ataukah tengah menipu diri sendiri dan tak menemukan apa-apa setelah perjalanan panjang yang demikian melelahkan? [BADRU TAMAM MIFKA]

“Novel yang benar-benar sangat memikat dan akurat tentang Rasulullah SAW.”
–Ahmad Rofi’ Usmani, penulis buku-buku tentang Muhammad

“Tasaro bagai pemimpin tur spiritual ke pelosok Persia dan Arab di abad VII. Sangat personal, kadang seakan kia merasa berada di belakang kuduk Rasulullah.”
–A. Fuadi, penulis novel Negeri Menara dan Ranah 3 Warna

Senin, 05 April 2010

Limbah Padat

I. PENDAHULUAN
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topic hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar teluk tersebut.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.

II. MASALAH
A. Pengertian Limbah Atau Sampah
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

B. Definisi Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.
Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll .
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.

C. Dampak Pencemaran Limbah Padat
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :
1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), CO2 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun berubah.
4) Kerusakan permukaan tanah.

Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.


D. Pengolahan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu.
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.

Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

III. PEMBAHASAN
Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali (Outerbridge, ed., 1991).
Untuk mengkonversikan zat-zat organik yang berupa selulosik menjadi gas metan melalui beberapa tahap proses yang cukup panjang dengan bantuan bermacam-macam mikroba. Selulosik yang tidak larut dalam air dikonversikan menjadi bahan terlarut oleh suatu jenis mikroba tertentu, namun peruraian ini masih merupakan bahan organik rantai panjang. Selanjutnya bahan organik rantai panjang ini dipecah menjadi asam-asam, karbondioksida dan gas hidrogen oleh jenis mikroba pembentuk asam. Kemudian dari asam-asam dan gas hidrogen inilah metan terbentuk oleh bakteri metanogenesis. Hasil utama proses biogas adalah gas metan dan CO2. Proses ini sangat ditentukan oleh aktivitas bakteri pembentuk metan, karena biasanya pembentukann asam lebih cepat dari pembentukan metan. Akibatnya akan terjadi penumpukan asam yang akan mengganggu pertumbuhan dari bakteri metannya. Skema reaksi peruraian bahan selulosik keseluruhan seperti terlihat pada gambar 1.





















Gambar 1

Metan dibentuk dari peruraian dari asam asetat dan hidrogenasi karbon, namun peruraian asam asetat mempunyai porsi yang lebih besar. Secara keseluruhan proses fermentasi metan ini ditentukan oleh aktivitas bakteri pembentuk metan.



Tabel 1. Karakteristik pertumbuhan dari M. thermoautotropicum dan Methanosarcina bakteri
Dalam menangani masalah limbah padat jenis organik, dapat dilakukan pengomposan. Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang lainnya, maka pada proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Kompos dapat digunakan untuk tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman buah-buahan maupun tanaman padi disawah. Bahkan hanya dengan ditaburkan diatas permukaan tanah, maka sifat-sifat tanah tersebut dapat dipertahankan atau dapat ditingkatkan.
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertaniah, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekmposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.
Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:
1. Rasio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesisprotein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.

2. Ukuran partikel
Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.
3. Aerasi
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
4. Porositas
Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.
5. Kandungan air
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

6. Suhu
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.
7. pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk prosespengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.
8. Kandungan hara
Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.
9. Kandungan bahan-bahan berbahaya
Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.




IV. KESIMPULAN DAN SARAN
 Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan.
 Limbah padat dapat menimbulkan pencemaran seperti : Timbulnya gas beracun, penurunan kualitas udara, air dan tanah.
 Salah satu gas pencemar adalah metan. Metan dibentuk dari peruraian dari asam asetat dan hidrogenasi karbon.
 Untuk pengolahan limbah padat khususnya organik, dapat dilakukan dengan cara melakukan pengomposan.


V. DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, R. 1997. Pengendalian Proses Biogasifikasi Limbah Organik. Buletin IPT, 1(3)
Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(1)
Suriadikarta dan Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Perempuan dan Lelaki bintang 3

Hari itu berjalan baik-baik saja, sampai malam tiba. Inginnya Aya hanya tidur saja dan menikmati mimpi indah setelah seharian itu sibuk mengurusi majalah yang akan naik cetak. Tetapi kemudian Aya ingat tentang Kai semalam, lagipula Ia masih penasaran apakah semalam itu hanya bunga tidurnya atau benar-benar terjadi di lotengnya. Aya memutuskan naik lagi ke loteng setelah siap tidur, ia membawa sebuah Novel, bantal dan tak lupa buku hariannya.

Selang satu jam setelah tengah malam, Aya mulai merasakan kantuk menyergapnya. Ketika hampir saja ia terlelap, sesosok laki-laki mendekati kursinya dan dari balik keremangan malam Aya melihat wajah orang itu. Dia Kai, laki-laki yang semalam sudah mengganggu tidurnya dan malam ini hadir lagi di lotengnya.

“ Kamu.. Kamu lagi sih??”, Kata Aya terkejut.

“ Iya. Aku lagi, emang kenapa? Salah ya? “, Kai mengambil posisi duduk di dekat atap genting.

“ Salah, jelas salah. Kamu datang malem-malem, nggak permisi nggak ngasih tau. Dateng gitu aja kayak hantu. Padahal kemaren kamu bilang kamu bukan hantu.” Omel Aya sambil berdiri dari posisi santainya tadi.

“ Oke.. sorry deh. Kemarin aku naik Bintang jatuh kamu shock gitu. Sekarang aku datang gak bersuara kamu juga kaget. Terus gimana baiknya aku datangnya?”

“ Ketuk pintu dan bertamulah pada jam jam normal. Bukan tengah malam kayak gini. Waktunya istirahat, tau..”, Kata Aya.

“ Hmm.. emangnya Bel rumahmu kedengaran ampe atas sini? Lagian rumahku bukan di tanah, aku sukanya datang lewat angin lewat langit. Sesuatu yang sudah aku kenal dari kecil.” Jawab Kai.

“Teserah, kamu emang nyebelin. Lagian kamu mau ngapain sih ke lotengku terus-terusan?”, Tanya Aya.

“ Baru juga dua kali, duh udah dibilang terus-terusan. Wanita bumi memang cepet ge er ya..”, Jawab Kai sambil tertawa terbahak-bahak.

Aya yang malu mendengar perkataan Kai, mulai merona merah mukanya.

“Oke oke, gini aja, sebagai permohonan maafku, aku tawarkan sesuatu barangkali aja kamu mau.”

“Nawarin apa?”

“Mau nggak aku ajak jalan-jalan?”, Kata Kai.

“Jalan-jalan? Nggak ah, mobilku udah masuk garasi. Aku males ngeluarin lagi. Toh aku sudah kenal betul kota ini, mau mengajakku jalan-jalan ke mana emangnya?” Jawab Aya sekenanya.

“ Siapa juga yang mau ngajak naik mobil. Naik Ang, kuda kesayanganku. “

“Naik kuda? Hahahhaa.. Kamu aneh. Jadi tadi kamu kesini naik kuda? Kok nggak denger kamu buka pagar rumahku ya.”, Kata Aya.

“ Hahahhaa.. Kuda terbang, Ayaaaa… Kita lihat kotamu ini malam hari dari ketinggian angkasa. Mau nggak?”, Setelah mendengar penjelasan Kai, Aya malu malu mengangguk dan berkata, “Ya.. Mau.”

Tiba-tiba seekor kuda berwarna putih datang dari langit, surai dan ekornya berwarna keemasan. Dengan sebuah tanduk berwarna emas terang menempel di ujung dahinya. Sinar bulan yang menimpanya membuat warna keemasan itu berpendar ke segala arah, memberikan kesan keemasan pada seluruh permukaan tubuhnya.

“Unicorn...”, bisik Aya.

“Iya, kenapa? Kaget lagi? Ini kan kuda yang kemaren. Kenalkan ini Ang, salah satu dari yang terakhir ada. “, kata Kai.

Kemudian mereka menjelajahi malam dibawah sinar bulan. Gemerlap lampu kota memberikan pemandangan eksotis tersendiri bagi Aya, ia tak pernah melihat pemandangan seindah itu. Lampu itu seperti manik manik yang tersulam dalam gelapnya malam, kerlipnya bagai terpantulkan sinar rembulan. Mengisi tiap sudut dan sisi kota, seluas mata memandang. Terus beranjak ke utara, sampai akhirnya kuda itu berhenti di hamparan pasir putih dengan gemuruh ombak yang sedang pasang.

“ Ngapain ke pantai? “, tanya Aya.

“ Nggak tau, suka aja ama pantai, apalagi kalau malam begini. Memangnya mau kemana lagi?”, Kata Kai.

Angin pantai yang berhembus membuat Aya kedinginan. Ia menggigil dan mulai berjalan menyusuri pantai, untuk membakar kalorinya dan memberikan sedikit rasa hangat ditubuhnya.

“Nih, pakai jasku aja. Maaf, aku tadi lupa mengingatkanmu untuk membawa jaket.”, Kata Kai sambil melepas Jas tuksedonya dan menyerahkannya pada Aya.

“Sebenernya kamu ini siapa sih?”, Tanya Aya.

“Aku? Hmm.. Kenapa mau tahu aku?”

“Heh, saya mungkin udah setengah nggak waras. Malam malam buta naik kuda terbang ama cowok yang sama sekali nggak saya kenal, dan herannya saya mau aja diajak.”, kata Aya sambil mencak-mencak.

“Hahahahaha.. Ya, baiklah. Saya perkenalkan diri dulu. Nama saya Kai, saya tinggal di Fairyland kota seribu peri. Oke, puas?”

“ Nggak. Kamu pikir saya percaya gitu aja kalo kamu beneran tinggal ama peri. Peri itu nggak ada tau. Mana bisa saya dibohongin..”, kata Aya.

“ Justru kamu tuh yang lagi bohong, kamu pasti percaya ama peri, karena Cuma orang orang yang percaya aja yang bisa ngeliat kami.”

“Maksud kamu?”

“Negeri kami sedang ditimpa bencana, Karena terlalu banyak manusia yang tidak percaya pada peri, alhasil semakin lama jumlah kami semakin berkurang”, jelas Kai.

“Kayak di dongeng Peter Pan itu?”, Tanya Aya.

“Bodoh, itu bukan dongeng, itu nyata. Beneran. Kami tak sanggup hidup jika semakin banyak orang orang yang tak percaya pada kehadiran kami. Dan ternyata imajinasi anak anak yang sebagian besar menjadi sumber kehidupan kami, sekarang mulai padam karena mereka tak lagi menjadi anak anak. Mereka telah menjadi dewasa dan hidup dalam diri anak-anak, tanpa imajinasi dan tanpa mimpi lagi.”

“Lalu kenapa kamu ketemu saya?”

“Saya kagum, kamu sudah dewasa tapi masih punya berpuluh imajinasi dan mimpi yang terkadang hanya dimiliki jiwa anak-anak. Ketika kalian beranjak dewasa, biasanya kehidupan mematikan imajinasi dan mimpi kalian. Kalian jadi takut bermimpi dan tak berani berkhayal.”

“Hmm.. Ya, ya..”

“Eh, aku perkenalkan ke salah seorang sahabatku ya.” Sambil berkata, ia mengeluarkan sesuatu dari balik saku bajunya, seorang peri kecil dengan telinga berujung lancip, dengan sepasang sayap yang kemilau.

“Hai, saya Era”, peri kecil itu terbang mendekati Aya sambil berbisik-bisik di telinganya.

“PERIIII????”, teriak Aya kaget.

“Iya, saya peri.. nggak usah heboh begitulah..”, kata Era.

“Saya.. mimpi atau gimana sih sebenarnya. Terus kalian ada keperluan apa sebenarnya sama saya?”, Tanya Aya.

“Kami minta bantuanmu, Aya. Membuat perubahan di sekitarmu, dengan seluruh kemampuanmu untuk membuat dunia imajinasi hidup kembali.”

“Caranya?”

“Sabar, nanti kalau sudah tiba saatnya akan kami kasih tahu.”

Tiba-tiba Aya tersentak bangun dari tidurnya,
“Duh, ternyata mimpi doank”
Tetapi ia masih mengenakan sebuah jas berwarna putih, adakah ia benar bermimpi?
“Huaaa.. saya beneran ketemu periiiii”, teriak Aya sambil melompat turun dari kursi santainya di loteng. Matahari pagi telah bersinar dan saatnya hidup Aya yang berbeda itu dimulai.