Senin, 29 Juni 2009

di sudut itu..

Di sudut sisi itu
Kita pertama bertemu
Dulu

Di bawah langit
Dan bintang yang biru

Di sudut sisi itu
Aku melihatmu
Selalu

Bermimpi untuk memilikimu
Menjalin temali cinta untuk dirimu

Di sudut sisi itu
Aku tersenyum padamu

Dan menyerahkan hatiku padamu

Minggu, 28 Juni 2009

-..-

Rembulan terselimuti awan hitam
Pekat
Diiringi kilatan petir yang menggelegar
Memecah keheningan malam
Yang mati

Perlahan, angin meniupkan dinginnya
Dan tersapu semua kenangan pohon cinta kita berdua
Patah
Tumbang dahannya
Dan tercerabut akarnya

Dan bunganya rontok ke tanah merah
Yang masih basah oleh airmata dunia

Terkubur
Bernisankan kata lelah dan menyerah
Bertaburkan pasrah di pusaranya
Tersiramkan putus asa
Karena satu kata

Cinta

Jumat, 26 Juni 2009

untukmu

Sahabat adalah mereka, orang-orang yang selalu ada disisi kalian, baik di saat paling menyenangkan ataupun dalam saat paling menyedihkan dalam kehidupan kalian. Paling tidak, pengertian itulah yang aku mengerti dari kalian, para sahabatku. Sudah hampir 3 tahun ini kina berjalan bersama, beriringan, saling menguatkan, saling membantu, dan saling mendoakan. Sudah banyak cerita indah maupun kenangan susah yang kita alami bersama, yang kita lihat bersama dalam sudut pandang dunia yang berbeda.

Mulai dari mengerjakan tugas bersama, praktikum bersama, mecahin alat juga bersama..(lho..hehe..nanggung biayanya maksudnya..). mulai dari ke koperasi bareng- bareng, makan di kantin juga bareng- bareng, bahkan terkadang juga jalan-jalan bersama. Banyak sudah cerita itu yang masih teringat di memori hati dan piiranku. Yang masih segar dalam ingatan adalah, ketika di semester 6 ini baru kurasakan kebersamaan itu yang sebenarnya. Entahklah, aku juga bingung, kenapa ternyata membutuhkan waktu sekian lama untuk menyadari, kita ini adalah satu bagian dari sekian banyak episode kehidupan bersama. Dan mulai semester 6 inilah, akhirnya aku bisa menerima kenyataan itu, bahwa aku kuliah di Jurusan Kimia FMIPA UNS, 2006 (Soalnya dulu sempet ga rela ga keterima di FK..hehe)

Mungkin mulai semester depan, kebersamaan ini akan sulit terasa lagi, karena mungkin ada yang mulai sibuk skripsi ..(ya nid, ya..), ada yang sibuk ambil mata kuliah pilihan yang berbeda, ada yag mungkin mau ngulang mata kuliah dibawahnya..ya yang pasti, kemungkinan kita semua dari absent M0306001 ampe M0306069 jadi satu kelas lagi..mungkin adalah hal yang sulit terjadi, bukan mustahil untuk terjadi, karena siapa tahu saja kita semua ngambil mata kuliah yang sama lagi..semuanya..hehe..bisa saja terjadi kan? Dan kalaupun itu tak terjadi, tentu saja kita masih akan selalu bersama, selalu membantu, dan selalu menjadi sahabat..semoga saja untuk selamanya..

Salam sayang…


IBU
(M0306016)

Minggu, 14 Juni 2009

air mata

Sinar mentari perlahan menembus tirai hatiku
Semakin lama semakin panas
Menguapkan kisah kita dulu
Dan datangnya membawa
Hembusan angin
Yang mengiringi kepergianku
Merentas mimpi melewati Sang waktu
Membawa terbang seluruh jiwaku

Perlahan kuobati luka hati itu
Masih terasa perih
Namun tak seperti dulu

Ketika masih aku merindukanmu
Tapi tak bisa memilikimu
Ketika melihat senyumanmu
Tapi itu bukan untukku

Biarkan kucemburui bayanganmu
Biarkan kumiliki mimpi tentangmu
Karena hanya itu
Yang mampu menghapus airmataku

Sabtu, 13 Juni 2009

Puisi cinta

Mengapa banyak orang bertanya,
CINTA seperti apa yang aku cari???
Jangankan kau, akupun tak tau

Karena bagiku CINTA ibarat pasir,
semakin kuat kugenggam
maka semakin cepat pasir itu jatuh ke bumi

Jadi biarkan saja tanganku terbuka
dan kurelakan dia terbang terbawa angin
kemanapun ia suka

Sampai saatnya nanti
ia temukan padang pasirnya
dan menetap selamanya

Aku tak pernah berusaha menghalau angin
karena aku tau takkan mampu
Angin begitu halus,
mampu menerobos disela-sela jariku
Untuk itu aku biarkan saja dia berlalu
Membawa pasirku, sedang aku masih terus berdo’a,
agar angin membawanya kembali ke tanganku


-Batas A Melati-
-Puisi cinta-

Jumat, 12 Juni 2009

Cerita..dari milis seorang teman

dari milis teman... nice to read :)
======
Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines, Iowa. Saya mendapat nafkah dengan mengajar piano selama lebih dari 30 tahun. Selama itu, saya
menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang berbeda. Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya telah mengajar beberapa murid berbakat.

Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang 'tertantang secara musik'.Contohnya adalah Robby.Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya. Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika lebih muda, saya jelaskan; itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid.

Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari.Tapi dia mempelajari benar-benar tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya wajibkan untuk dipelajari semua murid. Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangatinya.

Setiap akhir pelajaran mingguannya, dia berkata, 'Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari.'Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby.. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun.Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidakmampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja maka saya tidak jadi menghubunginya. Saya juga senang dia tidak datang lagi.

Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya!

Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan. Yang mengagetkan saya, Robby (yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu. Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut. Dia katakan bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les, tapi dia tetap terus berlatih.'Bu Hondrof... saya mau main!' dia memaksa.

Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja.

Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya.Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah. Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus..

Lalu Robby naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. 'Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?' pikir saya. 'Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?'Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakan bahwa dia telah memilih Mozart's Concerto #21 in C Major. Saya tidak dapat bersiap untuk mendengarnya.Tetapi.... jarinya ringan di tuts nada, bahkan menari dengan gesit. Dia berpindah dari pianossimo ke fortissimo.. . dari allegro ke virtuoso.

Akord tergantungnya yang diinginkan Mozart sangat mengagumkan!

Saya tak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan orang seumur dia sebagus itu! Setelah enam setengah menit, dia mengakhirinya dengan crescendo besar dan semua terpaku disana dengan tepuk tangan yang meriah. Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita.'Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana kau melakukannya? 'Melalui pengeras suara Robby menjawab, 'Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya...Sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah kembali ke surga pagi ini.

Dan sebenarnya.. . dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara khusus.'Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu.Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke rumah duka, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak, betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya.Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby.

Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa.Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan.. .

dia sedang main piano.

Dan sekarang, tambahan cerita ini. Jika anda mau meneruskan e-mail ini,

mungkin anda berpikir, orang mana di daftar alamat yang 'cocok' untuk menerima pesan ini. Orang yang mengirim e-mail ini yakin bahwa kita dapat membuat perubahan. Kita semua mempunyai ribuan kesempatan tiap hari untuk menyadari rencana Tuhan.
Banyak sekali interaksi antara dua orang memberi kita suatu pilihan:

Seseorang yang mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan.

Kamis, 11 Juni 2009

Mentari

Dan aku bertanya kepadamu, Siang
Mengapa seringkali kau sakiti aku?
Mengapa tak kau hilangkan saja aku dari kehidupanmu

Dan Ia hanya terdiam
Tak satu patah kata terucap dari mulutnya
Dan Ia hanya tersenyum picik seraya berbisik
Kau milikku, tak kan pernah kulepaskan dirimu
Sekalipun kau merasa aku menyakitimu
Kau tak akan bisa lari dariku

Lalu aku berkata kepada Malam
Jangan kau tinggalkan aku
Miliki aku, wahai Malam
Aku membutuhkanmu
Untuk menaungi lelah dan penatku
Untuk menemani mimpi-mimpiku

Dan Malam hanya tersenyum
Seraya Ia berkata
Aku akan selalu menghapus lelahmu, kekasihku
Aku akan selalu ada disisimu
Tapi aku tak bisa memilikimu
Karena kau adalah milik Sang Siang
Dan aku hanya boleh memiliki bayangmu..

Lalu aku berteriak,
Marah..
Karena aku tak boleh memiliki Ia kekasihku
Karena aku harus menerima jalan hidupku

Tidak..
Aku tak mau terpatri disini sendiri
Tanpa memiliki Ia yang kukasihi
Aku ingin lari
Sekalipun itu berarti aku mati

Rabu, 03 Juni 2009

Curhatkuu..

Tugas tugasku beberapa hari ini sangat menghabiskan waktu, tenaga dan pikiranku. Bayangkan saja, hamper setiap hari sepulang kuliah, kuhabiskan waktu untuk mengerjakan tugas itu satu persatu, tapi ternyata masih belum berkurang juga. Masih sama, masih banyak. Atau ketika aku menemani Oryz begadang di malam hari, waktu luang itu tetap aku pakai untuk mengerjakan tugas, tapi tetap saja belum selesai. Entah karena memang tugasku yang bejibun, atau karena aku tak bias mengerjakannya, aku sendiri kurang yakin. Begitu pula kita online, terkadang sambil manen di Farm Town di FB, aku tetap mencari jurnal referensi atau bahan untuk tugas kuliah.

Begitulah, kehidupanku akhir-akhir ini yang dikejar deadline tugas-tugas kuliah. Stress..hampir, lelah, sangat. Tapi ternyata tak Cuma aku yang merasakannya, hamper sebagian besar teman-temanku pun mengeluhkan tugas-tugas yang Subhanallah sangat memeras tenaga itu.

Tak jarang sampai bangun kesiangan, atau terlambat sarapan hingga akhirnya penyakit Maag datang, atau terpaksa gak ngerjain apa apa akibat ketiduran. Tapi, biar bagaimanapun juga, itu adalah konsekuensi yang harus aku dan mereka ambil setelah mengambil keputusan. Ya, karena ngambil MK Organik, sudah kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Pak Widyo, atau karena ngambil anorg, harus rela menghabiskan waktu buat ngukur sudut dan panjang ikatan molekul. Karena itulah kewajiban yang harus aku kerjakan sebagai pelajar, dan nantinya aku berhak untuk meminta nilai. Itulah, dasar hokum sebab akibat..kerjakan dulu, baru nuntut hak..


Toh jika tak sengaja bangun kesiangan mungkin Allah sedang memberi keringanan.. kalo ga kesiangan, kapan lagi mau istirahat, jadi ya ga pa pa degh sekali sekali kesiangan..hehe asal jangan keseringan..
Kalo Allah kasih sakit Maag, mungkin Ia tau, kalo aku ga makan dulu, gimana mau maksimal dalam ngerjain tugas yang sudah diamanahkan..

Segala sesuatu pasti ada sebabnya, dan selalu ada kemudahan di balik kesulitan..
Percayalah..dan..
Semangatlah..
Karena dengan ini, Ia menempa kita menjadi pekerja keras yang tak kenal kata menyerah..

-Ruang kerjaku-
-Waktu ngukur sudut ikatan-
-hehehe..-

Selasa, 02 Juni 2009

untukmu.. sahabatku..

Sahabat..
T’lah kuhabiskan berpuluh puluh kertas
Untuk mengungkapkan
Perasaanku padamu
Tentang betapa aku menyayangimu

Sahabat..
Telah begitu banyak
Catatan tentang hatiku pada kekasihku
Dan rasanya tak adil
Jika aku tak mengungkapkan rasa hatiku padamu

Aku tak tahu mengapa aku menyayangimu
Mungkin karena secercah perhatianmu padaku saat ku pilu
Walau tak jarang kau melupakan aku
Aku tak tahu mengapa aku menyukaimu
Mungkin karena aku tahu kamu menyayangi aku
Walau terkadang kau mengacuhkan aku

Tapi,
Bukankah begitu hidup seharusnya?
Berwarna dengan sedikit konflik menghiasi
Bercorak dengan banyak cerita melatar belakangi

Mungkin terkadang kita tak sejalan
Bahkan tak jarang kita bertentangan

Tapi..
Bagiku kita adalah rel kereta
Yang menuju stasiun persinggahan
Tak dapat menyatu, tapi kita selalu beriringan
Kita saling melengkapkan

Tetaplah menyayangiku..
Tetaplah menjadi pelipur laraku, dan
Jangan pernah lupa untuk mengingatkanku
Sahabat ..

Terima kasih sahabat..
Karena bersamamulah sesungguhnya
Hidupku terasa lebih nyata