Rabu, 12 Agustus 2020

What They Don't Talk About When They Talk About Love.

 Saat scrolling timeline twitter, saya nemu thread tentang locarno festival ini. Juga tentang cara sewa (akses) film mereka secara free berbekal alamat email saja. Langsung donk saya mark biar suatu saat kalau pingin nonton, saya bisa dengan mudah nemuin threadnya lagi.

Selang sehari, saya nemu thread lagi tentang Nicholas saputra dan film film yang pernah dia bintangi. Memang belum semua sih saya tonton, jadi film film yang belum itu saya tandai, besok besok harus saya cari deh akses buat nontonnya.

Beruntungnya, saat saya keingetan nonton Locarno, ada film yang juga dibintangi Nicsap di situ.



Judulnya What They Don't Talk About When They Talk About Love.


Bercerita tentang kisah asmara Fitri (Ayushita) juga Diana (Karina Salim) yang tinggal di SLB. Fitri yang tuna netra tinggal sekamar dengan Diana yang mengalami miopi berat.


Suatu malam, Fitri bertemu dengan hantu dokter yang sebenarnya adalah Edo (Nicholas Saputra). Fitri yang awalnya niat curhat doank sama si "hantu", lama lama malah jatuh cinta sama si "hantu". Kira kira kelak apakah Fitri akan tahu siapa sebenarnya si dokter hantu ini ya?


Sedangkan kisah Diana adalah tentang seorang anak lelaki yang juga sesama penghuni asrama, Andhika (Anggun Priambodo) namanya. Diana naksir sama si Andhika ini, tapi kesalnya, Andhika ini cuek kalau ketemu Diana. Nantinya apa Diana berhasil bikin Andhika suka sama dia ya?


Sejujurnya saya agak agak surprise saat nonton film ini karena ternyata ada adegan adegan yang ga bisa ditonton bareng anak anak. Yang alhasil saya jadi harus curi curi waktu buat nonton sampai kelar. Pacenya lambat sih, karena cuma menceritakan sejumput kisah si Fitri dan Diana dalam keseharian mereka di SLB.


Waktu denger lagu lagu yang jadi backsoundnya film ini, saya jadi penasaran, apa kehidupan di SLB itu ya kek gitu, seakan berhenti di satu waktu di masa lalu, lagu Burung Camarnya Vina Panduwinata misalnya. Yang kemudian bikin saya bertanya tanya lagi, apakah asrama SLB di masa ini tersentuh dengan alat alat modern juga? Apakah mereka udh bisa membaca novel novel dengan huruf braille? Seberapa banyak variasi buku normal yang diterbitkan dalam huruf braille? Bagaimana dengan mereka yang tuli namun bisa membaca, apakah mereka bisa menonton film film modern jaman sekarang? Bagaimana mereka mendapatkan akses kemudahan untuk mendapatkan alat bantu? 


Jadinya kelar nonton film ini malah saya jadi kaga ada puas puasnya blas, selain karena


Kurang lamaaa ngeliatin nicsapnya (buncin sejati), juga karena saya jadi penasaraan akan banyak hal. Ada berapa film yang mengambil latar di SLB. Butuh waktu berapa lama para artis ini belajar menjadi anak anak luar biasa? Apa aja yang mereka lakukan apa sampai menginap dan tinggal di lingkungan SLB? Ada berapa buku yang mengambil cerita berlatar asrama SLB? Bagaimana kisah cinta orang orang di sekolah ini pada kenyataannya? Apa sama seperti di film ini? Apa berbeda?


Ya begitulah maka saya tuliskan di sini rasa penasaran saya. Buat kamu yang juga penasaran, film ini masih bisa diakses sampai 15 Agustus 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar