Dulu saya pernah cerita proses kelahirannya si Oryz. Kali ini
mau cerita proses kelahirannya si Zie, mumpung masih belum lupa. :)
HPL Zie sebenarnya tanggal 17 April 2013, tapi tanggal segitu
saya masih sempet antar jemput Kakak ke Sekolah. Ada kontraksi tapi nggak rutin dan nggak
sakit. Baru tanggal 18 April, siannya, saya mulai merasa kontraksi yang agak
kuat, tapi masih belum beritme, alhasil masih santai saja donk ya.
Jam 23.00, Kamis malamnya saya masuk RS. Kontraksinya masih
20 menit sekali tapi sudah mulai muncul flek, mencegah hal-hal yang nggak
diinginkan, saya boyongan menginap di ruang bersalin. Bukaan satu, kata suster. Nyerinya udah kayak gini
masih bukaan satu? *dalam hati senewen juga
Jumat pagi sampai
siang, bukaannya masih belum nambah, kontraksinya juga masih jarang. Yang bikin
parno, denyut nadinya janin mulai diukur tiap jam, kata Mbak perawat, sedikit
melemah. Jeng..jeng..jeng..
Pagi itu
sebenarnya sudah ditawarkan untuk SC, Operasi, tapi saya dan suami berharap ada
pilihan yang lebih baik yaitu normal, pun jika ternyata harus sama kayak
persalinan sebelumnya, yaitu diinduksi.
Induksi masuk pada
pukul 13.00 hari Jumat 19 April, setelah suntikan pertama, rasa nyerinya mulai
hebat tetapi masih lambat sekali ritmenya. 20 menit sekali, lalu maju menjadi
10 menit sekali.
Pukul 16.00,
pemeriksaan dilakukan, suster berkata bahwa denyut bayi setiap terjadi
kontraksi melemah, di bawah batas normal. Jadi mau tidak mau, induksi harus
dilepaskan (karena dimasukkan lewat infus), lalu harus dilakukan SC.
Di tengah
keparnoan tersebut, setelah menandatangani berkas ini itu, seorang teman
Blogger menelepon saya. Antara seneng ada yang diajak curhat tapi parno juga,
saya lalu menanyakan sedikit tentang SC dengan dia. Selama seharian itu memang
saya nggak aktif di Jejaring sosial manapun, sebenarnya karena nggak ada sinyal
._.
Telepon singkat
itu cukup meredakan kegelisahan saya, i
will survive. Yes, I will.
Jam 17.15 saya
masuk ruang operasi, nunggu dokternya lengkap dan peralatan bedah disiapkan,
saya masuk ruang operasi pukul 18.00, setelah adzan magrib berkumandang. Lalu
dibius lokal di punggung. Semenit dua menit, dokter anestesi menyuruh saya
mengangkat kaki, eh kaki saya masih bisa diangkat. Lalu dia khawatir
jangan-jangan saya kurang dosis XD
Syukurlah 5 menit
kemudian (ada jam dinding persis di hadapan saya, jd masih inget banget
waktunya XD) saya masih sadar tapi bius sudah mulai bekerja,Operasi dimulai.
Nggak kerasa kan
ya dibeleh bagaimana gitu waktu SC, yang saya tau ketika anak saya dikeluarkan,
lalu respon pertama Dr.SPOG saya adalah ”bayi ibu ternyata terlilit tali pusar”,..
pantesan denyut jantungnya melemah tiap kontraksi..
Terus denger
tangisannya, kenceeeng bangeet, terus IMD, lalu bayi dibawa keluar untuk
diadzani ayahnya. Setelah itu saya nggak sadarkan diri XD
Bangun-bangun di
ruang pemulihan operasi, selimut panas menyelimuti saya, denyut jantung belum
stabil, tekanan darah saya drop menurun, kata perawat. Yang saya ingat, saya
menggigil kencang, rasanya dingin banget.
Setelah itu saya
tak tahu waktu, saya di antara sadar dan tidak sadar, sampai suhu tubuh saya kembali
normal dan tekanan darah mulai naik. Malam jam 21.00, saya dibawa masuk ke
ruang pemulihan :)
Di ruang pemulihan
baruuuu kerasaa sakitnya pasca SC, Buat saya, melahirkan normal atau SC,
seorang ibu sama-sama bertaruh nyawa. Maka jangan ada yang meremehkan satu sama lain, karena sakitnya juga tetep
ada, dan bahagianya juga tak terkira :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar