Postingan kedua ini mau saya isi dengan Q and A lain seputaran persiapan dan barang yang dibawa saat haji
Q : Waktu haji kemarin bawa baju berapa banyak? A : Saya bawa 7 jilbab, 7 dress, 10 pasang kaos kaki dan 3 set kaos rumahan buat tidur. Juga bawa perintilan lain seperti ciput, sarung tangan, celana panjang buat dobelan, pakaian dalam serta pakaian dalam sekali pakai. Bawa topi juga kebetulan dapat dari biro yang kepake buat menahan silau dan panasnya mentarii
Q : Kok dikit? Kirain orang haji bawaan bajunya banyak banget A : Karena bisa nyuci di hotel transit, jadi bisa daur ulang pakaian. Udah gitu karena keterbatasan beban kargo yang saya sebut di postingan sebelumnya, jadi saya ngga mau kena charge bolak balik. Mungkin kalau hajinya reguler bisa bawa lebih banyak lagi ya. Tapi kemarin Alhamdulillah cukup, cuaca di sana puanas tapi bukan yang bikin keringetan jadi dress dipakai seharian pun ngga masalah. Yang repot kalau kena najis atau kaus kaki yang sering ganti.
Q : Bawa mukena ngga sih? Kan orang-orang kalau sholat di sana biasanya pada pakai jilbab aja langsung gitu A : Betul bisa langsung pakai jilbab, tapi saya kemarin bawa satu mukena travel dan satu sajadah lipat mini yang ternyata kepake banget di mana-mana. Mulai di madinah, Tenda Arafah dan Mina, pelataran masjidil Haram sampai di bandara nunggu boarding
Q : Obat-obatan apa aja yang perlu dibawa? A : Ini jelas tiap orang beda-beda ya. Apalagi kalau punya penyakit khusus. Kalau yang umum sih standar ya. Buat yang punya daily medicine kayak obat darah tinggi atau diabet juga harus dibawa sebanyak jumlah perkiraan hari pergi dari rumah sampai pulang lagi. Saya kemaren bawa dosis untuk 30 hari, buat jaga-jaga. Jadi kalau ada yang sehari 3 kali ya bawanya sampai 90 butir.
Q : Jaman dulu ada yang bawa rice cooker, bahan makan segala. Sekarang perlu ga sih? A : Ngga perluu bahwa rice cooker. Tapi kalau mau bawa makanan mah boleh, masuknya ke koper bagasi ya jangan masuk ke kabin. Kemarin ada yang bawa sambal, kering tempe, kentang mustofa, abon, sampai rendang segalaa. Jadi ya semacam lauk-pauk yang bisa mengobati kangen ama rumah bisa dibawa lah ya.
Q : Perlu bawa setrika ngga? A : Ngga perlu sih menurut saya, nyahahaha. Rajin amat mau nyetrikaa. Yang penting bawa kabel charger yang bisa masuk kabin. Untuk power bank kayaknya ada ketentuan masuk bagasi ya, terus saya kemarin juga bawa kabel olor (yang banyak tempat buat colokannya itu), sama bawa kipas angin portable. Karena saya kemarin berangkat pas musim panas, bisa sampai 50°C suhunya. Tapi karena kelembabannya ngga kaya di Indonesia ya jadinya berasa panas aja. Kalau kena angin kayak berasa duduk di deket mesinnya bus yang jaman dulu masih ada di sebelah sopir, panasss.
Q : Kalau make up? A : Yang jelas bawa sunscreen sih, dan boleh kok bawa make up ringan yang bisa dipakai saat city tour misalnya. Kalau saat berihram yang jelas ndak boleh memakai yang wangi. Kemarin ada roommate yang bawa paketan sanitary buat umroh dan haji mulai dari sabun sampai deodoran, dan itu udah ndak berbau jadi bisa dipakai. Untuk body lotion kebetulan yang saya pakai sudah biasa ndak berbau sih jadi bisa dipakai. Sunscreen juga bisa cari yang ngga berbau atau fragrance free, udah umum juga dijual di Indonesia. Yang jelas bawa pelembab bibir juga karena paling efisien dipakenya.
Q : Perlu bawa apalagi? A : Water spray buat muka terutama nih, karena buat ngademin muka lah paling ngga dari panasnya cuaca di sana. Pemerintah Arab juga nyiapin blower dengan air untuk disemprot ke jalan-jalanterutama menuju jamarah karena memang saat itu puncak-puncaknya panas. Waktu mau lempar jumroh hari kedua malah ada larangan untuk keluar tenda sebelum jam 4 sore karena memang cuacanya puanaas banget.
Jalanan juga disiram dengan mobil bertangki air, tapi ya tetep aja antara cepat menguap atau malah jadi becek jalannya. Beberapa jamaah bisa membawa payung juga sih, tapi kendalanya karena jamaah Indo ini mungil dibanding negara lain, kalau jalan kaki malah kita jadi sering ngeganggu mereka karena payung kita nyolokin mukanya mereka. Rempong emang, makanya kemarin bersyukur bawa topi.
Q : Yang lain yang perlu dipersiapkan? A : Iman dan takwa donk ya. #eaaa. Yang jelas selain mempersiapkan bekal kita ke Arab, kita perlu mempersiapkan segala macam juga untuk yang ditinggalkan di rumah, mulai dari makanan, uang sampai surat-surat berharga. Karena si kakak udah SMA, saya beritahu letak dokumen penting dan obat-obatan emergency. Dulu saya takut banget soalnya kalau bisa berangkat tapi ngga bisa pulang. Karena memang probabilitasnya memang ada. Mungkin rasa takut itu yang buat kita bener bener makin pasrah sama Allah.
Saya juga mau ngga mau mulai belajar perihal rukun-rukun haji serta wajib hajinya. Apa saja yang sebaiknya dikerjakan dan ditinggalkan, tentang dam, serta hukum fikih satu dua perihal.
Q : Haji khusus apa ngga ada manasiknya? A : Ada tapi tidak seintens haji reguler. Klaau ngga salah kemarin ada tiga kali, sayangnya saya cuma datang sekali karena emang ngepasin banget kondisi belum fit. Yang harus disiapkan memang fisiknya karena haji ini sebenarnya adalah ibadah fisik. Kalau tibanya di Madinah, masih ada waktu luang dulu untuk adaptasi dengan cuaca terutama. Tapi kalau sudah menuju mekah dan mulai melakukan urutan ibadah haji, butuh fisik yang fit yang harus selalu dijaga.
Q : Kenapa harus selalu fit? A : Untuk umroh pertama misalnya, kondisi masjidil haram penuh dan seringnya sulit untuk turun ke mataf (lantai satu/ pelataran ka'bah) karena pintu aksesnya sudah ditutup. Ini mengakibatkan kita harus mengambil tawaf di lantai lebih atas yang juga lebih panjang jarak tempuhnya. Selain itu karena berbagai hal, seringkali pintu akses yang biasanya bisa diakses tiba-tiba ditutup/dipagar. Ini juga ngga jarang bikin kita melangkah lebih jauh hanya untuk masuk/keluar dari area masjidil haram.
Perlu juga menghafalkan pintu keluar yang kita ketahui/ dekat dengan akses menuju hotel. Lazimnya sih kalau saya dulu ngafalinnya Ajiyad, tapi waktu haji kemarin, hotel saya di Anjum yang jauhh kalau dari pintu Ajiyad. Ya tetep bisa sih tapi belokannya panjang, awal-awal tiba saya masih nanyanya pintu Ajiyad. Atau kalau Askar ngga paham, biasanya saya nanya pintu Sofa karena ini seringkali dibuka. Tapi ya tetep jauh T_T
Kuncinya sebelum turun Masjidil haram, sebaiknya tanya petugas haji atau pembimbing, di pintu mana sebaiknya kita keluar atau bertemu jika nauzubillah, hilang dari rombongan. Usahakan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Q : Kalau ngga kuat buat jalan kaki, gimana? A : Waktu musim haji tahun lalu saya berkesempatan naik golf carts untuk tawaf dan sai saat umroh awal. Antrinya lama sih, bayarnya 50 Riyal untuk tawaf/sa'i dan 100 riyal untuk full umroh (tawaf dan sa'i). Golf carts ini full duduk manis saat tawaf dan sai, cuma karena cepet banget nyetirnya, jujur aja agak kurang khusuk waktu baca doanya.
Ada yang menawarkan kursi roda juga, untuk ketentuannya mungkin bisa koordinasi dengan petugas haji ya lebih amannya. Karena kadang harganya diketok jadi mahal kalau kita nawar sendiri.
Q : Bagaimana saat di Armuzna? A : Saat di Arafah alhamdulillah tenda memadai, makan juga aman selain dapat Al Baik dari biro, kami juga dapat makan prasmanan di tenda khusus makan. Kuncinya tetap sabar dan antre sih ya. Di Mina, tenda padat dan alhamdulillah ber AC meski panasnya saat itu benar-benar luar biasa sehingga AC aja keknya udah susah bet buat ngademin hawa. Makan juga aman, snack juga ada.
Maktab kami saat itu tidak jauh dari jamarah, sekitar satu atau dua kilo doank kalik ya jaraknya. Jalannya pelan-pelan karena ruameee banget, jamaah dari seluruh dunia numplek bareng-bareng. Kami lempar jumroh di lantai tiga (jamarat ini totalnya lima lantai), blower juga disediakan di mana-mana dan luaas sekali. Mungkin agar jamaah tidak berdesak-desakan, meski tetap saja saat melempar jumroh ini pada desek-desekan karena kerikil harus masuk ke lubang atau menyentuh dinding jumrah. Kami menggunakan skema nafar awal, yaitu menyelesaikan lempar jumrah dan meninggalkan Mina sebelum tanggal 13 dzulhijjah
Untuk di muzdalifah, kami kemarin murur di dalam bus karena pemerintah juga menyarankan demikian. Mungkin perihal efisiensi dan meminimalkan terjadinya hal yang tidak dikehendaki.
Q : Bagaimana setelah proses ibadah haji selesai? A : Selanjutnya sudah mulai santai sih, yang mau tawaf ke masjidil haram tiap hari juga silakan. Kadang ada city tour atau sekadar belanja di pasar deket hotel juga bisa. Definisi ibadah sepuas-puasnya. Semoga pulang menjadi haji/hajjah mabrur dan mabruroh. Aaamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar