Minggu, 26 Juni 2011

Kita

Hidupmu tak pernah jauh-jauh dari kisahku. Kita bertemu di bawah langit biru, tempat semesta berarak menemukan palung kehidupan yang nyata. Kita beradu dalam seru, dalam tanya dan dalam koma yang menjadikan lagu kita seirama. Aku tak pernah jauh-jauh dari hatimu. Bersama gemuruh kacau kita terseok melangkah di jaman yang mendorong kita mundur kebelakang. Jauh di pelataran kebengisan, hidup yang pas-pasan, dan kita menjadi pesakitan. Dunia tak butuh aku atau kamu, tapi kamu butuh aku seperti aku membutuhkan nafasmu. Sejauh telapak tangan kita berpisah, sejauh itu pula kita melangkah membelah arah. Bahasa dunia menyatukan kita lewat rima, lewat baris dan lewat kata yang kau sentuhkan di lembar kertas tua. Semua terasa seperti biasa. Huruf yang tak sama, warna yang berbeda. Namun kau smenghadirkan sesuatu yang lain untuk ku kecap, untuk terasa di otakku yang kaku, untuk membekas di hatiku yang pilu. Ya, kau dan aku adalah nostalgia yang tersapu badai waktu. Datang pulang bersama angin yang bertiup dengan kenangan.

2 komentar:

  1. Ibarat menyusuri lembah dan puncak, dimana sungai kemudian bertemu muara.. hidup ini memang seperti itu... semoga dengan iman dan takwa bisa tawakal menaiki puncak (dan menikmati pemandangan dari atas) dan menuruni lembah.. seneng udh bisa mampir kesini, salam hangat dari Iraq...

    BalasHapus
  2. iraq? wah, jauh banget bang? :)
    terima kasih sudah berkenan berkunjung :D

    BalasHapus