Rabu, 10 Februari 2016

Liburan ke Pantai Sundak dan Drini



Lanjutan dari curhat saya di post sebelumnya,
Pantai Sundak saat itu sangat sepi, benar benar berkebalikan dengan pantai Indrayanti dan kemacetan di jalan menuju Pok Tunggal maupun ke Kukup-Baron.

Biar ngga bingung, saya gambarkan sedikit. Pantai pantai ini kalau diurutkan dari Timur ke Barat, jadinya :
Pantai Pok Tunggal-Indrayanti (Pulang Sawal)-Sundak-Slili-Krakal- Drini -Sepanjang-Kukup-Baron

Nah di Sundak ini kelandaian pantainya mirip dengan di Sadranan. Pasirnya putih, jarak antara parkiran dan bibir pantai juga nggak jauh. Banyak penjual makanan serta oleh oleh di dekat pantai, jadi sambil leha leha, kamu bisa jalan sedikit buat mesan makanan biar nanti diantar sama penjualnya.
Pantai Sundak


Ombaknya cukup kencang, karena selain pantainya lebar, tidak ada halangan tebing yang biasanya memecah ombak. Tapi masih lebih kencang yang di Sadranan sih daripada di Sundak. 

Si kakak sama pasukan seneng banget mengapung ngapung ria di air, sedangkan si adik sibuk main pasir sama saya. Setelah puas bermain, rencananya sih kami mau lanjut ke pantai berikutnya buat main air. Tapi kok yo puanas banget cuacanya, jangankan berbasah basahan, tepi pantai saja sepi saking panasnya matahari. Jadilah kami memutuskan segera ke Kukup buat nyari penginapan, nanti sore gampanglah main main lagi ke pantai lainnya.

Tapi jalanan benar benar ngga bersahabat saat itu. Panas dan macet membuat saya dan pasukan pindah rute ke pantai lainnya. Kali ini kami berbelok ke Sepanjang, niatnya sih mencari penginapan. Tapi sepertinya di sini juga belum ada penginapan yang meyakinkan, bahkan setelah kami melanjutkan perjalanan ke sebuah pantai tersembunyi yang benar benar masih sepi! Ada sebuah vila di situ, empat kamar, tapi ternyata si kakak ngga mau menginap di sana. Ngga ada ACnya.

Pantai tersembunyi yang saya lupa namanya karena ngga ada di peta

Beruntung mbak yang njagain penginapan itu mau membuatkan kami minuman dan mi, jadi setelah makan, kami melancong lagi ke pantai berikutnya. Drini.

Perjalanan dari Sepanjang ke Drini, saya muntah muntah. Sampai di Drini pun saya masih mual dan lemas, ditambah matahari yang panasnya bukan main, saya sama si adek ngga sanggup keluar mobil. Si ayah mencoba nyari penginapan, ada satu yang cukup bagus dari luar, namanya Pulau Drini. Nampak Outdoor AC pula di salah satu sisinya, semoga saja masih ada kamar tersisa. Untungnya setelah bujuk rayu panjang dan alot, si kakak mau diajak menginap di situ. Begitu masuk kamar, saya baru sadar kalau penginapan ini sama sekali menipu, tampak bagus di luar tapi kumuh di dalam. Tapi tak apalah, demi tempat berteduh siang siang. Saya bahkan langsung gelepar, tepar setelah kembali mengosongkan isi perut. Sepertinya karena tadi saya sempat membeli jajanan basi meski hanya menyicipinya sedikit.

Kamar di sini kecil, kasurnya hanya ada satu, kamar mandi kloset jongkok. Yang lebih parah, lampunya remang remang, airnya mati karena harus bergiliran menggunakan "selang", dan AC di kamar saya sama sekali ngga dingin.

Selepas magrib, saya memutuskan untuk berjalan jalan ke sekitar pantai, barangkali ada penginapan yang jauh lebih baik. Saya rela deh pindah daripada menginap semalam di tempat yang tidak meyakinkan tadi. Sayangnya di sini tak ada penginapan, mau pindah ke Kukup juga jalanan masih macet, kata petugas parkir. Aduh. Harapan tinggalah harapan.

Setelah kembali ke kamar, kami menunggu makan malam siap. Sialnya lagi, kami sudah memesan untuk diantarkan makan malam jam setengah tujuh, eh setengah sembilan malam baru dateng. Kampret banget.

Setelah makan, saya ngikut tidur dengan anak anak. Berharap pagi segera datang biar saya bisa segera pindah deh dari sini.

Eh mau tidur pun tak nyenyak, suara dari kamar paling ujung (nomer 5 atau 6), terdengar nyaring di kamar saya. Bahkan suara orang buang angin saja kedengeran jelas. Beuh, penginapan ini benar benar butuh perbaikan deh.

Sekitar setelah subuh, lampu tiba tiba mati. Sebenarnya sesekali dari kemaren sore juga sering mati sih, njegleg, karena tidak kuat saat kamarnya terisi semua terlebih posisi AC menyala. Tapi mati lampu kali ini lamaa banget. Usut punya usut, pulsa tokennya habis, dan ngga ada yang ngisiin sampai pagi! Bahkan sampai kami checkout jam setengah delapan pun, listrik masih mati dan si empunya masih terlelap tidur nyaman di kamar kalau nggak kami gedor gedor buat mindahin mobilnya yang menghalangi kendaraan kami keluar.

Drini mengecewakan, dan penginapan itu jelas saya coret untuk rekomendasi.
Oh hampir lupa, di Drini juga bisa untuk bermain kano, loh. Para pasukan kemaren sempat main Kano, tapi sayang saat itu saya masih tepar setelah mual-mual. Jadi nggak bisa foto-foto deh..

Berikutnya, kami ke Kukup!

Liburan ke Pantai Indriyanti



Long weekend! Saatnya liburan mumpung ada waktu, nih. Tentu saja karena saya tinggal di dekat gunung, maka pantai adalah tujuan utama, refreshing sekalian cuci mata. Sekali kali melek mata lihatnya yang biru biru donk yaa, ngga ijo mulu. XD

Liburan kali ini ada saya dan keluarga besar, alias bersama 3 keluarga ipar. Rencananya sih berangkat abis dzuhur, biat bisa nangkap sunset, gitu deh. Eh dimundurin jadi jam dua, eh lha kok ternyata mereka datengnya jam 3 sore. Dasar ya Jam karet...

Kita memilih lewat jalur solo-sukoharjo-gunung kidul. Masalahnya, saat itu hujan deras, dan kami cuma bermodal GPS, soalnya dulu waktu ke GK, lewatnya arah Prambanan. Perjalanannya sih macet boo, terutama di seputaran Pasar gede Solo sampai RSI Kustati. Yah, namanya juga long weekend. Jam 4 kita berhenti dulu di pom bensin buat sholat ashar, lalu melanjutkan perjalanan. Sempat lewat jalan yang "ngga jelas" juga loh, niatnya sih ngikutin bis kecil, plus GPS, eh lha kok keluar masuk hutan, bukan jalan aspal pula. Ternyata itu jalan pintas, beuh! Begitu tembus jalan raya yang besar, leganya bukan main.

Nah menjelang magrib, GPS mulai lenyap, sinyal kacrut, batre sekarat pula. Sampai tersesat di pemukiman penduduk. Mau nanya juga udah sepi, beruntung ada masjid, mampir sholat magrib lalu nanya arah ke orang yang tinggal di sebelah masjid.

Jalurnya benar benar jalan kampung, kanan kiri hutan, gelap gulita. Tapi alhamdulillah tembus lagi ke jalan raya! Yeay!

Tujuan pertama kami ke Indrayanti, nyari penginapan sekalian makan malam di sana. Sialnya lagi, sepanjang jalan masuk ke Indrayanti, penginapannya sudah penuh. Tapi ada joki yang nawarin, ya udah deh, udah capek ngantuk dan lapar. Gerimis juga maish turun, segala tawaran yang ada ya diterima aja lah ya. Cocok ya ambil, nggak ya cari yang lain.

Tempat yang ditawarkan namanya Wisma Sarwo Eco, ada rumah makannya juga, kamarnya bersih, baru dan yang lebih penting adalah ada AC nya! Huwahahah. Ada dua bed besar di tiap kamar, puas deh si kakak sama adek guling guling sambil nonton tivi. Kamar mandinya cerah, kloset duduk, shower dan ada air hangat! Jarang jarang loh ada wisma yang lengkap kayak gini di kawasan terpencil.

Setelah bebersih, kami turun ke rumah makannya buat makan malam. Masakannya lezat, setelah kenyang terus kita balik ke kamar. Tidur!



Pagi pagi gerimis masih turun. Awet banget lah ini hujan. Para pasukan sudah stand by siap ke pantai, saya sama si adek di kamar, bergelung, tidur. Ngoahahahaa. Setelah dia bangun, baru saya ajak ke pantai buat nyusul kakaknya dan para pasukan. Dari penginapan ke pantai sekitar 300m lah jalan kakinya, lumayan deket sih menurutku. Tapi ternyat jam 6 pagi arah ke pantai pun udh rame banget, astagaah. Udah kayak parang tritis deh, bis bis besar, penjual makanan minuman, baju dan kacamata, berjejer jejer membuka dagangan mereka. Di pantai juga ramenya bukan main, udah banyak payung berdiri, orang orang poto, main air, halah ga ada sepi sepinya blas. Padahal baru jam 6.30 pagi dan cuacanya baru selesai gerimis!


Begitu pantai makin ramai, kami beranjak pindah pantai. Tentunya kembali ke penginapan dulu donk ya, bebersih, sarapan, beberes, lalu berangkat ke Pantai Pok Tunggal. Rencana tinggalah rencana, karena musim liburan dan banyak bus wisata, eh ada salah satu bus yang nggak kuat naik di tanjakan arah menuju Pok Tunggal. Alhasil jalanan muacet, ya daripada garing di jalan, mending mutar balik donk ya, lalu meluncurlah kami ke Sundak.

Perjalanan berikutnya? Akan saya ceritakan lagi di post berikutnya ya :D