Minggu, 24 Juli 2011

Rutinitas

Mungkin aku perlahan menjauh dalam keseharian yang berkutat dengan luka dan tidak lagi membersamaimu dengan lagu kita yang penuh tawa seperti dulu. Hidup mengajariku bahwa dunia penuh dengan orang-orang misterius. Yang melangkahkan kaki mereka ke arah yang tidak sesuai dengan kata hati mereka. Mungkin aku sudah termasuk di antara gerombolan manusia seperti itu. Rutinitas membekukanku seperti air dibekukan dingin. Aku tak bisa lagi mengejar kupu-kupu di taman berbunga, duduk di bawah rindangnya pepohonan depan rumah, atau menikmati santap siang sepiring berdua denganmu. Sungguh, rutinitas mungkin benar-benar mengikatku. Sesekali aku masih ingin menatapi langit lalu bercerita denganmu, menuliskan lembar kisah kita di buku harian biru seperti dulu yang kini halaman berikutnya kosong. Aku telah berhenti menuliskan jejakmu di hatiku. Tidak, aku tidak akan menghilangkannya, aku hanya berhenti. Mencari seluang kesempatan agar aku mampu lagi menuliskan jejak kita seperti dulu, seperti langit siang, langit sore yang menghidupkan kehidupanku. Mengacaukan aku dari rutinitasku. Membiarkan ide mengaliriku.