Kamis, 22 Oktober 2009

-kadang-

Terkadang aku merindukan masa itu, dulu
Saat kau, aku, kita bersama meniti senja
Berjalan mengelilingi kota bersama
Tertawa menangis kita seirama

Saling menguatkan dan saling bertahan
Bertautan saling sejalan
Terkadang ada emosi, ada isak, ada tawa
Ada ikatan tak kasat mata antara kita

Terkadang aku ingin kembali ke masa itu
Menjadi wanita yang bebas menjadi apa yang aku mau
Menjadi bunga di antara bunga di taman yang berwarna
Menjadi seorang yang memahami dan dipahami

Terkadang aku ingin meniti kembali jalan itu
Belajar bermimpi seindah pelangi
Belajar tertawa dan berbagi
Belajar menangis dan menyayangi

Tak tahukah kalian,
Aku ingin kembali ke sana
Pulang ke tempat dimana buminya mengerti aku
Berada di tempat dimana langitnya tak jemu menaungiku
Dimana sungainya mampu menampung semua tangisku
Dimana anginnya senantiasa membelai lembut wajahku

Aku ingin kembali ke masa itu
Bercanda, bersedih menulis nostalgia
Dan semua kenangan terukir dimana-mana
Di tiap tempat, tiap sudut dan tiap sekat
Di tiap panas, derai hujan atau kemarau meranggas

Aku merindukan pengertian itu
Dimana aku tak perlu ditanya untuk bercerita
Dimana aku tak perlu meminta untuk dicinta
Dimana aku tak perlu mengiba untuk meminta

Aku merindukan perhatian itu
Merindukan jabat tangan erat itu
Merindukan tempat curhat itu
Merindukan bahu sandaran itu

Aku merindukan kalian, sahabatku..
Saat aku terpuruk meniti luka
Saat aku tertawa berbahagia
Saat kau membutuhkan tempat bercerita
Saat kita merasakannya bersama

Aku merindukan masa itu
Dimana kita masih nampak seperti satu
Dimana mentari datang mengiringiku
Dan pelangi selalu pulang menyambutku

Aku merindukan kalian..
Sangat merindukan kalian..
Adakah saat itu dapat kembali kepadaku?
Adakah yang berubah antara kau dan aku?


-Solo-
Saat hujan mengalirkan airmata rinduku
Pada kota kecil itu
Pada orang-orang di masjid kecil itu
Tempat aku tumbuh dulu..
I miss you..

Selasa, 20 Oktober 2009

-sepi sendiri-

Sendiri..
Satu kata yang terdiri dari banyak huruf,
tapi mengindikasikan suatu makna yang sepi
Sendiri, satu tanpa ada yang menemani

Bukankah manusia itu dilahirkan juga sendiri?
Bolehlah dia di dalam kandungan bersama-sama
Tapi ketika ia keluar dari jalan lahirnya
Ia pasti sendiri.

Bukankah nanti ketika manusia itu mati juga sendiri?
Bolehlah dia di dunia punya banyak kuasa dan harta
Banyak teman dan sahabat pena
Tapi ketika ia masuk keliang kubur, atau
Ketika malaikat maut mencabut nyawanya
Ia pasti sendiri

Dan aku sedang merasakan kesendirian itu kini
Padahal disekelilingku penuh manusia
Penuh warna dan suara
Tapi entah mengapa yang terasa malah sepi, hampa tak bermakna
Ia yang dinamakan sendiri

Apakah sendiri itu menyakitkan?
Menjemukan atau membosankan?
Atau sendiri itu membahagiakan?
Entahlah, aku pun tak tahu
Karena di dunia ini kita tak pernah benar-benar sendiri

Ada Dia, Tuhan yang selalu menemani

-Solo-
Sepi, sendiri, aku benci

-sahabat itu-

Sedang ingin menulis tentang mereka, yang dunia menyebutnya sahabat. Pagi ini ketika terbangun dari tidur, entah mengapa yang teriang di pikiranku adalah mereka, sahabat-sahabat dalam kehidupanku. Rasa kangen, rindu itu muncul menerpaku, bagai angin yang mengiris pilu..

Aku kangen kalian, dua bidadari yang pertama kali mengajarkanku arti persahabatan itu, mengajariku bahwa perbedaan antara kita tak pernah ada, bahwa kita adalah sama, saling belajar dan memakna pengertian yang ada

Aku kangen kalian, sahabat ketika aku mulai mengenal dunia yang nyata, dunia yang berwarna dengan pernik kecil yang selalu ada. Belajar bersaing, belajar mencintai tanpa takut tersakiti, belajar berkorban, dan belajar untuk mandiri.

Aku kangen kalian, sahabat-sahabat ketika aku mulai bermahkota. Ketika aku mulai beranjak dewasa, ketika logika, rasa dan asa melebur dalam sukma. Dari kalian aku belajar bersabar, belajar berdoa dan memberi, belajar menerima dan mengalah, belajar mencinta tanpa harus meminta, belajar menjadi sosok yang lebih dewasa.

Aku merindukan kalian semua, yang pernah, masih dan akan selalu mewarnai lembar-lembar hidupku. Terima kasih untuk semua kenangan indah itu, perhatian itu, Yang mengingatkanku saat aku tersesat, yang menolongku saat aku terjatuh, yang menghiburku saat aku berduka, yang selalu menghubungiku melalui pesan-pesan singkat perhatiannya. Yang masih mengingatku dan berusaha mencariku walau kita terpisah berpuluh-puluh kota. Aku merindukan kalian, adakah rindu itu juga tersematkan di hatimu untukku?


-Solo-
Saat aku memaknai kata sahabat
*Backsound SO7, Sahabat sejati

Sabtu, 17 Oktober 2009

-dari blog sahabat-

teman kecil

seorang teman masa kecil yang hanya perlu beberapa waktu untuk akhirnya kembali menganggumi dirinya

perempuan kecil yang suka berkembang, senantiasa tersenyum manis kepada semua orang, menjadikan dirinya orang yang mudah untuk dicintai

kehidupannya yang kutahu begitu bahagia dengan keluarga yang begitu harmonis, sampai akhirnya satu harta berharganya harus berpulang, membuatnya harus berdiri tegar menghapus air matanya.

ia pergi bersama duka, entah ke mana kakinya menuju, mungkin menuju sebuah kehidupan baru di mana kenangan indah masa kecilnya harus dikubur bersama kotak waktu yang tak akan pernah hilang dalam ingatan.

kesedihan merasuk saat tak ada lagi sosoknya dalam hari-hari masa kecilku. sampai perkembangan teknologi pertemukan kami lagi dalam sebuah perubahan.

semakin bersahaja ia terlihat. senyum ceria dan rambut berkepang itu tak lagi membingkai wajahnya. penampilan dewasa dan soleh menonjolkan keanggunannya. kehidupan baru yang memukau hatiku telah ia dapatkan.

hanya selalu berharap ia tetap sosok masa kecil itu tetap ada dalam dirinya kini.

http://angelinaanna.tumblr.com/page/2

naa...
i luph you full..
hehehh..
^^"

-Bunda-

Seorang sahabat pernah bercerita, bagaimana rasanya mengenang Ayahnya yang meninggalkannya. Bagaimana rasanya melepas kepergiannya. Saat membaca catatan yang tak hanya sekedar catatan itu membuatku terlempar ke sudut 15 tahun lalu. Saat pertama kalinya aku merasakan kehilangan yang sangat dalam kehidupanku, saat kepergian itu membuahkan perubahan besar dalam jalan cerita hidupku.

Jika sahabatku itu masih ingat kenangan-kenangan manis bersama Ayahnya, masih dapat mengenang banyak perjumpaan dia dengan Ayahnya. Maka tidak demikian dengan diriku. Yang tersisa dari sosok Bunda, adalah berpuluh-puluh kenangan yang tak sedemikian jelas dan banyaknya. Yang tersisa dari sosok Bunda adalah mimpi-mimpi singkat tentang masa hidup bersamanya. Namun pernik kecil itu masih tertata rapi dalam ruang hati kecilku.

Kalau sahabatku masih dapat mengenang kata-kata Ayahnya, maka aku tak dapat lagi mengingat dengan jelas apa yang pernah terucap Bunda, yang kuingat hanya suaranya, hanya senyumannya, hanya makna katanya. Dalam usia sekecil itu, mana aku tahu apa itu mati? Apa itu pergi selamanya, apa itu surga neraka, karena aku tak pernah membayangkan apapun itu dalam benakku.

Yang aku ingat jelas di hari kepergiannya itu adalah, ketika Tante memakaikan baju hitam kepadaku, padahal aku pinginnya baju putih, baju cerah, karena ia bilang mau jalan-jalan ke Monas. Lalu aku mendengar sayup-sayup kata kata Ambulans, sayup-sayup suara tangis, beberapa pandangan mata yang menatapku iba. Lalu aku tersadar, ada sesuatu terjadi pada Bunda. Aku bahkan tak ingat apakah aku menangis saat itu, apakah aku meronta, apakah aku berduka, karena aku tak tahu apa-apa.

Kemudian yang aku lihat saat itu adalah, sesosok tubuh terbalut kafan putih, menghadap kiblat dan aku perlahan mendekatinya. Dan mereka menatapku iba, dan mereka menunjuk-nunjuk padaku, tapi aku tak tahu kenapa. Kemudian Tante kembali mengajakku menghindari rumah duka itu, pergi ke taman bermain di dekatnya, dengan tujuan aku tak merasa terganggu. Terganggu? Pikirku. Aku saja tak tahu apa yang menggangguku, apa yang menimpaku, perubahan besar apa yang terjadi dalam duniaku.

Aku tak hadir di acara penguburannya, Karena saat itu aku di Jakarta, dan Bunda dikubur di kota kecil kelahirannya, yang ternyata menjadi kota dimana aku tumbuh dewasa. Dimana aku menghabiskan waktu dengan menghirup udara yang sama seperti yang ia hirup dulu, tinggal bersama wanita yang melahirkannya dulu, dan aku merasakan tiap detik yang kulewati di kota itu begitu berarti. Karena aku dapat merasakan bayangnya di mana saja di kota kecil itu.

Yang masih tersisa erat di pikiranku dan benakku adalah saat saat mengenang Bunda. Saat ketika ia mengantarkanku ke TK, saat ketika ia membelikan bekal untukku di kantin depan sekoLah. Saat ketika ia menemaniku sampai masuk ke depan kelas, saat ketika keLuar pintu gerbang yang kucari adalah sosoknya dibalik kerumunan orangtua. Saat ketika ia mengajakku belanja ke Golden Trully, makan di Texas, di Dunkin, jalan jalan ke Gunung agung beli komik. Saat ketika aku curhat dan cerita banyak kepadanya, saat ketika aku menyicipi masakannya, saat ketika aku tidur bersamanya.

Saat ketika akhirnya kuketahui aku akan punya seorang adik baru. Saat ketika aku dan Papa harus tidur dibawah tempat tidurmu di rumah sakit saat kau baru melahirkan adik baruku. Saat ketika aku dan Papa tiap malam mengunjungimu di rumah berobatmu, saat ketika aku menghabiskan waktu di sampingmu, saat ketika kau mewasiatkan pesan untukku, agar rajin belajar dan menjaga adik baruku. Saat ini dan itu dan saat saat lainnya, Dan banyak kisah-kisah sederhana lainnya yang tak pernah terasa sederhana pada akhirnya.


-Solo-
Saat mengenang sosok anggun dan tegarmu, Bunda
We Love You..
^_^

-perahu kertas-

Kali ini saya cuman mau mbahas sedikit tentang novel yang baru saya beli kemaren, judulnya Perahu Kertas, yang ngarang Dewi Lestari, pengarang favorit saya. Pertama baca, saya sedikit ragu, ceritanya kok ringan banget ya, gak kaya supernova atau rectoverso ato filosofi kopi sebelumnya. Terasa biasa saja, tapi sosok tokoh yang ditampilkan memang seru ternyata. Ada Kugy yang berantakan, ada Keenan yang cool, calm, ada Eko ama Noni yang biasa saja, ada Ojos dan Luhde yang memberikan kesan juga saat membacanya.

Saya belum baca cerita ini sampai habis, karena tinggal sedikit, tapi saya memutuskan baca lagi dari awal, secara lebih detil. Saya ingin benar-benar memainkan novel ini menjadi sebuah film di kepala saya. Kenapa? Karena seperti cerita-cerita Dee sebelumnya, kali ini pun cerita KK seperti mewakili kehidupan saya.

Lho kok jadi nglantur, saya cuman niat mau ngupas novel satu ini. Entah kenapa, saat membaca sekilas, kali pertama, saya terkesan sedang membaca gabungan novel Dee sebelumnya, Supernova dan Rectoverso. Hanya saja kali ini lebih ringan pembawaan dan bahasanya. Seperti hobi Kugy tentang perahunya, yang selalu diletakkan di mana saja sepanjang tempat itu ada airnya, ini mengingatkan saya akan “ Firasat” di Rectoverso, à semua air akan mengalir ke laut.

Terus tentang ombak, laut, dan KK, mengingatkan saya pada “Aku Ada” RV juga. Terus, Luhde, sosok yang mengingatkan saya akan Diva, wanita yang menjadi pihak penenang dan memiliki banyak petuah bijak dalam kata-katanya. Hehehh, mungkin saya dibilang ngawur, lha wong tokohnya ato jalan ceritanya berbeda jauh. Tapi entah mengapa, memang itu yang terlintas di pikiran saya waktu membacanya.

Tapi selebihnya, saya suka perahu kertas ini, tentang impian, dan cinta yang dikupas secara ringan tapi dalam. Hehehh, saya salut sama Dee, two thumbs up for you. I Like it.

Intinya, novel ini perlu dibaca, lebih –lebih kalo mbacanya mulai dari Supernova..dan kamu akan tahu, asyik dan karakteristik ceritanya gimana.

-Solo-
Baru nyampe bab 3..dari baca uLangku
^_^

Jumat, 16 Oktober 2009

-kangen-

Mau curhat, kali ini tentang rasanya jadi mahasiswa semester 7 di jurusanku. Rasanya adalah, mulai merasakan sendiri. Iya, biasanya luntrang-luntrung ke mana-mana bareng, kali ini banyak mata kuliah yang gak diambil bersamaan satu angkatan. Biasanya kuliah satu kelas penuh hampir 40 orang hadir semua, sekarang paling banyak 30 orang, itu aja ada yang dari angkatan atas bawah.

Biasanya makan bareng ke kantin, ato nebeng ke poto kopian, sekarang lebih banyak sendiri ke mana-mana. Apalagi buat aku yang cuman ambil 18 sks doank, berangkat, ngampus, pulang, kadang ke perpus, kadang kalo ketemu temen ya ngobrol sebentar. Tapi lebih banyak sendirian ke mana-mana, paling cuman ngutak atik hp ato si ” usus” yang cementel mulu di telinga. Lebih sering merasakan saatnya tua itu, udah angkatan tua...^^”

Mulai sering merindukan kebersamaan itu, makan bareng, ngobrol bareng, ngerjain tugas bareng, jalan-jalan bareng, praktikum bareng, duh.. ternyata masih kepingin bareng-bareng lagi. Apalagi poto-poto bareng and narsis bareng. Hehehh.. mulai kerasa jarang ya ternyata..

Ada pertanyaan titipan dari kakak angkatan tua, mana kebersamaan itu?
Lalu apa yang terlintas di kepalaku adalah... saat kita semester 5 dan 6 itu, kebersamaan itu terasa sekali, tapi sekarang kenapa memudar? Ya, pengaruh jadwal kuliah yang sama sekali mulai berpencar-pencar, pengaruh kesibukan ngurus Laporan Magang dan janjian ketemu dosen yang ga bareng2 lagi. Pengaruh ini itu dan anu..

Ya, begitulah..kadang-kadang saya rindu kebersamaan itu...
Tapi Buki tau, kita slalu bersama, setidaknya di dalam hatinya Buki..^^”


-Solo-
Buki yang kangen poto-poto bareng
Maap ya kalo Buki punya salah ato nyakitin kalian..
I lop you all..

Selasa, 13 Oktober 2009

-papa-

Adalah seorang lelaki
Yang didalam tubuhku mengalir gen miliknya
Yang mengejawantah dalam separuh diriku
Yang terlahir di dunia untuk memilikiku

Adalah seorang lelaki
Yang memelukku dan adik perempuanku
Saat separuh jiwa kami berlalu
Menuju dunia yang baru

Adalah seorang lelaki
Yang tetap tegar saat badai perlahan menerpanya
Yang tetap bertahan saat ombak menggoncangnya
Yang tetap mengemudikan perahu kecilnya
di gegap gempita samudera dunia yang fana

Adalah seorang lelaki
Yang sejak kecil sudah jarang kutatap mukanya
Jarang kucium tangannya
Jarang bercerita padanya
Namun rasa rindu itu selalu melingkupiku

Adalah seorang lelaki
Yang tak setuju saat datang lamaran itu
Yang merasa bersalah tak bisa selalu dekat denganku
Yang tak rela melepasku pada kebebasanku
Yang teramat sayangnya padaku

Adalah seorang lelaki
Yang meneteskan airmatanya saat menyerahkanku pada suamiku
Yang tangannya menjabat erat saat melepasku
Yang mendoakanku dalam awal hidup baruku

Adalah seorang lelaki
Yang rambutnya kini memutih
Yang tubuhnya mulai meringkih
Tapi tak pernah lupa mendoakanku
Saat ia meminta pada Tuhannya

Adalah seorang lelaki
Yang sangat aku sayangi sepenuh hati
Yang aku hormati setulus hati
...


-Solo-
Vina kangen Papa..
^^

Senin, 12 Oktober 2009

pH METER

A. PENDAHULUAN

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

pH = - log [H+]

pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7.
Pengukuran pH secara kasar dapat menggunakan kertas indicator pH dengan mengamati perubahan warna pada level pH yang bervariasi. Indicator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran dan dapat terjadi kesalahan pembacaan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna ataupun keruh.
Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi, dan alat pengukur impedansi tinggi.


B. SEJARAH pH METER

Sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter sistem elektrik dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam sebuah penelitiannya menemukan adanya interaksi dari aktivitas ion hidrogen yang dihubungkan dengan suatu sel akan menghasilkan tegangan listrik. Dia menggunakan gelembung kaca yang tipis yang diisi dengan suatu larutan dan dimasukan kedalam larutan yang lain dan ternyata menghasilkan tegangan listrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan oleh Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi logaritmis.
pH meter untuk penggunaan komersial pertama kali diproduksi oleh Radiometer pada tahun 1936 di Denmark dan Arnold Orville Beckman dari Amerika Serikat. Penemuan tersebut dilakukan ketika Beckman menjadi asisten professor kimia di California Institute of Technology, dia mengatakan untuk mendapatkan metoda yang cepat dan akurat untuk pengukuran asam dari jus lemon yang diproduksi oleh California Fruit Growers Exchange (Sunkist). Hasil penemuannya tersebut membawa dia untuk mendirikan Beckman Instruments Company (sekarang Beckman Coulter).


C. PRINSIP KERJA pH METER

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.

Skema Elektrode pH meter


pH meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya searah jarum jam) antara merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan didalam gelas electrode serta potensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunkan larutan yang equivalen yang lainya untuk menetapkan nilai dari pH.
Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang mana terjadi kontak dengan mercuri chloride (HgCl) diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsur natrium.
Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang tersambung dengan gelembung kaca tipis yang. Didalamnya terdapat larutan KCl sebagai buffer pH 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan kedalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh electric yang gak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat dibagian dalam elektroda gelas.
Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.

1. a sensing part of electrode, a bulb made from a specific glass
2. sometimes the electrode contains a small amount of AgCl precipitate inside the glass electrode
3. internal solution, usually 0.1M HCl for pH electrodes or 0.1M MeCl for pMe electrodes
4. internal electrode, usually silver chloride electrode or calomel electrode
5. body of electrode, made from non-conductive glass or plastics.
6. reference electrode, usually the same type as 4
7. junction with studied solution, usually made from ceramics or capillary with asbestos or quartz fiber.

D. CARA PENGGUNAAN
- Kalibrasi
Sebelum pH meter digunakan, pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunkan standar pH atau sering disebut buffer pH. Standard pH adalah larutan yang nilai pH-nya telah diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan larutan buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relative konstan dan tidak mudah berubah.
Urutan kerja kalibrasi pH meter adalah :
1. Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4
2. Buka penutup plastic elektroda
3. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan dengan menggunakan kertas tisu
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7
6. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
7. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
8. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply berhenti berkedip
9. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
10. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4
11. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
12. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
13. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply berhenti berkedip
14. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
15. Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4
16. pH meter telah siap digunakan

- Pengukuran pH larutan
Setelah pH meter dikalibrasi maka pH meter tersebut sudah siap digunakan. Biasanya kalibrasi disarankan dilakukan setiap 1 kali sehari sebelum digunakan.
Cara pengukurannya adalah sebagai berikut
1. Siapkan sampel larutan yang akan di check pH-nya.
2. Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan suhunya sama dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika kalibrasi dilakukan pada suhu 20°C maka pengukuran pun dilakukan pada suhu 20°C.
3. Buka penutup plastic elektroda, bilas dengan air DI dan keringkan dengan menggunakan kertas tisu.
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan homogeny.
6. Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar akan muncul tulisan HOLD yang kelapkelip.
7. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip.
8. Nilai pH yang ditunjukan pada layar adalah nilai pH larutan yang di check
9. Matikan pH meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF


E. PEMELIHARAAN pH METER
pH meter harus dilakukan perawatan berkala untuk menjaga umur pakai dari alat tersebut. Pemeliharaannya meliputi :
a. Batere, penggantian batere dilakukan jika pada layar muncul tulisan low battery
b. Elektroda, pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal satu minggu satu kali. Pembersihannya menggunakan larutan HCL 0.1N (encer) dengan cara direndam selama 30 menit, kemudian dibersihkan dengan air DI.
c. Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda terutama bagian gelembung gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan menggunkan air DI. Penyimpanan pada posisi kering akan menyebabkan membrane gelas yang terdapat pada gelembung elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.
d. Suhu penyimpan. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat rusak.




F. GAMBAR ALAT dan KETERANGAN


1. Body pH meter
2. Body elektroda
3. Layar
4. Kabel elektroda
5. Kabel sensor suhu
6. Tombol MEAS untuk pengukuran
7. Tombol MODE untuk pemilihan mode pengukuran
8. Tombol Set untuk setting pengukuran
9. Tombol CAL untuk proses kalibrasi
10. Tombol CAL DATA untuk mereview data kalibrasi yang telah dilaukan
11. Tombol ON/OFF
12. Tombol Data OUT untuk mengeluarkan data yang sudah di input
13. Tombol ENTER
14. Elektroda gelas
15. Elektroda pembanding (reference)


G. DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/glass-electrode
http://en.wikipedia.org/pHmeter
http://tech.groups.yahoo.com/group/kimia_indonesia
http://wiki.answers.com/Q/
http://www.seafriends.org.nz/dda/ph.htm#How

-hobi-

Sepagian ampe sesiangan, tadi ama beberapa orang sahabat diskusi di DPR MIPA. Sebenernya niatnya ngerjain tugas kromatografi, tapi yang ada malah diskusi doank ngalor ngidul ga jelas. Mulai diskusi masalah preparasi sampel kromatografi, fase diam, fase gerak, dan Laen Laen kawannya Lah, sampai diskusi masalah nikah (LAGI)..^^”

Tapi kali ini saya lagi ga mau mbahas itu ah, saya lagi mau bahas tentang hobi poto-poto saya. Susah memang, tadi dari DPR keliatan banget waktu poto-poto, ada beberapa oknum yang ngliatin kita.(Ge er mode on). Sebenernya cuman heran aja, okelah, emang, wanita itu sumber fitnah, apalagi jilbaber kaya kita. Tapi lha terus opo yo ga boleh poto-poto? Dibilang aneh kek narsis kek, kepedean kek, lha wong emang dari sananya udah hobi poto-poto, mau diapain lagi? (Dalem ati cuman sebel aja kalo ada yang ngrasani, mbok biLang Langsung sama saya kalo antum ga suka ngliat saya poto-poto). Nanti saya ajak diskusi panjang lebar deh, soalnya saya banyak banget yang mau ditanyain.

Mungkin pada heran ya, masa ngakunya aktivis dakwah kok hobinya poto-poto, akhwat Lagi..piye njal? Lha kan ada lagunya..Akhwat jugaa manusia....punya hati..punya rasaaaa..punya salah..punya dosaaa... jangan samakan dengan..para malaikaaat....
Kita emang udah dari sononya suka poto-poto, mbak..mas..dek... lha terus yang bagus menurut kalian gimana, wes??? Kalo kamu ga suka poto-poto ato dipoto ato ngoleksi poto, ato apapun yang berhubungan sama poto. Ya sudah..saya hobi poto, kamu gak. Beres kan? Yang ga saya suka adalaaaahhhh....ngrasani saya diem-diem. Kalo ga suka, bilang langsung, tegur langsung, saya jauh lebih siap seperti itu, daripada ngrasani dari blakang ( jangan-jangan kamu pingin dipoto juga ya????ngaku aja, ntar saya siapin satu hari khusus buat poto-potoin kamu)


-Solo-
Ngamuk ngamuk mode on

Kamis, 08 Oktober 2009

-foto-

Siang tadi, aku dan dua orang sahabat berdiskusi di DPR ( Dibawah Pohon Rindang) MIPA, apa yang kami diskusikan? Tepatnya mungkin tentang jurusan yang lebih menjurus ke ilmu sosial, bukan eksak seperti kami. Sebenernya pada awalnya, saya Cuma ingin bercerita tentang keinginan terpendam saya untuk jadi seorang fotografer. Duh, sepertinya yang ini impian cukup ngawur juga, terlebih saya ga punya ilmunya dan kamera yang biasa dipake buat poto-poto bgituan, harganya lumayan mahal (sangat mahal bahkan).

Dulu waktu putih abu-abu, saya maunya masuk jurusan bahasa, tapi karena ga ada jurusan itu di sekolah (cuman ada ilmu sosial dan ilmu alam), jadilah saya masuk jurusan Ilmu Alam. Lagian, saya paham betul keterbatasan otak saya dalam hal hafal menghafal, lemaaahhhh banget. Saya termasuk dalam kategori mereka yang hafalannya lebih sering luntur, ilang. Pernah waktu SMP dulu, saya dan tema-teman satu kelas disuruh menghafalkan Lagu daerah ” Butet”, waktu itu, saya hafal. Setidaknya sampai Lulus SMP, saya masih hafal, tapi sekarang, saya hanya ingat dua baris pertamanya, ( saya tidak pernah hafal lagu utuh dari awal sampai akhir, kalo ga sering dinyanyiin terutama), ya kecuali lagu-lagunya Oryz sih..kalo yang itu, lumayan hafal..^^”

Waktu mau SPMB, sempat terbersit di pikiran saya buat ngambil IPC, saya mau masuk sastra. Entah mengapa, saya ngefans banget sama fakultas yang satu itu. Hehehh..yang ini harapannya sulit banget terpenuhinya, karena ga ada dukungan dari sana sini, akhirnya saya putuskan ambil imu alam (Lagi). Saya tahu, Tuhan memutuskan ini yang terbaik bagi saya. Tapi terkadang, saya masih belajar secara otodidak tentang hal-hal yang berbau dengan tulis-menulis. (jadi, jangan salahkan saya kalo saya hobinya ngupload catetan ke fb). Soalnya salah satu sahabat juga pernah berkata, lebih baik ngupdate catetan daripada ngupdate status. Hehehh, saya praktikan lah itu kata-kata bijak beliau.^^V

Sekarang ini, saya lagi jatuh cintrong (Lagi) sama yang namanya fotografi, asal muasalnya karena melihat picture seorang teman yang subhanallah bagusnya. Ditambah kemaren buka-buka mbah Google nyari pemandangan Lawu, dan hasilnya banyaak sekali yang bagus-bagus. Saya ingin belajar memotret yang baik, yang nyeni, yang indah, yang punya jiwa didalamnya. Saya ingin memoto pemandangan atau sosok yang biasa-biasa saja, tapi melalui picture itu mampu membawa perasaan kita seperti maunya si pengambil gambar.

Saya mau jadi tukang poto, jadi kalo di kampus saya sering terlihat bawa bawa kamera, selain untuk moto diri dan temen-temen yang narsis, saya juga mau belajar moto sesuatu. Sehingga saya bisa membawa foto itu menjadi picture yang indah dan dalleeem...^^. Jadi jangan heran ya, kalo saya hobi foto-foto..^^V


-Solo-
Mencoba jadi penulis dan pemoto yang baik dan kreatif.^^

Rabu, 07 Oktober 2009

-nikah itu...-

Dulu sewaktu SMA, saya salah satu dari mungkin beberapa akhwat yang idealis. Terutama dalam hal pernikahan, saya termasuk kategori akhwat yang punya kriteria banyak tentang calon suami impian nanti, juga termasuk keinginan bagaimana bentuk acara walimahannya, sampai bagaimana kehidupan rumah tangganya nanti. Aneh mungkin, wong SMA saja belum lulus, kok udah punya bayangan seperti itu, bahkan beberapa oknum juga berpendapat, karena aku terlalu ngebet itulah yang menjadikan aku bener-bener nekad mencoba rasanya pernikahan dini.

Saya waktu itu, termasuk wanita yang mungkin ga ngaca sama kepribadian sendiri. Lha berani-braninya menginginkan calon pasangan yang ideal. Yang kalo saya lihat dari diary saya, ia harus seorang ikhwan, harus soleh, pinter, cakep, baek, perhatian, hobinya sama ama aku, dan segudang keinginan lain yang aku tuliskan saat itu..( Asli, kayaknya ga nagaca banget deh waktu nulis ini, padahal aku dulu termasuk akhwat yang ..emm..apa ya kata yang tepat? Mungkin, akhwat yang belum kaffah). Pinginnya kalo punya keluarga nanti, kaya keluarga ustadzah-ustadzah gitu, yang suami isteri sibuk berdakwah, pulang pergi bareng, dijemput suami, sampe kadang-kadang pacaran berdua kemana gitu.

Well..mimpi boleh saja tinggi, bahkan haruslah tinggi, tapi terkadang Tuhan kurang setuju dengan keinginan kita, karena Ia punya pilihan jalan yang lebih baik bagi kita. Tentu saja, kehidupan pernikahan saya sekarang tidak seperti impian saya di atas. Tapi yang penting adalah, bagaimana ketika akhirnya kita berkomitmen pada ketetapan hati kita itu. Apakah saya kecewa, karena saya tidak menikahi seorang aktifis dakwah, aktifis Rohis SMA, SKI kampus, SENAT dan berbagai kelembagaan lainnya seperti yang dulu saya inginkan? Tidak, saya mulai membuka pikiran saya, bahwa dakwah itu tidak harus melalui kelembagaan itu, bahwa dakwah itu bisa saja dengan saling bertukarpikiran, bercengkerama, berpendapat.

Apakah saya kecewa menikah muda? Tidak, karena ternyata saya tahu, dengan cara inilah Tuhan memperkenankan saya menjaga hati dan perilaku saya, yang dulu sewaktu belum menikah masih sering semrawut (jujur dikit nih..). Apakah saya kecewa, bahwa ternyata banyak kriteria calon suami idaman dulu waktu SMA, tidak saya temukan? Tidak. Karena ternyata, saya dulu masih berpandangan terlalu sempit. Padahal Tuhan selalu memberikan yang terbaik pada kita, selalu memberikan Cinta kepada kita.

Tuhan tahu, mana yang terbaik bagi kita. Menurutku, sebenarnya, pernikahan itu ada untuk saling melengkapkan, bukan saling mencari kesamaan. Untuk saling membuang setengah ego diri, agar dapat menampung setengah ego milik pasangan yang lain. Untuk membuka jalan lebar yang baru dalam perspektif kehidupan dan pilihan-pilihan yang kadang tak sejalan, bukannya jalan sendiri-sendiri meski arahnya sama.

Suami ga hobi baca, tapi hobi beli buku, jadi melengkapi, aku yang baca. Aku ga hobi sama sekali masak, tapi suami jago masak dan ga nuntut aku untuk bisa masak..(Alhamdulillah..^^), aku yang masih manja kaya remaja, tapi suami mampu melengkapi dengan kewibawaannya. Ada juga yang sama, sama-sama cerewet, sama sama seneng denger musik, sama-sama seneng nonton BBC, sama-sama seneng diskusi. Dan, berbagai perbedaan dan kesamaan yang mewarnai kisah pernikahan ini.

Dan aku tahu, aku tak sempurna, lalu pantaskah aku mendapatkan seseorang yang sangat sempurna? Padahal tak ada satupun manusia yang sempurna. Dan aku tahu, bahwa dengan memantapkan hati mengikuti komitmen ini, aku akan mendapatkan apa yang sebenarnya aku butuhkan, bukan hanya aku inginkan.

Jadi kesimpulannyaa...

Bermimpilah yang tinggi, tapi jangan takut untuk jatuh, karena mungkin, jatuh itu akan membawa kita ke tempat yang tidak terlalu tinggi tapi sesuai dengan kebutuhan kita, dengan jalan hidup kita seharusnya...

-Solo-
Buki yang lagi kebanjiran ide menulis tentang hal kayak gini...
^^”

Selasa, 06 Oktober 2009

-madrasah itu...-

Madrasah itu bernama rumah tangga. Sebuah kaLimat yang tadi meLintas begitu saja di kepaLa saya, saya merasa pernah membaca kaLimat itu, tapi entah dimana.(inilah keterbatasan memori saya, Lagi). Mengapa saya bercerita? Karena semoga menjadi sedikit pembeLajaran dan pengingat bagi saya dan kita semua.

Mengapa dinamakan madrasah? Madrasah itu, (seingat saya waktu diajar bahasa Arab bertahun-tahun yang LaLu) berarti sekoLah..iya, karena ternyata daLam sebuah rumah tangga, kita disekoLahkan Lagi. Kali ini sekolahnya ga perlu bayar IOM, SPP, atau tagihan-tagihan buat potokopi buku dan Lain-Lainnya. Di sini, mereka yang ada dalam rumah tangga itu, baik suami, isteri maupun si anak dapat menjadi murid bahkan dapat menjadi guru. Sebab sesungguhnya demikianlah menurutku yang disebut sekoLah, masing-masing person dapat menjadi guru, bahkan tanpa perlu menekuni jalur pendidikan tertentu hanya untuk menyandang gelar guru tersebut.

Mengapa kita masih harus beLajar lagi, dalam rumah tangga ini? Karena belajar itu tak kan pernah selesai sampai nanti akhirnya kita melepaskan nafas terakhir tanpa dapat menhirupnya lagi. Karena tanpa pembelajaran, maka kita tak akan pernah sukses menempuh ujian-ujian yang diberikan Tuhan kepada kita, sebagai manusia.

Kadang diperlukan pembelajaran pemahaman watak, karena seseorang mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, maka kita perlu betul mengenal siapa orang-orang yang ada dalam madrasah kita ini. Kadang diperlukan pembelajaran menahan diri, karena kalo sama-sama keras kepala, suatu masalah yang timbul ga akan pernah dapat diselesaikan. Kadang diperlukan pembelajaran bersabar, karena tanpa sabar, yang ada hanya masalah-masalah lain yang tak kunjung terselesaikan. Kadang diperlukan pembelajaran tentang cinta, tentang hati, tentang diri, tentang dunia, tentang akhirat, tentang berbagi, tentang bersyukur dan yang lain-lainnya.

Lalu darimana pembelajaran itu kita dapatkan?

Kalau aku..pembelajaran itu dari pengaLaman..ini yang paling berkesan nantinya. Pembelajaran itu dari teman, mereka orang-orang disekitar kita. Orang-orang yang mungkin kita lihat sekilas tapi memeberikan makna besar dalam ingatan kita sebagai manusia. Pembelajaran itu mungkin dari buku, dari guru, dari mereka yang sudah lebih lama terjun ke dalam madrasah yang satu ini. Pembelajaran itu mungkin dari alam, dari dunia liar di hutan, di laut, di langit, di angkasa raya. Pembelajaran itu dapat kita temukan dimana-mana, dapat kita hirup dimana saja, seperti udara, seperti air hujan yang dapat begitu derasnya turun pada waktunya.

Pembelajaran itu untuk kita semua, sebagai bekal kita di keesokan harinya. Agar jika melakukan kesalahan, kita tak lagi mengulang kesalahan yang sama. Pembelajaran itu..semoga kelak menjadi tambahan pahala bagi kita.

-Solo-
Mengutip perkataan seorang sahabat : ” menjadi pembelajar sejati”

-Lawu expedition 2-

Lanjut yaaa…

Malam itu, kami shoLat, makan dan beristirahat di suatu tempat milik mereka yang memang tinggal di sana. Dinginnya, benar-benar dingin, hampir 10 derajat Celcius waktu itu kaLo ga saLah. Kemudian, besok paginyah..menikmati matahari terbit di atas gunung, merasakan dinginnya kabut, sampe sampe waktu bernafas aja ngeLuarin uap..(kaya di piLm-piLm itu). Terus kita jaLan-jaLan ke sendang....(duh, Lupa euy namanya), soalnya itu tempat yang ada air satu-satunyah di atas sana.

Singkatnya, seteLah sarapan dan beres-beres sedikit perlengkapan yang mau di bawa ke puncak Lawu (sisanya ditinggal di pos Hargo daLem), kita berangkat. kaLi ini ke puncaknya..Hargo DumiLah.. perjaLanan yang lumayan melelahkan, karena jalannya bener-bener nanjak...

Sampe di puncak.. Lha..kok biasa-biasa saja pemandangannya?? Cuma ada batu sebagai penanda puncaknya. Nah..ternyata oh ternyata.. kaLo mau nyari pemandangan yang bagus itu... harus jaLan Lagi ke (ga inget namanya), jadi kaya ujung dunia gitu tempatnya. Ada jalan setapak dari puncak ke tempat ini, dan dari sini..kita bisa meLihaaattt...gunung Lain yang dekat dengan Lawu..(merapi, merbabu, dan kawan-kawannya). Bisa liat kota-kota kecil yang harusnya ada, tapi ga bgitu kLiatan..saking keciLnya dan ketutupan kabut. Terus, kok aku ngrasa ngLiat ada Laut ya di sana,,hehehhh..(ntah ngawur ntah beneran ni pengLihatan).

seLese poto-poto dan menikmati angin puncak. Kita turun, kaLi ini Lewat pasar dieng,(pasar setan) katanya disini sering terjadi transaksi antara mausia dengan setan..(yang ini ga tau beneran apa gak). Tempatnya berupa padang ruput yang Luas, Luas banget..indah deh pokoknya,terus ngeLewatin menara yang disusun dari boToL-botoL (KaLeng apa kaca, ya..aku ga inget..T_T). Poto-poto disini, dan seteLah itu..menghabiskan hari di dekat hargo daLem.

Besoknya kita turun, pagi-pagi seteLah sarapan tentunya. kaLi ini Lewat Cemoro Sewu, karena jalannya cukup curam, tangga-tangga gitu kebanyakan. Tapi kan Lebih cepat perjaLanannya sampe bawah, Lagian semangatnya bener-bener terkumpuL lagi.hehehh. meLeawati hutan pinus, beberapa ada Lahan yang terbakar, meLewati ladang-ladang miLik penduduk Lokal, yang isinya worteL, kubis, dan sayuran Lainnya. meLewati satu titik, dimana kita bisa meLihat dari atas, teLaga sarangan dengan jeLas dan indahnya. Dan pemandangan indah Lain yang ga bisa diLupakan dengan mudahnya.

Nyampe Cemoro Sewu, kita leren sebentar, terus siap-siap puLanng..
Membawa sebuah pengaLaman baru yang tak mungkin terLupakan sepanjang usia..
Bahwa kami teLah meLihat dengan nyata, bukti ciptaan-Nya, bukti kuasa-Nya.

-Solo-
Aku ingin mendaki gunung Lagi, suatu hari nanti..^_^

Senin, 05 Oktober 2009

-VMJ 2-

kaLi ini mau mbahas tentang VMJ seri ke-2. kenapa? Karena semalem, saya tersadarkan oLeh sebuah pesan singkat seorang teman yang berhubungan dengan tema yang satu ini. Karena kayaknya saya punya beberapa catatan tentang yang satu ini di binder saya, jadi..kayaknya saya perlu menuliskan beberapa haL tentang ini. Kalo ada yang ga setuju, ga apa apa kok..kita kan berpendapat..dan pendapat itu ga harus sama..beda boleh, asaal satu tujuan..hehehhh...

Yang pertama, saya mau bahas peraturan saat kamu MERASA jatuh cinta terhadap seseorang..
Jangan percaya dengan keputusan dan tindakan kamu yang berhubungan dengan perasaanmu itu ketika lagi FIL..(Fall in Love)
Psikolog Swiss : Andreas Bartels mengungkapkan jatuh cinta menurunkan kecerdasan, karena jumlah sirkulasi darah ke otak berkurang banyak
Di depan Society for Neuroscience di University College London. Bartels mengatakan : banyak yang yakin jika cinta dan nafsu berbeda. Sehingga ia menemukan metode untuk membedakan cinta dan nafsu. (Diadakan percobaan, seorang pria diperlihatkan foto kekasihnya dan pada saat itu alat pindai di otaknya menunjukkan bagian otak mereka yang berbinar adalah yang berhubungan dengan keinginan seksual)- Tempo,260401 -

Jangan cepat percaya kalau dialah cintamu yang sejati
” Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” - QS.2:165 -

Jangan percaya dia mencintaimu sungguh-sungguh, betapapun kelihatannya
” Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong kepada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka” - QS.4: 120 –

Nyang ini agak Straight...
Pacaran untuk apa? Betulkah seperti itu dan berbagai proyek hidup kita akan hancur kalau ga melakukannya?
- QS.24: 2 -

Isi hidup Pranikah dengan karya
- Dzikrullah : QS.3:191,QS.3:28
- Puasa
- Sabar dan Shalat :QS. 2:153

Kenakan masker takwa untuk virus merah jambu. Berlaku untuk semua pancaindera dan jiwa.
- QS. 79: 40-41
- QS. 24: 30
- QS. 33: 32

Hehehh..kebanyakan Dalil ya? Lha biar jelas gitu sih maksudnya..ini juga jadi bahan koreksi diriku yang lama ga buka-buka binder special ini. Moga-moga yang baca notes ini ga ngerasa dihakimi..hehehhh..sebenernya masih banyak yang mau ditulis, tapi nulis kaya begini butuh pemikiran juga..hehehh. Akhirnyaa...

” Cinta itu memiliki dua mata pedang. Satu sisinya adalah rahmat dengan jaminan kesempurnaan agama dan sisi lainnya adalah gerbang fitnah dan kehidupan yang sengsara. Karenanya jatuh cinta membutuhkan kesiapan dan persiapan. Bagi setiap aktivis dakwah, bertanyalah pada diri sendiri, sudah siapkah jatuh cinta?”

-Dari berbagai sumber... untuk kalian semua, yang AKU CINTAI...Insya Allah karena-Nya


-Solo-
-Saat Tuhan memperkenankan dan menetapkan hatiku untuk BERHENTI-

Jumat, 02 Oktober 2009

-Lawu expedition-

Sebenernya sih, udah lama mau nulis note ini sejak pertama punya Blog. Tapi ternyata, waktu nyari-nyari catatan perjalanannya, lha kok udah ilang entah dimana. Haduh, ya sudah, jadi seingatnya saja lah..kalo ada yang mau nambahin bagian detilnya..ya, silakan..hehehhh..

Hari itu..hari jumat deh kalo ga salah..suatu siang di Bulan Mei 2005. (tanggalnya ga inget blass..) pokoknya waktu kakak kelas 3 lagi sibuk ujian, dan tenen-temen yang lain pada jalan-jalan ke Bali. Kami mengadakan acara pendakian puncak Lawu. Hahahhh.. pasti menyenangkan, pikirku. Mendaki gunung adalah suatu impianku sejak kecil, sampai-sampai berniat masuk Mapala kalo udah kuliah nanti..gitu impiannya,(sayang yang ini ga kesampean euy).

Siang itu, kami ber….( ga inget lagi…) 12 ato 14 orang ya? Nah, nyegat angkutan umum dulu buat disewa sampai suatu tempat yang namanya Cemoro kandang. Dari sini kita sholat ashar dulu, dan setelah itu memulai pendakian. Tentunya setelah ngurus ini itu ke orang-orang yang ngawasin pendakian Gunung Lawu. Di sana ketemu beberapa orang yang udah turun pendakian, duh..mukanya sumringah gitu deh..kayaknya ngerasa puas udah pernah menyaksikan satu keajaiban Tuhan yang nyata.

Kita berangkat..

Pendakian, pada awalnya seneng-seneng aja..
Nyanyi-nyanyi.. sampe lama-lama..capek euy..muLai ngos-ngosan..muLai haus..terus leren sebentar..jalannya muLai kerasa tajam tanjakannya…sebentar-sebentar istirahat..sampelah kita di Pos pertama..namanya kalo ga salah..pos..taman sari bawah..
Haduh..mulai ngos-ngosan sodara-sodara…tapi pemandangannya bagus banget..beneran..masih sesekali menikmati segarnya udara..
Naek lagi ke pos 2..yang ini namanya taman sari atas..Udah mulai senja..matahari juga sudah hampir terbenam seluruhnya..terus jalan sambil sesekali rehat..minum..dan sekedar meluruskan kaki yang cnut-cnut atao meluruskan pinggang yang kebanyakan bawa beban..hahahahh.. ..nyampe sini, langit udah gelap lap lap..dibantu penerangan senter deh buat nglanjutin perjalanan..

Naek lagi ke pos 3, buat nyampe sini, jalannya sempit..jadi udah saling renteng-rentengan make tongkat jalannya, biar tau jalan mana yang aman buat dilewatin..nah..pos 3 ini, namanya Sendang panguripan..(bener nggak ya namanya??). sampe sini, ketemu sajen gitu, soalnya disini adalah tempat yang dikeramatkan.

Naek ke pos 4, jalannya mulai nyeremin..asli..disini jalannya make tongkat sambil renteng-rentengan lagi..jalanan terjal dan gelap merupakan bahaya yang mengancam..pinggir-pinggirnya ga jarang jurang atopun bebatuan yang rawan longsor. Tapi selebihnya, berhasil dilalui..^^

Jalanan ke pos 5, kadang naik kadang turun..tapi…Sampe sini mulai ngerasa ga kuat nanjak lagi..pingin istirahat ato kemah disini dulu lah..lha capek banget euy…tapi sang pemimpin..duh..bilangnya 2 jam lagi, 2 jam lagi teruss…ampe akhirnya nyampe ke pos 5..

Pos 5 adalaaahhh…Hargo dalem..huahahahahhh..sampe sini, akhirnya mas arif sang pembimbing jalan kita, memutuskaaaaan untuk istirahat dulu…setelah sholat..acara selanjutnya adalaaahh tiduuurrrrr….

Lanjutannyaa…besok aku tulis lagi yaaaa…^^

-Solo-
Saat teringat indahnya Lawu itu..
(moga-moga kebakarannya cepet padam..)